Rabu, 03 Oktober 2018

Petani Kota Mojokerto Ubah Cara Tanam,Uji Coba Tehnik Jajar Legowo.

Mojokerto Kota-Area persawahan di Kota Mojokerto pada musim kemarau ini tetap berupaya produktif.Saat tanam kedua tahun ini,sejumlah petani mencoba tekhnik jajar legowo yang dipercaya mendongkrak produktivitas.Aktivitas penanaman di area persawahan tampak disejumlah tempat.Daerah kantong persawahan di Kota Mojokerto tampak ditumbuhi bibit & tanaman padi yang menghijau.Pemandangan itu bisa disaksikan di kelurahan Wates,Blooto hingga Jalan Benteng Pancasila.Di Wates,tampak jajaran petani tengah mengolah lahan.Mereka membajak tanah persawahan yang telah direndam air semalaman.Pembajakan menggunakan alat mesin pertanian,tidak lagi bajak bertenaga sapi atau kerbau.Hal senada juga tampak di Jalan Benteng Pancasila.Kendati tengah dikepung perniagaan & toko modern,petani setempat masih percaya diri menanam padi malah mereka menjajal telhnik baru,yakni telhnik jajar legowo.Sapari,petani setempat mengatakan pada musim taman kedua tahun ini,dirinya menjajal telhnik jajar legowo.Penggunaan tekhnik ini sangat berbeda dengan penanaman padi sebelumnya yang masih tradisional & berdasarkan feeling petani."Sistem ini diberi jarak & barisan,jarak 20 sentimeter & 40 sentimeter,"ujarnya dipinggir Jalan Benteng Pancasila.Dikatakannya,tekhnik ini baru pertama kali diterapkan.Usia tanaman padinya sudah sekitar satu bulan.tingginya selutut orang dewasa dengan barisan daun menghijau.Tanaman padi ini diberi barisan & diperlebar jarak antar barisan."Ini uji coba dari Dinas Pertanian,ini nanti hasilnya dibandingkan,"terang Sapari.Varietas padi yang digunakan Situ Bagendit,jenis padi kelas medium setipe dengan varietas Ciherang,tanggal penebaran pada  15 Juli & tanggal tanam 7 Agustus."Harapannya dengan tekhnik ini hasilnya bisa banyak.Tapi dilihat saja nanti waktunya panen.Ini nanti juga diadu dengan hasil petani di Trenggilis,"sambungnya.Dengan metode penanaman biasanya,Sapari menyebutkan,produktivitas padi mencapai 3 ton dengan luas lahan 300 boto atau alias 1 hektar..Lewat tekhnik baru ini diharapkan produktivitas padi melebihi biasanya."Kalau tekhnik ini bibitnya hanya pakai 20 kilogram,kalau biasanya 40 kilogram,memang lebih irit,"terangnya.(Di kutip dari Radar Mojokerto,Jawa Pos,Halaman 1,3 Oktober 2018).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label : KEGIATAN