Selasa, 03 Oktober 2017

Batik Masuk Kurikulum SMAN.

Setiap tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional.Hari itu dipilih karena padaa tanggal yang sama tahun 2009 lalu,UNESCO talah menetapkan batik sebagai warisan dunia berasal dari budaya asli Indonesia.Banyak cara yang dilakukan untuk tetap melestarikannya,salah satunya melalui dunia pendidikan.Di wilayah Mojokerto,ada beberapa sekolah yang sudah mulai melakukan edukasi seni membatik.Bahkan,beberapa di antaranya telah memasukkannya menjadi kurikulum wajib di sekolah.Di SMAN 1 Kota Mojokerto,misalnya terhitung mulai 4 tahun lalu seni membatik sudah masuk dalam kurikulum intra sekolah,bahkan seragam batik yang di kenakan siswa merupakan hasil kreatifitas dari pelajaran sendiri.Guru seni dan budaya SMAN 1 Kota Mojokerto,Cipta Sari mengatakan,batik masuk dalam mata pelajaran (mapel) seni dan budaya.Mapel tersebut khusus diajarkan pada siswa kelas X.Pada semester pertama,siswa di beri pengetahuan serta pengenalan tentang seni membatik."Pada semester genap siswa mulai praktik dengan mendesain batik,"ujarnya.Pada semester genap itu,siswa harus bisa menghasilkan 1 buah karya batik.Setiap siswa diminta membuat batik melalui media selembar kain berukuran 2m x 1,5mMenurutnya,kain yang baik sebagai media mmbatik adalah kain jenis primisima.Cipta menjelaskan,masing-masing siswa dibebaskan untuk membuatkan motif maupun desain sesuai dengan kreasinya.Tehnik batik yang diajarkan adalah batik tulis.Dalam prakteknya,siswa terlebih dulu membuat pola desain pada kertas,kemudian diterapkan pada selembar kain."Saat menggambar dikain menggunakan caanting dan malam,"tuturnya.Selanjutnya,motif batik yang diberi malam dilakukan pewarnaan,sedangkan untuk menghilangkan malam dilakukan pewarnaan sedangkan untuk menghilangkan malam,dilakukan dengan cara direbus.Cipta menambahkan,untuk proses pengeringan cukup dijemur atau diangin-anginkan."Hasil dari membatik terebut mereka gunakan untuk kelas XI dan XII,tuturnya.Pelajaran membatik hanya mendapat jatah 2 jam pelajaran dalam sepekan.Menurut dia,rentang waktu tersebut sebenarnya masih kurang untuk bisa menghasilkan karya batik yang baik.Sebab,sebagian siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda."Ada yang pertama langsung bisa,namun ada juga yang kurang tidak lancar hingga harus satu-satu diajarkan,"terangnya.Sementara itu Kepala Sekolah SMAN 1Kota Mojokerto,Suhariyono mengatakan,pelajaran membatik dimasukkan dalam kurikulum karena dengan tujuan menyiapkan anak didik yang tidak bisa melanjutkan Perguruan Tinggi agar memiliki keterampilan.Menurutnya,peneetapan pelajaran membatik masuk ke intra sejak 4 tahun yang lalu.Pasalnya,lembaganya ditunjuk sebagai sekolah kewirausahaan,sehingga para siswa tidak dituntut pandai dari sisi akademk,tapi juga mempunyai ketermpilan yang bisa digunakan dalam sehari-hari,selain itu juga sebagai upaya melestarikan batik.(Dikutip Radar Mojokerto 3 Oktober 2017)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label : KEGIATAN