Rabu, 06 September 2017
Mojokerto Punya Cerita,Majalah Bakti,Media Cetak Pertama Di Mojokerto.
Sementara itu pada awal tahun 1946 muncul sebuah media cetak yang terbit di Mojokerto.Besar kemungkinan sebuah majalah dengan nama "Majalah Bakti"adalah media massa pertama yang terbit di Mojokerto.Ayuhanafiq menjelaskan semenjak mojokerto menjadi Ibu Kota Jawa Timur,pemerintah Karesidenan Surabaya pimpinan Residen Soedirman yang membawahi wilayah Gresik,Sidoarjo,Mojokerto dan Jombang menempati lokasi yang sama di kantor Kota Mojokerto.Selain menjabat residen Soedirman juga ditunjuk sebagai Ketua Dewan Perjuangan Rakyat Indonesia(DPRI).DPRI dibentuk pada tanggal 15 November 1945 dan menetapkan R.Mohammad Mangundiorojo sebagai ketuanya yang kemudian digantikan oleh Soedirman."DPRI menghimpun semua kekuatan perjuangan dan laskar yang terlibat dalam pertempuran Surabaya".terangnya.Dalam kegiatannya DPRI berlaku layaknya pemerintahan darurat.Sebab,DPRI berhak mengeluarkan peraturan yang berlaku secara umum.Selain bergerak pada sektor militer,DPRI juga mengurusi semua sektor kegistan masyarakat dan tata niaga."Salah satu bidang dalam struktur DPRI juga ada yang membawahi penerbitan"terangnya.Dia menceritakan DPRI memiliki cukup dana hasil dari merampas uang di Bank Escompto Surabaya.Uang yang dirampas dari brankas bank itu kemudian dijadikan dana perjuangan yang pengelolaannya diserahkan pada PDRI Karesidenan Surabaya.Yuhan menyebutnya pada tanggal 17 Januari 1946,DPRI menerbitkan sebuah media cetak yang diberi nama Majalah Mingguan Bakti.Saat itu majalah memiliki tagline"Soeara Rakyat Api Perjoengan"Meski mengklaim sebagai majalah,akan tetapi tidak dilengkapi dengan gambar sebagai untuk cover depannya.Pada terbitan pertamanya halaman muka hanya tertera tajuk redaksi dengan judul"Kebaktian Warga Negara"dan dicantumkan pula bahwa majalah bakti dijual dengan hanya 75 sen.Tidak hanya itu dalam keterangannya juga tertulis bahwa Majalah Bakti memiliki alamat sementara di jalan Kabupaten Nomor 4,Nama jalan yang sekarang menjadi jalan Ahmad Yani.Sehinnga alamat tersebut berada di kantor Kabupaten Mojokerto saat ini."Sedangkan Majalah Bakti itu kemudian memiliki alamat tetap di Jalan Kediri atau sekarang Jalan Majapahit".paparnya.Majalah Bakti dapat beroperasi karena dukungan dana dari DPRI itu sendiri.Menurut Yuhan belum ada catatan pasti kapan majalah mingguan itu berubah menjadi media masa harian."Pada tahun 1947,Majalah Bakti sudah berganti nama menjadi Harian Bakti dengan terbit setiap hari"ulasnya.Dia menekankan penyematan Majalah Bakti sebagai media massa pertama di Mojokerto bukan tanpa alasan.Sebab tegas Yuhan Majalah Bakti bukan media cetak pindahan dari kota lain.Pada saat yang sama di Mojokerto memang sempat terbit koran yang digawangi oleh Ringo Danukusumo yang juga menjadi pengurus Persatuan Wartawan Indonesia(PWI).Namun koran itu merupakan media yang pindah dari Surabaya ke Mojokerto pasca dikuasai Inggris,tandasnya.Koran dengan nama "Suara Rakyat" itu kelak menjadi Surat Kabar Surabaya Post yang kini tidak terbit lagi.(Dikutip Radar Mojokerto 6 September 2017).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar