MOJOKERTO KOTA-Di Kelurahan Surodinawan,Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto,terdapat sebuah perkampungan kecil yang dinamakan Lingkungan Pekuncen.Wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Mojokerto ini menyimpan jejak sejarah panjang.Histori itu yang sampai saat ini masih terbukukan secara lisan.Catatan sejarah itu secara turun temurun menjadi sebuah warisan berharga dalam bentuk cerita rakyat.Setidaknya,cerita dibalik terbentuknya Lingkungan Pekuncen masih terkenang dalam memori KH Chusen Ilyas.Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Al Misbar,Dusun Karangnongko,Desa Mojoranu,Kecamatan Sooko,Kabupaten Mojokerto ini menuturkan bahwa Pekuncen dikenal dari sosok mubalighah keturunan asli dari kerajaan Tiongkok.Namanya dikenal dengan Pie Kuan Chen.Kedatangan perempuan dari negeri tirai bambu itu bukan sekadar hijrah ke tanah Jawa,tetapi juga sebagai juru dakwah dalam mensyiarkan agama Islam di bekas wilayah kerajaan Majapahit.Kiai Chusaini menceritakan,muslim peranakan Tionghoa itu dikenal sebagai saudagar kaya,ramah,dermawan,& mencintai warga pribumi.Khususnya pada orang-orang Jawa.Pie Kuan Chen kemudian memilih tinggal & menetap di sebuah kampung yang saat ini masuk wilayah Kelurahan Surodinawan,Kecamatan Prajurit Kulon,Kota Mojokerto.Bahkan,kiai kharismatik ini menyebut jika Pie Khuan Chen memiliki kelebihan yang tak biasa.Tidak hanya kemampuan keilmuan agama,tetapi sosok perempuan yang sangat dihormati warga Pekuncen itu konon juga mempunyai kesaktian."Kesaktian beliau saat itu terkenal mudah dalam melumpuhkan pesawat kompeni,"kenang Kiai Khusaini.Bersama rakyat pribumi,Pie Kuan Chen ikut melawan kolonilaisme yang dibawa Belanda ke Tanah Air.Meski memiliki peran cukup sentral,tetapi sosoknya memang tak terlalu terekspos kala itu.Seperti hal nya para pejuang kemerdekaan pada umumnya.Meski demikian,di mata sebagian ulama & pejuang,Pie Kuan Chen sudah banyak terdengar.Walau tidak terlalu nampak,tetapi patriotismenya dalam melawan penjajah dikenal sangat gigih."Setiap terbang atau melintas di atasnya,cukup dipandang atau seolah dijawil,pesawate wong londo seketika jatuh,"tutur Kiai yang akrab dipanggil Mbah Khusain ini.Maka tak heran jika Belanda harus berfikir 2 kali untuk melintas atau bahkan menyerang perkampungan Kelurahan Prajurit Kulon itu.Karena,pasukan kolonial pun tidak memandang Pekuncen sebelah mata.Tetapi dicatat sebagai salah satu wilayah di Kota Mojokerto yang patut diwaspadai.(Di kutip dari Radar Mojokerto,Jawa Pos,3 September 2020).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar