Senin, 14 Oktober 2019

WISATA PEMANDIAN SEKARSARI,DIKELOLA PEMKOT MOJOKERTO,BAKAL BENTUK UPT.

MOJOKERTO KOTA-Pemkot telah memastikan menggelontorkan anggaran untuk merevitalisasi Pemandian Sekarsari pada 2020 mendatang.Karena itu,pengelolaan akan sepenuhnya ditangani Pemkot Mojokerto.Sebagaimana diketahui,pembangunan Pemandian Sekarsari telah masuk dalam Kebijakan Umum Anggaran Plafon dan Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS).Tahun Anggaran (TA) 2020.Tak tanggung-tanggung pemkot bakal mengucurkan anggaran Rp 12 milliar."Renovasinya tahun depan dengan APBD"ungkap Wali Kota Ika Puspitasari.Sebelumnya kolam renang legendaris di Kota Onde-Onde ini dikelola oleh pihak kedua.Namun,hingga lebih dari 20 tahun berjalan,pemkot menilai jika pengelola melakukan wanprestasi.Karena kedapatan menunggak pembayaran retribusi hingga berujung diputus kontrak oleh pemkot.Ning Ita memastikan jika pengelolaan Pemandian Sekarsari ke depan akan ditangani pemkot.Pasalnya tempat wisata tersebut bakal dijadikan sebagai salah satu pengungkit Pendapatan Asli Daerah (PAD)."Mungkin cukup dengan UPT (Unit Pelaksana Teknis) dulu yang menangani"ulasnya.Di sisi lain,pemkot juga berencana melakukan pembentukan 'holding company'untuk menjadi pengelola induk dari sejumlah objek wisata di Kota Mojokerto.Ning Ita menilai,dengan pembentukan holding tersebut,pengelolaan akan berjalan lebih independen dan profesional layaknya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).Menurutnya,rencana tersebut masih tengah digodok terkait payung hukumnya."Aturan hukumnya coba kita kaji bersama dengan konsultan dan tenaga hukum.Itu opsi ketika nanti sudah banyak leading sektornya yang kita kerjakan"tandasnya.Sebagai tahap awal pembangunan Pemandian Sekarsari saat ini telah dilakukan pengerjaan menara air.Tower peninggalan zaman kolonial tersebut akan dipermak agar menjadi salah satu ikon baru di kota.Sentuhan fisik tersebut dilakukan melalui 'Corporate Social Responsibility'(CSR).Ning Ita menyebutkan,pihaknya telah menjalin kerja sama dengan salah satu penyedia operator seluler.Sesuai konsep awal,menara air yang menjulang sekitar 22 meter itu bakal disulap menjadi semacam tugu dengan gemerlap lampu hias.Tak hanya itu,ketinggiannya juga ditambah menjadi dua kali lipat dengan mahkota Tribuana Tungga Dewi di puncaknya."Nilai CSR sekitar Rp 1,7 milliar,tapi masih dihitung lagi"imbuhnya.Dimulainya pembangunan menara air juga berdampak pada tergusurnya kantor BAZNAS Kota Mojokerto.Orang nomor satu di lingkup pemkot ini menyebutkan jika telah memberikan opsi terkait tempat yang akan dijadikan sebagai relokasi kantor BAZNAS.Sejumlah tempat tersebut Di antaranya adalah menempati Graha Mojokerto Sevice City (GMSC) dan juga bergabung di kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Mojokerto."Itu alternatif untuk sementara saja,bukan pindah permanen.Nanti kalau ada penggabungan SOTK (Struktur Organisasi dan Tata Kerja).ada banyak pilihan.Bisa memanfaatkan kantor yang kosong"pungkasnya.(Dikutip Radar Mojokerto,14 Oktober 2019).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label : KEGIATAN