Binrohtal 621:Keteguhan Siti Masyitah (Pelayan Putri Raja Firaun).

Saat ngaji usai salat Duhur di masjid Polres Jombang,Senin (8/4),KH Khairil Anam Denanyar menceritakan keteladanan Siti Masyitah."Saat Isra Mikraj,Nabi Muhammad SAW sempat ditunjukkan makam yang baunya sangat harum.Ternyata itu adalah makam Siti Masyitah"jelasnya.Siti Masyitah adalah tukang sisir rambut putri Firaun.Suatu ketika,kala sedang menjalankan tugas,sisir yang dipegang masyitah jatuh.Dia pun mengucap 'inna lillah'.Putri Firaun kaget,Ternyata Siti Masyitah punya Tuhan lain selain ayahnya.Putri Firaun lantas mengadu pada sang ayah.Siti Masyitah diminta mengakui Firaun sebagai Tuhan,Namun dia tegas menolak.Firaun lantas menyiapkan hukuman berupa panci raksasa yang berisi air mendidih.Jika tak mau mengakui Firaun Tuhan.Masyitah dan keluarga akan dimasukkan dalam air mendidih tersebut.Yang dimasukkan pertama adalah sang suami.Masyitah tetap teguh pendirian.Berikutnya yang hendak dimasukkan adalah anaknya yang baru berumur tujuh bulan.Masyitah sempat bimbang.Dia tidak tega anaknya ikut jadi korban.Namun si anak justru berkata tegas agar ibunya tidak goyah pendirian.Si anak pun dimasukkan air mendidih.Disusul Masyitah."Atas keteguhan hatinya ini,Allah memberi balasan surga.Bahkan makamnya menjadi harum"jelasnya.Walaupun Firaun mengaku Tuhan,Nabi Musa tetap diperintahkan mendakwah dengan kata-kata yang lembut.Sebagaimana ditegaskan dalam QS Taha 44.Ini pelajaran bahwa dakwah kepada siapapun harus dengan kata-kata yang lembut.Berpegang teguh pada pendirian seperti Masyitah sangat bagus.Walaupun Allah menolerir,seandainya ada orang dipaksa seperti itu,lantas mengakui sebatas lisan.Namun hatinya tetap teguh pada keimanan.Sebagaimana ditegaskan dalam QS Annahi 106."Anak Firaun yang menyampaikan berita sehingga Masyitah dihukum,mendapatkan dosa seperti Firaun"tegasnya.Berita benar,jika dampaknya membuat orang lain celaka,sebisanya harus ditutup.Apalagi jika berita itu hoax dan merugikan orang lain.Maka sama sekali tak boleh disebarkan.(Dikutip Radar Jombang,9 April 2019).