Mengutip riset Kesehatan Dasar 2018,angka penderita kanker di tanah air makin meningkat.Dari 1,4% pada tahun 2013,naik menjadi 1,8%.Yang diserang bukan hanya dewasa atau lansia.Anak-anak pun rawan menjadi sasaran penyakit ganas tersebut.Begitu diagnosis kanker ditegakkan,pasien & keluarga membutuhkan penanganan tim paliatif.Jenis perawatan itu diberikan kepada pasien dengan penyakit kronis,salah satunya kanker.Bukan hanya pasien kanker dewasa,perawatan paliatif diberikan kepada pasien kanker anak.Dokter Maria Christina Shanty Larasati SpA (K) menuturkan,perawatan paliatif memiliki tujuan utama meningkatkan kualitas hidup pasien.Perawatan paliatif pada anak-anak tidak sama dengan orang dewasa."Kebutuhan fisiologis & psikologisnya berbeda,anak ini bukan little adult,"tegasnya.Perawatan paliatif dilakukan secara simultan,bersamaan & holistik.Mendukung kebutuhan fisik,psikis, & spiritual pasien.Selain kepada pasien,perawatan paliatif kanker anak diterapkan kepada orang tua atau keluarga.salah satunya adalah memberikan konseling serta pendampingan."Ada fase orang tua masih denial & tidak bisa menerima kondisi anaknya.Juga akan ada konseling bagaimana menyampaikan kondisinya kepada sang anak itu sendiri,"jelas spesialis anak RSUD dr.Soetomo Surabaya tersebut.Perawatan itu melibatkan tim dengan beragam latar belakang disiplin ilmu.Selain dokter yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien kanker,ada psikolog,psikiater bahkan rohaniawan.Perawatan paliatif dilakukan sampai pasien sembuh atau sampai pasien meninggal dunia."Targetnya adalah membebaskan pasien dari rasa nyeri,sehingga kalau meninggal pun tidak dalam kondisi kesakitan,"kata Shanty.Banyak rumah sakit yang menyediakan perawatan iu.Salah satunya RSUD dr.Soetomo Surabaya.Beberapa lembaga atau yayasan mendukung perawatan paliatif diantaranya Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia & Yayasan Paliatif Surabaya.Dari aneka kasus kanker pada anak,nyaris sepertiganya adalah kanker darah atau leukimia.Menurut dr.Made Putra Sedana SpPD KHOM,penyakit tersebut ditandai dengan leukosit yang cenderung naik.Prinsip itu berlaku pada leukimia akut atau kronis."Pembedanya,leukimia akut atau mendadak juga disertai penurunan jumlah sel darah merah & trombosit.Sekilas,sering disangka demam berdarah,"ungkapnya.Keduanya bisa didiagnosis lewat pemeriksaan laboratorium setelah didiagnosis,pasien leukimia mutlak menjalani kemoterapi."Tujuannya,mematikan sel darah putih berlebih agar kembali seperti normal,"jelas konsultan penyakit darah & kanker RS Adi Husada Undaan,Surabaya tersebut.Kemoterapi pertama dilaksanakan sepekan berturut-turut.Tahapan itulah yang kerap memicu keluhan tidak nyaman,mual,hingga kerontokan rambut.Jika setelah 28 hari ternyata leukosit masih tinggi,siklus kemoterapi akan diulang."Kalau hasil baik,pasien bisa melakukan transplantasi sum-sum,"urai dosen FK Universitas Airlangga Surabaya tersebut.Lantaran mahal,pengobatan biasanya dilanjutkan dengan konsolidasi,yakni pemberian obat kemoterapi dosis tinggi setiap 3 bulan.Menurut Made,terapi disertai menjaga pola hidup sehat serta kontrol rutin wajib dilakukan.Memang,kondisi pasien tidak bisa sembuh total."Harapnnya,anak tetap bisa beraktifitas seperti sebayanya,"tegas Made.
========================Gangguan Datang Sepaket=============================
Terdapat beberapa tanda kanker yang terlihat pada anak-anak."Gejala itu tidak hanya satu,tapi merupakan kumpulan,"kata dr Bambang.Jika anak anda mengalami gejala atau keluhan tersebut,CHILD CANCER,bawalah ke dokter.
-Continued Unexpalined Weight Loss
Terjadi penuruanan berat badan secara terus menerus secara perlahan.Bambang menegaskan,munculnya kondisi itu tidak berarti anak sudah pasti sakit kanker.Diperlukan tanda-tanda lain & pemeriksaan lebih lanjut.
-Headachest
Utamanya sakit kepala yang disertai muntah saat pagi.
-Incriased Swelling
Terjadi peningkatan pembengkakan atau timbul rasa nyeri pada tulang,persendian,punggung & kaki.
-Lump or Mass
Munculnya benjolan,terutama di bagian perut,leher,dada,panggul,atau ketiak
-Development of Excessive Bruising,Bleeding,or Rash
Muncul memar,pendarahan,serta ruam yang berlebihan atau tak biasa
-Constant Infection
Anak sering sakit,penyakitnya bisa berganti-ganti terutama mengalami penyakit infeksi.Anak yang sering sakit berarti daya tahan tubuhnya rendah.
-A Withish Color Behind The Pupil
Orang tua harus waspada jika terjadi perubahan pupil pada mata anak apalagi jika mata anak memiliki bintil putih dibangian tengah sehingga tampak seperti mata kucing.Dikhawatirkan terjadi retinoblastome/kanker mata.
-Nausea Which Persists Or Vomiting Without Nausea
Anak mual berkelanjutan atau muntah tanpa mual,terkadang disertai kejang-kejang.
-Constant Tiredness Or Noticable Paleness
Anak sering merasa lemas,tidak bertenaga,serta merasa capek,padahal diusianya,anak sedang aktif-aktifnya bergerak.
-Eye Or Vision Changes
Terjadi perubahan penglihatan secara tiba-tiba & bertahan,misalnya pandangan menjadi kabur atau penglihatan menjadi gelap,lalu terang.
-Recurrent Or Persistent Fever
Suhu tubuh naik berulang atau berkepanjangan tanpa sebab yang jelas.
---------------------------------Pembuka "Kunci" Kanker Anak-------------------------------------------
Prof.Bambang Permono,SpA(K) pakar kanker anak yang berpraktek di Siloam Hospitals Surabaya menuturkan,10% kematian pada anak-anak di Indonesia disebabkan oleh kanker.paling banyak dialami anak berusia 2-5 tahun.Bambang mengatakan,ada beberapa faktor yang mampu membuka kunci alias pemicu kanker.
-Lingkungan
Terdengar klise.Lingkungan yang menghasilkan gas buang,penggunaan pupuk kimia & Insektisida secara masal bisa memicu kanker pada anak.
-Nutrisi
Kurang baiknya asupan nutrisi untuk anak misalnya mengonsumsi makanan yang mengakibatkan protein terpecah dengan tidak lengkap contohnya,kebakaran.Ketika proses pembakaran protein yang terkandung terpecah tidak sempurna sehingga menimbulkan kanker.Selain itu,konsumsi MSG & Fast Food.
-Stress
Tidak hanya bagi orang dewasa,stress juga menjadi faktor pemicu kanker pada anak-anak.Terutama pada usia tumbuh kembang 2-5 tahun.Stress pada anak bisa terjadi akibat komunikasi yang salah antara orang tua & anak.
(Di kutip dari Jawa Pos,Health For Her,15 Januari 2019).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar