Rabu, 17 Oktober 2018

Simbol Budaya Bahari,Diapresiasi UNESCO Djuhari Witjaksono,38 Tahun Geluti Kerajinan Miniatur Perahu.

MOJOKERTO KOTA-Melestarikan kebudayaan tidak selalu diwujudkan dalam bentuk ritual.Pembuatan benda antik ternyata juga bisa disimbolkan sebagai cara merawat seni dan budaya.Termasuk miniatur perahu yang telah menjadi ikon kerajinan Kota Mojokerto.Usia tak menghalangi seseorang untuk terus berkreasi.Meski fisik telah berubah,namun insting diasah secara kontinu.Apalagi,kreativitas tersebut mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah yang tak sedikit.Sehingga dapat dinikmati untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.Upaya tersebut yang terus dipegang Djuhari Witjaksono,warga Jalan Brawijaya,Kelurahan Miji,Kota Mojokerto.Dia konsisten menciptakan miniatur perahu pinisi sebagai kerajinan khas Kota Onde-Onde,berkiprah sejak 1980,pria 89 tahun ini terus berkarya dalam membuat kerajinan miniatur kapal.Utamanya perahu berbentuk pinisi sebagai transportasi asli peninggalan nenek moyang Bangsa Indonesia."Selain bagian dari budaya bahari Indonesia,perahu memiliki filosofi hidup,kalau mempunyai cita-cita jangan sampai berhenti di tengah jalan.Sama halnya jika diibaratkan dengan perahu,ketika berlayar harus sampai pantai"ungkapnya.Djuhari mengungkapkan,dalam pembuatan miniatur perahu,dirinya juga kerap memadupadankan berbagai bahan baku.Di antaranya,kayu jati dan kayu mahoni yang menurutnya sesuai dengan bahan baku pembuatan perahu masyarakat Indonesia.Sehingga,dinilai cukup bisa melambangkan kelestarian budaya bahari Indonesia."Tangan saya tinggal membentuk kayu-kayu itu menjadi sebuah perahu"tuturnya.Djuhari ternyata tak hanya melayani pembuatan miniatur perahu dalam ukuran kecil.Ia juga kerap menerima pesanan perahu dengan ukuran besar hingga 20 meter.Untuk satu kapal,proses pembuatannya tak bisa dipatok atau tergantung besar kecilnya pesanan.Untuk kapal ukuran 20 meter,Djuhari bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan."Saya juga bisa menerima pembuatan perahu yang bisa berlayar.Tetapi yang mengerjakannya bukan saya.Karena saya bukan lulusan teknik perkapalan.Saya hanya mendesain"jelasnya.Untuk harga,ia mematok dengan harga bervariatif.Mulai terendah hingga tertinggi,tergantung dari ukuran dan tingkat kerumitannya.Untuk jenis perahu,pembeli bisa memesan sesuai keinginan.Berbagai perahu pun telah ia ciptakan sesuai permintaan.Di antaranya :
-Perahu layar Mojopahit.
-Bahtera Nabi Nuh.
-KRI Irian.
-Perahu layar Sriwijaya.
Pembeli juga dapat memesan kemasan kapalnya.Biasanya kapal dikemas menggunakan akuarium atau botol.Kalau kapal ukuran besar mungkin agak sedikit rumit jika dikemas"tambahnya.Meski hanya menjual miniatur di kediamannya,Djuhari tak merasa susah dalam memasarkannya.Pasalnya pelanggannya sudah menjangkau mancanegara."Sementara ini saya hanya menjual di rumah,Sebab para pelanggan sudah tahu rumah saya.Kalau mancanegara yang paling banyak dari Jepang,Korea,Belanda,dan Timur Tengah.Kalau Indonesia dari Ambon,Aceh dan Papua.Beberapa karya miniatur saya juga ada di beberapa museum"tuturnya.Beberapa karya Djuhari juga diapresiasikan oleh tokoh dan instansi.Bahkan,dia juga pernah mendapat penghargaan dari UNESCO."Mendapat dari Wali Kota Mojokerto,Gubernur Jawa Timur,Instansi Negara,sampai dari UNESCO"pungkasnya.(Dikutip Radar Mojokerto 17 Oktober 2018).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label : KEGIATAN