Sabtu, 13 Oktober 2018

Balita Rentan Terserang "Pneumonia",Sebagian Besar Dipicu Akibat Debu Bertebangan.

MOJOKERTO KOTA-Memasuki puncak musim kemarau saat ini,kondisi cuaca ekstrim membuat banyak warga yang mulai terserang penyakit pernafasan,salah satu kasus tertinggi adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut/ISPA.Meski gejalanya mirip dengan flu,namun penyakit tersebut bisa menjadi awal dari datangnya pneumonia.Kabid Pencegahan & Penanggulangan Penyakit/P2P Dinas Kesehatan Kota Mojokerto dr.Sri Wahyuni S mengungkapkan,pneumonia adalah penyakit infeksi yang menyerang jaringan paru-paru.Dari kebanyakan kasus itu diawali dari gejala ISPA."Pneumonia adalah ISPA yang sudah berat,"terangnya.Kewaspadaan harusnya lebih ditingkatkan,terutama pada saat musim kemarau seperti yang terjadi saat ini.Selain cuaca yang sangat terik,hembusan angin juga memicu debu berterbangan.Debu yang masuk melalui saluran pernafasan itulah yang kemudian memicu orang terjangkit ISPA."Debu kan bisa berasal dari mana saja bisa dari sampah,tinja,maupun tercemar bakteri yang lain,"ujarnya.Dia menjelaskan,ISPA merupakan gejala batuk,pilek & panas namun jika tidak segera tertangani dapat berpotensi mengalami gejala pneumonia.Saat sudah terjadi pneumonia,pada umumnya kan terjadi gejala nafas cepat.Kondisi itu lantaran infeksi yang semula hanya menyerang saluran nafas bagian atas kemudian menjalar masuk ke bagian bawah & menyerang jaringan paru sehingga organ yang berfungsi sebagai tempat pertukaran oksigen yang disebarkan ke seluruh tubuh itu akan terganggu."Makanya penting untuk melakukan deteksi dini pneumonia ,"tandasnya.Penyakit pneumonia sebenarnya mampu menyerang usia berapa saja,akan tetapi potensinya lebih besar terjangkit pada usia balita.Untuk itu,setiap bayi yang mengalami gejala batuk maupun pilek akan dilakukan deteksi dini dengan cara hitung nafas.Dia merincikan,pada bayi usia 0-1 tahun frekwensi nafas normal antara 30-60 kali/menit,sedangkan usia 1-3 tahun berkisar 24-40 kali/menit,sementara usia 3-5 tahun kurang lebih 12-34 kali/menit."Kalau lebih dari jumlah tersebut,bisa jadi gejalanya sudah mengarah ke pneumonia,"terangnya.Deteksi dini penting dilakukan untuk keselamatan balita,sebab jika terlambat ditemukan,bayi yang mengalami gejala kulit tubuh yang membiru.Menurutnya,kondisi itu merupakan tanda bahwa tubuh bayi yang sudah mengalami kekurangan oksigen."Deteksi dini dengan hitung nafas baiknya harus dilakukan harusnya harus dilakukan oleh masyarakat & juga faskes tingkat pertama,sehingga dapat ditemukan lebih awal,"imbuhnya.Setidaknya,kewaspadaan itu lebih ditingkatkan pada sepanjang kemarau ini.Sebagaimana diketahui,sepanjang Juni-Agustus ini Dinkes mencatat ada 1.744 kasus ISPA sebagian besar dipicu karena debu yang tercemar & masuk kedalam saluran nafas."Pencegahan bisa dilakukan dengan memakai masker & menjaga kebersihan tubuh maupun lingkungan,"pungkasnya.(Di kutip dari Radar Mojokerto,Jawa Pos,13 Oktober 2018).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label : KEGIATAN