MOJOKERTO-Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus melakukan upaya pencegahan terorisme.Kali ini,kalangan lurah dan kepala desa (kades) diajari mendeteksi dini paham radikalisme dan teroris di lingkungannya.Kasi Partisipasi Masyarakat BNPT Letkol Laut Setyo Pranowo,mengatakan para pelaku teror dan gerakan radikalisme kini bergerak tidak terang-terangan.Mereka banyak menggunakan media sosial (medsos) untuk mempropagandakan ajarannya.sekaligus melakukan rekrutmen."Penekanan kita adalah pergerakan mereka yang tidak terang-terangan,yakni lewat medsos,ini yang menjadi konsen kita.Sehingga agar medsos diwaspadai terutama pelajar.lewat game ujung-ujungnya akses"ungkapnya selepas menjadi pemateri melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorsme (FKPT) Provinsi Jawa timur dalam seminar Penguatan Aparatur Kelurahan dan Desa dalam Pencegahan Terorisme,di Hotel Grand Whiz Trawas,kemarin (2/8).Dalam acara yang bertemakan "Penguatan Aparatur Kelurahan/Desa untuk Pencegahan Terorisme"itu diikuti lurah dan kades di 4 kota/kabupaten.Yakni,Kota Mojokerto,Kabupaten Mojokerto,Kabupaten Sidoarjo,dan Kabupaten Jombang.Letkol Laut Setyo Pranowo mencontohkan,dalam medsos tersebut ada tawaran pekerjaan menjadi sopir di Suriah dengan iming-iming gaji besar.Sehingga,pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Informasi dan Komunikasi (Komeninfo)."Kita juga melakukan langkah pencegahan,dengan setiap minggu menggelar kegiatan di kota berbeda dan menggandeng sejumlah instansi.Untuk cirinya sendiri,intoleran,fanatik,eksklusif.Jika ada yang seperti itu harus dicermati.Mereka tidak mau berinteraksi,jika mau bisa diajak diskusi"katanya.Mereka mendorong kelurahan/desa untuk menjadi garda depan dalam upaya deteksi dini terorisme dan aliran paham radikalisme di lingkungannya.Aparatur di bawah tersebut sebaliknya memberikan pencerahan ke masyarakat.Namun jika aparat tidak mampu maka bisa melapor ke BNPT apalagi terlibat jaringan.Sehingga kades diharapkan tahu dan bisa melakukan deteksi dini jika ada penyebaran terorisme."Caranya di lingkungan sendiri itu harus dideteksi.Jangan sampai gajah di pelupuk mata tidak tahu karena penyebarannya ada di mana-mana.Sehingga semua daerah perlu diwaspadai.Ini yang kita harapkan ke kades.Sehingga saat keluar dari sini bisa tahu ciri dan melakukan deteksi dini di lingkungan masing-masing"bebernya.Acara tersebut dipaparkan pula seluk-beluk terorisme,pergerakan perkembangannya hingga cara menaggulanginya.Dua narasumber dihadirkan yakni Kasi Partisipasi Masyarakat BPNT Pusat,Letkol Laut Setyo Pranowo.Selain itu,juga Profesor Achmad Zainuri,akademisi Universitas Isslam Negeri (UIN) Sunan Ampel,Surabaya.
(Di kutip dari Radar Mojokerto,Jawa Pos,3 Agustu 2018).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar