Rabu, 07 Februari 2018

Mojokerto Punya Cerita:Mengenang Kejayaan Gedung Bioskop di Mojokerto,Tertua Rexx,Jujukan Hiburan Kaum Elite.

Gedung bioskop merupakan penanda kota pada masa lalu.Hampir semua kota berdiri gedung bioskop.Tak terkecuali di Mojokerto.Bahkan,keberadaan tidak hanya di perkotaan,tetapi juga muncul di kawasan pedesaan sebagai sarana hiburan masyarakat.Bioskop mengalami masa kejayaan sejak masa penjajahan hingga pasca kemerdekaan.Namun seiring kemajuan teknologi elektronik,eksistensinya mulai meredup karena kalah bersaing dengan televisi hingga kaset video.Salah satu jaringan bioskop tertua yang beroperasi di Mojokerto adalah bioskop Rexx.Lokasi gedung bioskop Rexx Mojokerto ada di sisi barat daya alun-alun.Gedung tersebut berdiri sejak era kolonial Belanda.Diperkirakan dibangun sekitar tahun 1930-an.Jika dilihat segi bangunan,gedung bioskop tersebut merupakan sarana hiburan bagi kelas elite.Tempatnya juga didesain sebagai gedung pertunjukan yang multifungsi.Di samping itu,bioskop juga dikelola sebagai bagian jaringan bisnis Rexx.Jaringan bioskop yang mirip dengan Cinema 21 sekarang.Sejarahwan Ayuhanafiq,menceritakan meski bernama resmi bioskop Rexx,namun orang seringkali menyebutnya sebagai bioskop "sirene".Menurutnya,nama yang dikaitkan dengan keberadaan sirene yang ada di dekat gedung tersebut.Letaknya tiang sirene ada di perempatan selatan alun-alun atau berada di timur gedung bioskop tersebut."Tiang sirene didirikan untuk memberi tanda bahaya buat kota.Misalnya saat ada serangan udara"ungkapnya.Dengan adanya tanda sirene itu,maka warga kota bisa siaga untuk segera menyelamatkan diri.Gedung bioskop Rexx didesain multifungsi.Selain untuk sarana menonton flim,bisa juga dipakai pertunjukan kesenian rakyat.Kursinya yang dibuat bertingkat dan audio yang terpasang cukup memadai.Di depan layar ada ruang yang lumayan luas untuk pementasan kesenian.Selain itu pada bagian belakang ada balkon penonton sebagai ruang VIP.Pantas saja,kala itu keberadaannya diharapkan memberikan hiburan bagi publik kelas menengah atas.Sebab,Kota Mojokerto dihuni sekitar dua ribuan warga Belanda dan tujuh ribuan warga etnis Tionghoa.
Pak Yuhan,menuturkan pada masa perang,gedung bioskop juga dimanfaatkan untuk sarana sosialisasi kebijakan.Setidaknya,Belanda & Jepang menjadikan film propaganda untuk mencari simpati penduduk pribumi."Pesan atau imbauan di berikan sebelum film di putar atau pada pertengahan film,"terangnya.Ketika revolusi terjadi,gedung bioskop seolah mengalami mati suri.Tidak ada lagi film yang di putar.Pasalnya,gedung bioskop lebih banyak dialih fungsikan untuk kegiatan sosial & rapat-rapat perjuangan,hingga akhirnya pasca perang kemerdekaan secara perlahan industri film mulai menggeliat kembali.Akan tetapi,jaringan boskop Rexx sudah tidak lagi beroperasi lagi."Bioskop Rexx berubah menjadi bioskop Indra"ujarnya.Pak Yuhan,menyebutkan,beberapa dekade kemudian,bioskop kemudian mengalami masa kejayaan.Hal itu ditandai dengan berdirinya gedung bioskop lainnya.Di antaranya,bioskop Garuda yang lokasinya berada di utara Alun-Alun Kota Mojokerto.Kemudian disusul gedung bioskop Ratna dan juga bioskop Brantas.Terakhir lahir bioskop yang bertempat di pertokoan Mojo Indah Plasa serta pusat perbelanjaan Kranggan,(Dikutip Radar Mojokerto 7 Februari 2018).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label : KEGIATAN