Rabu, 06 Maret 2019
DLH KOTA MOJOKERTO WACANAKAN LARANGAN PENGGUNAAN PLASTIK,DI PERKANTORAN KURANGI PRODUKSI SAMPAH.
MOJOKERTO-Semakin meningkatnya jumlah produksi sampah di Kota Mojokerto membuat pemkot harus memutar otak untuk segera mengendalikan.Tahun ini,Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bakal menggulirkan kebijakan untuk mengurangi sampah,khususnya yang berasal dari jenis plastik.Kepala DLH Kota Mojokerto Ikromul Yasak,memaparkan produksi sampah di kota telah menyentuh 70 ton per hari.Dari jumlah tersebut,hampir 10 persen merupakan sampah dari bahan plastik."Yang sekarang sangat urgent itu mengurai sampah plastik"terangnya.kemarin (28/2).Dia menjelaskan,plastik merupakan jenis sampah yang membutuhkan waktu sangat lama untuk bisa terurai.Di samping itu,sampah tersebut juga berdampak pada pencemaran lingkungan dan menyebabkan tersumbatnya saluran air.Yasak menyatakan,sampah itu kebanyakan bersumber dari kantong plastik atau kresek,botol minuman,hingga berbagai kemasan makanan konsumsi.Untuk itu,sebut dia harus segera dilakukan upaya dan gerakan guna mengurangi sampah plastik."Sampah plastik harus dikendalikan"paparnya.Menurutnya pihaknya akan mengkaji untuk meminimalisir penggunaan makanan dan minuman (mamin) yang dikemas dalam plastik.Terutama di lembaga perkantoran di bawah pemkot.Mulai tahun ini,DLH menerapkan pelarangan untuk menggunakan mamin plastik sekali pakai.Namun kebijakan itu dimulai di internal DLH."Sebagai langkah awal,kita memaksa pegawai di sini (DLH) dulu.Ke depan bisa kita perluas lagi,atau bahkan bekerja sama dengan pihak swasta"tandasnya.Menurut Yasak,pengurangan penggunaan plastik dapat dilakukan dengan tidak memakai kantong kresek saat berbelanja.Melainkan harus membawa kantong belanja sendiri.Selain itu,dalam acara rapat maupun pertemuan resmi,tidak lagi menggunakan air mineral dalam kemasan."Setidaknya upaya itu bisa mengurangi sampah plastik"imbuhnya.Pak Yasak menambahkan selain diterapkan saat lingkup pekerjaan,hal itu juga dapat dilakukan sehari-hari.Di samping itu,pihaknya juga menargetkan seluruh Rukun Warga (RW) di Kota Onde-Onde memiliki bank sampah.Saat ini dari 180 RW,masih ada 125 RW yang belum memiliki bank sampah.Sebagaimana diketahui,DLH mencatat,volume sampah yang masuk TPA Randegan dalam kurun waktu enam tahun terakhir meningkat hampir dua kali lipat.Pada tahun 2013 lalu,jumlah rata-rata sampah yang dibuang di TPA Randegan sebanyak 169 meter kubik per hari.Dua tahun berikutnya bertambah menjadi 2018 meter kubik per hari.Volume kembali terus naik tiap tahun,hingga 2018 lalu menyentuh 283 meter kubik per hari.Sampah yang masuk tersebut berasal dari 18 tempat pembuangan sampah (TPS) akhir di seluruh kelurahan (Dikutip Radar Mojokerto,1 Maret 2019).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar