JAKARTA-Kementerian Kesehatan / Kemenkes memprediksi bulan ini kasus demam berdarah dengue / DBD tetap tinggi.Pemicunya adalah sanitasi yang buruk saat hujan tinggi.Telur nyamuk aedes aygepty memang cepat berkembang pada musim hujan.Karena itu,pemberantasan sarang nyamuk/PSN harus digiatkan.Direktur Pencegahan & Pengendalian Tular Vektor & Zoonosis Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengingatkan,masyarakat perlu tahu dimana saja tepat bisa menjadi sarang nyamuk yang harus dikenali,terutama dirumah kita.Masyarakat harus mengetahuinya agar tidak salah sasaran dalam memberantas sarang nyamuk,"katanya.Tempat yang bisa jadi sarang nyamuk dirumah adalah :
-Bak mandi & toilet
-Tempat penampungan air
-Jebakan semut
-Air pembuangan kulkas
-Tempat minum burung
-Air bekas dispenser
Menurut dia,tempat-tempat itu sangat berpotensi menjadi sarang nyamuk.Masyarakat diimbau untuk tidak membiarkan air tergenang di tempat-tempat tersebut."Bak mandi harus lebih sering dikuras agar tidak ada jentik nyamuk.Ada jentik berarti kita terancam demam berdarah"ucapnya.Satu jentik betina,lanjut dia,dalam 12-14 hari akan berubah menjadi nyamuk dewasa.Satu nyamuk betina dewasa sekali bertelur menghasilkan 100-150 butir telur.Dalam sebulan,nyamuk bisa menghasilkan 400-600 butir telur.Telur nyamuk bisa bertahan atau tidak menetas selama 6 bulan karena tidak menyentuh air.Hujan,menurut dia,mampu mempercepat menetaskan telur nyamuk.Kepala Bidang manajemen Observasi Meteorologi Penerbangan BMKG Hary Tirto Djatmiko mengatakan,tahun ini sebagian wilayah Indonesia memiliki curah hujan lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun lalu.Khususnya pada periode Januari-Februari.Dia mengakui,tingginya kasus DBD belakangan ini ikut dipengaruhi curah hujan yang tinggi."Tapi saya tegaskan curah hujan di setiap daerah berbeda-beda,"kata dia.Untuk Pulau Jawa,diperkirakan curah hujannya masih tinggi.Data prakiraan BMKG menyebutkan,hujan lebat masih bakal terjadi di Pulau Jawa hingga 8 Februari.Kondisi serupa terjadi di Bali,NTB,& NTT.Selanjutnya,di Sulawesi Utara,Sulawesi Tenggara,& Sulawesi Tengah.Pemicu hujan lebat itu,antara lain,terdapat sebuah bibit siklon tropis di Teluk Carpentaria & Siklus siklonik di Kalimantan Barat.Terkait dengan pengaruh cuaca terhadap DBD,Hary mengatakan bahwa BMKG menyajikan permodelan yang bisa diakses di dbd.bmkg.go.id.Pemodelan tersebut menyediakan prediksi angka insiden DBD per 100 ribu penduduk."Saat ini baru untuk wilayah DKI,"katanya.Tidak tertutup kemungkinan pemodelan itu dikembangkan ke provinsi lainnya.Melihat hasil pemodelan BMKG tersebut,untuk periode Februari hingga Maret,wilayah Jakarta Utara & Jakarta Pusat masuk kategori aman DBD.Kondisi aman itu,antara lain,ditunjukkan dengan angka inden DBD kurang dari 3.Sementara itu,Jakarta Timur,Jakarta Selatan & Jakarta Barat masuk wilayah waspada dengan insiden DBD 3-10.Dirjen Pencegahan & Pengendalian Penyakit Kemenkes Anung Sugihantono mengatakan,tren & sosial determinan belum berubah.Karena itu,dapat dimungkinkan jumlah pasien pada Februari tahun ini lebih tinggi daripada Februari tahun lalu.Vaksin untuk mencegah DBD pun sudah ada,namun menurut Anung,Kemenkes tidak mengeluarkan kebijakan untuk melakukan vaksinasi.Alasannya,membaca hasil di Filipina,keamanan & kualitasnya masih diragukan.(Di kutip dari Jawa Pos,4 Februari 2019).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar