Selasa, 07 Agustus 2018

Binrohtal 459 : Haji STMJ (Sabar,Tawakkal,Musyawarah & Jihaddunnafsi/memerangi nafsu)

saat ngaji usai Shalat Dhuhur di masjid polres Jombang,Senin (6/8) KH Chairil Anam Denanyar menjelaskan haji mabrur.Dengan kriteria bagaimana di sebut dalam QS Al Baqarah 197 yakni tidak rofats,tidak fasik,tidak jidal & membawa bekal utama berupa takwa."Bekal haji mabrur ini bisa disingkat STMJ,"tuturnya.
-Pertama S,yang berarti Sabar.Menahan diri untuk tidak mengeluh terhadap sesuatu yang tidak enak yang menimpa diri."Allah SWT memberi ujian kepada siapapun termasuk jamaah haji,ujian itu tujuannya tidak lain untuk mengangkat derajat manusia menjadi lebih tinggi jika bisa sukses menghadapinya,"jelasnya.Ujian enak dihadapi dengan syukur,ujian tidak enak dihadapi dengan sabar.Ujian yang dihadapi oleh para jamaah haji bermacam-macam."Mulai cuaca yang ekstrim,sakit,hingga masalah antre di kamar mandi & antre ketika mau naik kendaraan,"bebernya.Hal seperti itu bila tidak dihadapi dengan sabar yang terjadi adalah marah-marah keluar ucapan kotor bahkan sampai terjadi pertengkaran antar jamaah.Makanya Allah SWT mengingatkan dalam QS Al Baqarah 197,barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu untuk berhaji maka tidak boleh rofats,berbuat fasik & berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.
-Kedua T alias Tawakkal.Memasrahkan segala urusan sepenuhnya kepada Allah SWT maksudnya setelah urusan-urusan yang terkait dengan pelaksanaan haji dipenuhi,mulai dari biaya perjalanan,biaya hidup yang ditinggalkan,urusan kesehatan & sebagainya harus mantap,optimis & yakin sembari berdoa semoga Allah SWT senatntiasa memberikan kemudahan,kelancaran & keselamatan selama pelaksanaan ibadah haji."Tidak perlu khawatir akan terjadi ini & itu,pasrahkan semua kepada Allah SWT,"sarannya.
-Ketiga M,yakni Musyawarah,Musyawarah dalam segala urusan diperintahkan sebagaimana Firman Allah SWT QS Ali Imron 159,wasyaarihum fil amri.Demikian juga dalam urusan haji baik itu yang berkaitan dengan ibadah atau hal diluar ibadah."Jika tidak musyawarah,bisa jadi ibadah yang dilakukan tidak benar atau malah mengakibatkan kecelakaan yang membuat pelaksanaan ibadah menjadi kurang sempurna,"terangnya.
-Keempat J yakni Jihaddunnafsi alias memerangi nafsu."Walaupun di tanah suci,nafsu selalu mengajak pada hal-hal yang tidak baik,"urainya.Inginnya hanya enak-enakan saja."Kalau ini tidak diperangi,maka yang terjadi hanya makan & tidur saja,jarang berangkat ke masjid untuk mengikuti Shalat berjamaah,"ucapnya.Padahal kesempatan ini kesempatan yang luar biasa.Untuk berangkat haji saja orang harus mengumpulkan uang sedikit demi sedikit dalam waktu yang cukup lama,belum lagi antrean yang panjang.Ketika sudah mendapat kesempatan berangkat ternyata hanya di pakai begitu saja."ini sebuah kerugian yang amat sangat besar,"tuturnya.(Di kutip dari Radar Jombang,Jawa Pos,7 Agustus 2018).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label : KEGIATAN