Minggu, 01 Juli 2018

MOJOKERTO PUNYA CERITA:Sejarah Wali Kota Mojokerto,Ada Nama Yang "Hilang".

MOJOKERTO KOTA-Hari ini,Kota Mojokerto menyelenggarakan pesta demokrasi Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwali) 2018.Helatan tersebut cukup spesial.Karena diselenggarakan secara serentak dengan pemilihan kepala daerah (pilkada) di sejumlah daerah lainnya.Di samping itu,tepat bulan Juni ini,Kota Onde-Onde juga telah menapaki usia 100 tahun atau seabad.Raihan suara masyarakat akan menentukan pemimpin untuk 5 tahun ke depan menggantikan wali kota periode 2014-2019 Mas'ud Yunus.Dari catatan sejarah yang ada di laman resmi Pemkot Mojokerto menyebutkan,siapa pun yang terpilih pada pilwali kali ini,akan menjadi wali kota ke-18 sejak terbentuknya Kota Mojokerto pada 1918 silam.Namun,dalam pencatatan sejarah,masih terdapat kelemahan "historiografi".Salah satunya tentang daftar nama yang pernah menduduki pucuk pimpinan pemerintahan.Hingga saat ini yang masih menjadi perdebatan adalah dua nama wali kota yang tak tercantum.Selain itu,munculnya nama Kiroda sebagai daftar wali kota juga masih jadi pertanyaan.Hal itu juga diungkapkan oleh sejarawan Mojokerto Ayuhanafiq.Menurutnya,dalam daftar nama Wali Kota Mojokerto ada nama yang seharusnya ada tetapi tidak dicantumkan.Sebaliknya,nama yang selayaknya tidak ada justru dituliskan.Nama-nama tersebut sebagaimana yang dilansir di situs resmi pemkot saat ini.Mulai dari wali kota yang memerintah sejak zaman Belanda,transisi kekuasaan pada periode penjajahan Jepang,sampai yang masih aktif hingga saat ini.Menurutnya dalam penelusuran sejumlah literatur yang patut menjadi pertanyaan adalah munculnya nama Kiroda sebagai wali kota pada masa pendudukan Jepang."Terasa aneh daftar itu terdaftar nama Kiroda,orang Jepang yang menjadi wali kota atau Shicho atau Sityo"ungkapnya.Pak Yuhan mengungkapkan merujuk pada koran Tjahaja yang terbit pada tanggal 5 November 1942 menulis berita tentang pengangkatan sityo-sityo baru di pulau Jawa.Para pimpinan itu diangkat oleh Gunselkan,penguasa Jepang di Jakarta untuk melengkapi 18 kota yang berstatus otonom.Sebelumnya telah diangkat 9 wali kota dan menyusul 9 daerah lainnya,termasuk Kota Mojokerto.Dalam surat keputusannya,penguasa Jepang mengangkat RAA Rekso Amiprodjo sebagai Sityo Mojokerto."Dengan surat itu maka berarti jabatan sityo dirangkap jadi satu dengan Bupati atau Kentyo Mojokerto,"paparnya.Perangkapan jabatan juga terjadi di Kota Pasuruan,dimana RTA Soepadijo menjabat sebagai Kentyo sekaligus Sintyo Pasuruan.Selain kedua Sintyo tersebut pada saat yang sama juga diangkat Susanto Tirtoprodjo sebagai Sintyo Madiun & R.Soedono menjadi Sintyo Probolinggo.Dia mengatakan,koran Tjahaja juga menyebutkan bahwa hanya ada 3 kota yang dikepalai oleh orang Jepang.3 Kota itu adalah Jakarta,Semarang & Surabaya.Ketiga Sityo yang diangkat berasal dari orang sipil."Dengan demikian maka jelas bahwa RAA Rekso Amiprodjo pernah menjabat sebagai Walikota Mojokerto,"terangnya.Akan tetapi,nama Rekso tidak tercantum dalam daftar yang dirilis Pemkot.Dalam daftar tersebut,masa jabatan Rekso diisi dengan nama Kiroda sebagai Wali kota ke-4..Dalam buku Pantja Warsa Kota Mojokerto yang terbit tahun 1954 menyebutkan bahwa pada zaman Jepang di Mojokerto terdapat seorang Si Kucho.Jabatan itu adalah jabatan militer yang sekarang mungkin dinamakan komandan distrik militer (kodim)."Sangat dimungkinkan nama Kiroda adalah Si Kucho"imbuhnya.Politik pendudukan Jepang adalah merangkul pribumi untuk mewujudkan Asia Timur Raya.Kebanyakan orang yang menentang Belanda kemudian ditunjuk menjabat di pemerintahan pendudukan Jepang."Saat zaman perang,ada yang namanya penguasa sipil dan ada penguasa militer"bebernya.Penguasa militer memang bisa intervensi secara pemerintahan,akan tetapi jabatan sipil tetap diberikan pada orang sipil.Dan yang perlu digaris bawahi adalah hanya ada tiga kota yang dianggap strategis.Sehingga harus dipimpin oleh orang Jepang."Kemungkinan Kiroda itu penguasa militer,bukan sipil.Dan seorang komandan militer jelas tidak menjabat sebagai wali kota"pungkas Yuhan.

                                                       *Tahukah Anda?*
                             Mereka yang pernah memimpin Kota Mojokerto
1.L.Van Dijk (30 Januari 1929-22 Juli 1936)
2.H.J Var Harften (22 Juli 1936-13 Maret 1940)
3.Ki Ro Da/Zaman Jepang (8 Mei 1945-15 Agustus 19450
4.M.Pamoedji (20 Oktober 1947-29 Desember 1949)
5.R.Soedarsono Poespo W (tahun 1950-1954)
6.M.Soetimbul Kartowi S (Tahun 1954-1954)
7.M.NG.Arsid Kromohadi S (Tahun 1954-1951)
8.Soedibjo (Tahun 1961-tahun 19680
9.Cabih S,SH (Tahun 1968-1974)
10.R.Soehartono,BA (Tahun 1974-1979)
11.HR.Moch.Samioedin,BA (16 Januari 1984-16 Januari 19890
12.Wardijono,SH (16 Januari 1989-16 Januari 1994)
13,H.Tegoeh Soedjono,SH (10 Februari 1994-3 April 2004)
14.H.Abdul Gani Soehartono,MM (Tahun 2004-tahun 2013)
14.KH.Drs Mas'ud Yunus (Tahun 2013-sekarang).
(Di kutip dari Radar Mojokerto,Jawa Pos,27 Juni 2018).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label : KEGIATAN