Keberadaan Bank Sampah kian terasa bagi warga Kota Mojokerto.Selain mengurangi produksi sampah rumah tangga,bank sampah nyatanya juga dapat memberdayakan warga.Bank sampah digalakkan sejak dua tahun silam.Sekarang telah berdiri sebanyak 115 bank sampah.Tahun ini ditargetkan berdiri sebanyak 180 bank sampah.Itu artinya,setiap RW di Mojokerto memiliki bank sampah.Awalnya bank sampah dibentuk atas inisiatif Pemkot,warga yang berminat dilatih secara khusus.Pemkot juga membentuk bank sampah induk.Bank sampah yang menaungi bank sampah di tingkat RW.Dari situ,bank sampah dikembangkan.Baik secara organisasi maupun kemampuannya."Sekarang tiap bank sampah setor 1,5 kuintal tiap bulan kepada kami"ujar Riani Direktur Bank Sampah Induk Kota Mojokerto.Sampah yang disetor berupa sampah kering yang telah dipilah dan siap dijual atau didaur ulang.Tiap bulan,sampah rumah tangga yang terkumpul sebanyak 172,5 kuintal.Per tahun bisa mencapai 2,070 ton.Warga anggota bank sampah dapat manfaat dengan kumpulkan sampah di bank sampah.Di situ,mereka bisa menabung hasil penjualan sampah.Selain itu,ada program bayar pajak pakai sampah,bayar listrik pakai sampah,dan bayar sembako pakai sampah."Ada juga simpan pinjam.Jadi anggota sangat merasakan manfaat bank sampah"tukas bu Riani.Anggota bank sampah juga dilatih membuat produk daur ulang.Mereka yang sudah ahli tercatat sebagai fasilitator.Yang kemudian,didapuk memberikan pelatihan ke sekolah,bank sampah atau tempat yang ingin pelatihan daur ulang."Jadi,anggota bank sampah itu kebanggaan.Karena,baik DLH maupun BPPKA sering menggandeng mereka untuk menjalankan program"tambah dia.Sementara itu,Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mojokerto Amin Wachid,mengatakan,pihaknya terus berupaya meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengolahan dan pengurangan sampah.Yakni,dengan pendirian bank sampah tiap RW."Kami ingin memicu partisipasi aktif dari masyarakat.Yakni dengan mengurangi sampah mulai tingkat rumah tangga"ujarnya.Dijelaskannya,untuk menunjang keberadaan bank sampah,pihaknya mengulirkan inovasi program unggulan.Diantaranya,program bayar pajak dengan sampah,bayar sembako dengan sampah,bayar listrik dengan sampah hingga program Kasih Setia."Program inseftif ini menunjang keberadaan bank sampah juga.program Kasih Setia dengan dana Rp 50 juta per RW untuk penataan lingkungan plus hadiah bagi dua kelurahan Rp 15 juta."jelas Amin.
Sementara itu,salah satu fungsi bank sampah adalah mengurangi pasokan sampah induk ke TPA Randegan Kota Mojokerto.Caranya dengan mengurangi produksi sampah sejak di sumbernya.Bank sampah didirikan di tingkat RW.Satu bank sampah bisa mencakup ratusan kepala keluarga (KK).Targetnya mendapatkan sampah rumah tangga.Seperti:kardus,plastik,kertas,koran,botol air mineral,dan lainnya.Sampah-sampah di skala rumah tangga itu sejak dini dicegat bank sampah.Warga diajak menjadi anggota bank sampah."Sampah yang disetorkan ditukar dengan sejumlah uang,Nah,uang ini dimasukkan tabungan dalam bank sampah"ujar bu Riani.Setiap hari,bank sampah induk bisa menerima setoran sampah dari bank sampah tingkat RW.Setoran sampah ditukarkan dengan uang."Kami tidak mengambil untung.Sehingga,nilai tukar sampah lebih tinggi dibanding di pasaran".sambung Riani seraya menyebutkan omzet bank sampah mencapai kisaran Rp 90 juta per bulan.Setiap bank sampah rata-rata menyetorkan sampah 1,5 kuintal tiap bulannya.Dengan jumlah 115 bank sampah,asumsinya sampah yang masuk bisa mencapai 172,5 kuintal tiap bulan.Jika dihitung per tahun,jumlahnya hingga 2,070 ton.Sampah yang diterima bank sampah itu nyatanya mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA Randegan.Ke depan,jumlah bank sampah bakal ditambah sehingga sampah yang tidak masuk ke TPA semakin besar pula.(Dikutip Radar Mojokerto 6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar