Senin, 12 Februari 2018
Trayek Angkot di Kota Mojokerto Dievaluasi,Buntut Tata Guna Lahan Berubah.
Mojokerto-Perubahan tata guna lahan di wilayah Kota Mojokerto sepanjang 20 tahun terakhir berimbas terhadap pergerakan warganya.Itu ditaksir jadi faktor penting yang menyebabkan penurunan okupansi di Kota Onde-onde.Demikian itu disampaikan oleh Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Mojokerto,Gaguk Tri Prasetyo,kemarin."ada 3 faktor utama yang kami rasa sangat berpengaruh adalah perubahan tata guna lahan di kota,"ungkapnya.Pihaknya mengatakan,trayek angkutan di Kota Mojokerto terdapat 8 trayek,diantaranya melintasi area kota yaitu trayek lin A & lin B.Itu pun total hanya ada 50 armada.Sedang trayek lin yang lain sudah banyak yang tidak beroperasi,"kata dia.Lebih lanjut,dikatakannya semenjak adanya pengalihan kewenangan terminal,diikuti pula pengalihan urusan trayekKhusus trayek lin A & B menjadi kewenangan Kota Mojokerto."Nah,dari pengamatan yang ada terus terjadi penurunan okupansi penumpang angkot.Sementara,trayek hanya melintasi kawasan tertentu.Kurang meluas,"lanjut Pak Gaguk.Trayek-trayek tersebut sudah di ketahui sudah berlaku sejak lama.Setidaknya sudah berlaku sudah berlaku selama 20 tahun silam.trayek itu di buat kala zaman orde baru,sedangakan sekarang ini terus terjadi perubahan perilaku penumpan angkutan umum."Faktor yang paling dominan itu adanya perubahan tata guna lahan.Dulu kawasan Surodinawan tahun 1997 masih berupa sawah.Sekarang sangat ramai,"bebernya.Perubahan kawasan wilayah itu,tutur Pak Gaguk turut mempengaruhi angkutan umum di Kota Mojokerto.Trayek lin A Kota Mojokerto.Trayek lin A & B kembang kempis."Jadi ngejar carteran.Semntara,faktor lain itu juga bisa juga karena sarana prasarana angkutannya jelek.Juga,perubahan perilaku masyarakat,"tukas Pak gaguk.Evaluasi terhadap trayek lin A & lin B bakal segera di lakukan.Ini agar di ketahui agar data penurunan okupansi angkutan kota juga agar bisa meningkatkan income pengusaha angkutan umum.Selama ini,kegiatan peremajaan angkutan terbilang minim.Namun,Dishub berupaya mendapatkan program itu lewat program CSR (Corporate Sosial Responbility)."Sudah kami usulkan,semoga mendapat perhatian kalangan swasta,"sambungnya.Pengusaha angkutan kota terus di berdayakan.Salah satunya lewat kerja sama Program Angkutan Sekolah Gratis.Tak kurang 13 angkutan diajak kerja sama dengan plot pendapatan yang pasti."Oleh sebab itu,hubungan antara paguyuban angkot dengan kami terjalin mutualisme,namun,ke depan di perlakukan evaluasi trayek agar bisa menjangkau area yang kini belum di lintasi angkot,"pungkasnya.(Di kutip dari Radar Mojokerto,12 February 2018).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar