Sabtu, 03 Februari 2018

ORI Difteri Serentak Di Kota Mojokerto,Ratusan Siswa Mulai Disasar.

Mojokerto-Sudah sejak Kamis (1/2),Outhbreak Response Imunization (ORI) atau kegiatan imunisasi difteri resmi dilangsungkan di Kota Mojokerto.Dengan sasaran usia 1-19 tahun.Utamanya diberikan di sekolah,puskesmas,dan posyandu.Dari 5 Puskesmas yang ada di Kota Mojokerto,Setiap hari harus membuka 10 pos atau bahkan lebih di wilayah masing-masing.Termasuk di dalamnya membuka pos di sekolah-sekolah.Tujuannya menyelesaikan target sasaran 52.087 orang menerima imunisasi difteri di putaran pertama bulan Februari ini."Ada sekitar 406 pos ORI difteri di Kota Mojokerto.Berdasarkan sasaran usia yang ditentukan,ORI akan diberikan kepada 52.087 orang"dr Sri Wahyuni,kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P0.Dinkes Kota Mojokerto.ORI ini rencananya akan berlangsung 3 putaran.Diawali Februari,kemudian dilanjutkan bulan Juli dan November.Dengan target 90 persen warga Kota Mojokerto dengan sasaran usia yang telah ditentukan harus mengikuti tiga kali putaran imunisasi difteri.
TK Kiblat di wilayah Puskesmas Wates,SDN Pulorejo 2 wilayah Puskesmas Mentikan,dan SMPN 5 di wilayah Puskesmas Kedundung.kemarin melaksanakan ORI di sekolah mereka masing-masing.Sebelum diberikan imunisasi,setiap siswa harus sudah mengisi lembaran penapisan dibantu dokter atau perawat Puskesmas.Lembaran ini berisi beberapa pertanyaan yang menganalisis apakah sasaran imunisasi difteri tersebut layak diberikan suntikan atau tidak."Setelah mengisi lembar tersebut,dokter atau perawat yang membantu bisa memberikan kesimpulan.Ada tiga kesimpulan,kontra indikasi absolut yang berarti tidak boleh disuntik sama sekali,kontra indikasi sementara yang berarti ditunda,dan terakhir tidak ditemukan indikasi apapun yang berarti boleh disuntik"imbuh Sri.Setelah menerima imunisasi difteri,perawat akan memberikan obat "parasetamol"untuk mengurangi rasa sakit.Dan selama 30 menit setelah disuntik,siswa dimasukkan ke ruang UKS atau ke dalam ruang kelas yang ditata seperti UKS untuk menunggu reaksi pasca disuntik."Pasca injeksi,anak-anak tidak boleh lari-lari.Mereka harus masuk ruang observasi untuk bisa tahu reaksi setelah disuntik.Jika setelah disuntik mereka syok dan akhirnya pusing,maka harus segera diberikan "paracetamol"untuk mengurangi rasa sakit."imbuhnya.Sasaran TK Kiblat 27 anak.Namun untuk baru 22 anak yang menerima imunisasi.Tiga di antaranya sakit,satu menolak dengan alasan yang tidak jelas,dan sisanya,satu anak adalah mantan pasien suspect difteri.Meskipun dari hasil pemeriksaan terbukti negatif,tetap harus menunggu 1,5 bulan untuk bisa mendapat imunisasi difteri.
Di SDN Pulorejo 2,dari 211 sasaran,hanya 2 saja yang ditunda karena tidak masuk.ORI difteri di sekolah ini berjalan cukup konduktif meskipun ada beberapa siswa di kelas atas yang karena meronta-ronta harus dipegang beberapa guru.Bahkan ada siswi kelas 5 yang menolak disuntik,maka pihak sekolah menelepon orang tua untuk datang mendampingi.
Sedangkan di SMPN 5 Kota Mojokerto,pelaksanaan imunisasi difteri dilakukan dua hari berturut-turut sejak kemarin.Karena jumlah sasaran yang terlalu banyak,maka ada tambahan tenaga kesehatan selain tim dokter dan perawat dari Puskesmas Kedundung.Yakni didatangkan tenaga bantuan dari Detasemen Kesehatan Wilayah (Denkesyah) milik TNI di Kota Mojokerto untuk membantu proses imunisasi difteri kepada 724 siswa dan siswi SMPN 5."Berjalan tertib imunisasi hari ini.Untuk anak kelas 1 dan 2 mereka lebih rapi,dibanding kelas atas yang banyak meronta-ronta bahkan menolak.Hingga kami harus menghubungi orang tua untuk datang mendampingi"terang Sukisno,guru olahraga sekaligus koordinator UKS SDN Pulorejo 2.
ORI Difteri ini sebenarnya dilaksanakan sebagai respons terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus difteri se-Jawa Timur termasuk Kota Mojokerto.Di Kota Mojokerto terjadi peningkatan kasus difteri secara bermakna pada tahun 2017 sebanyak 17 kasus.Terutama bulan Desember 2017 sebanyak 9 kasus dari sebelumnya tahun 2016 sebanyak 6 kasus.Sampai dengan minggu ketiga Januari ditemukan 5 kasus.Dan satu kasus diantaranya dirujuk ke RSU dr Soetomo Surabaya.(Dikutip Radar Mojokerto 3 Februari 2018).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label : KEGIATAN