Bergulirnya semester genap tahun ajaran 2017-2018 ini membuat Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Mojokerto harus segera berancang-ancang untuk menyiapkan ujian akhir sekolah.Salah satunya adalah uijan sekolah berbasis komputer (USBK) jenjang SD yang ditargetkan 100 persen tahun ini.Rencananya,dispendik akan mengalokasikan sekitar Rp 2 milliar untuk membantu 20 unit laptop per sekolah.Kepala Dispendik Kota Mojokerto,Novi Raharjo mengungkapkan,sejauh ini pemkot telah mengantongi regulasi untuk melaksanakan USBK jenjang SD.Itu setelah permohonan Pemkot Mojokerto telah mendapat lampu hijau dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud),karena regulasi sudah muncul dalam POS (prosedur operasional sistem).Akan tetapi,sampai saat ini,pihaknya masih menunggu terkait penerapan sistem soal ujian.Terlebih,di tengah persiapan USBK,pemerintah pusat mewacanakan bakal menghapus US dan menggantinya dengan ujian sekolah berstandar nasional (USBN).Sehingga siswa harus dihadapkan dengan semua mata pelajaran (mapel).Menurutnya kemungkinan sistem soal akan sama dengan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di jenjang SMP.Sehingga dispendik tinggal sinkronisasi saja,ujar pak Novi.Akan tetapi tidak menutup kemungkinan,Kemendikbud akan menyerahkan sepenuhnya kepada dispendik.Mengingat pelaksanaan USBK di Kota Mojokerto merupakan percontohan atau "pilot project'secara nasional."Kalau sistemnya dari dispendik kota,berarti regulasi muncul dari Kemendikbud,Dispenduk kota tetap dibantu tapi khusus Kota Mojokerto saja,terang pak Novi.Dia mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan kembali ke Kemendikbud untuk memastikan apakah sistem tersebut datang dari pusat atau dari daerah.Januari ini Dispendik Kota Mojokerto akan ke Kemendibud untuk menanyakan itu.tukas pak Novi.Sedangkan dalam persiapan internal,Novi menjelaskan akan mengawali pengadaan pada awal tahun ini.Dia mengaku saat ini dokumen untuk pengadaan lelang untuk sarana dan prasarana (sarpras) pendukung USBK sudah dalam proses.Paling cepat,proses naik lelang akan didorong pada akhir Januari ini."Biasanya minggu ketiga Januari anggaran baru bisa direalisasikan".Saat ini kami akan memasukkan dokumen lelang di minggu keempat"terang pak Novi.Sedianya,sarpras tersebut sedikit berubah dari rencana awal.Sebelumnya setiap sekolah akan dibantu dengan perangkat komputer.Akan tetapi,dispendik mengalihkan bantuan sarpras berupa laptop.Dia menyatakan,keputusan itu lantaran banyak sekolah yang belum memiliki ruangan laboratoriun komputer."Ternyata separo lebih,terutama SD negeri belum memiliki tempat lab komputer.Akhirnya kami ubah untuk laptop agar sekolah tidak kesulitan"terangnya.Tahun ini,dispendik mengalokasikan lebih dari Rp 2 milliar untuk menyuplai 20 unit laptop dan 1 server per sekolah.Dengan jumlah tersebut,sekolah sudah memenuhi syarat minimal sepertiga jumlah komputer/laptop dari jumlah keseluruhan peserta USBK"Harapan kami paling banyak hanya dibagi 2 sesi"imbuhnya.Pak Novi menambahkan laptop tersebut diperuntukkan bagi 97 lembaga.Diantaranya 70 SD/MI dan 27 SMP/MTs negeri dan swasta.Pengadaan fasilitas sarpras tersebut menggunakan e-katalog."Sehingga semua barang fabrikasi,bukan barang yang baru dibuat,saya berharap bisa lebih cepat"pungkasnya.(Dikutip Radar Mojokerto 8 Januari 2018).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar