Senin, 07 Desember 2020

SEBELUM MASUK KELAS,LEPAS SEPATU GANTI SANDAL.

 MOJOKERTO KOTA-Berseragam lengkap siswa SD dan SMP Negeri maupun Swasta di Kota Mojokerto satu per satu memasuki gerbang sekolah.Menyusul kebijakan pemerintah setempat menggelar uji coba terbatas pembiasaan pembelajaran tatap muka mulai kemarin (30/11).Seperti terpantau di SDN Miji,siswa mulai dari kelas 1 hingga VI tampak rapi menempati bangku yang dilengkapi bilik-bilik."Senang bisa diajar Pak Guru lagi.Kalau di rumah bosen.Kangen teman-teman"ujar Kresna Hari Saputra,siswa kelas II SDN Miji 2.Siswa masuk sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes).Mereka memakai masker lengkap dengan face shield sesuai dengan pihak sekolah untuk mencegah penyebaran Covid-19.Para guru menyambut siswa dengan alat pengecek suhu tubuh.Jika ada yang tidak memakai masker sekolah sudah menyediakan dan nantinya diberikan kepada siswa yang bersangkutan.Sebelum masuk kelas,siswa diwajibkan mencuci tangan.Dan mengganti sepatu mereka dengan sandal yang telah disediakan sekolah.Kemudian satu per satu siswa menempati bangku berbilik dengan tetap menggunakan masker selama pelajaran berlangsung.Pihak sekolah sudah menggatur sedemikian rupa untuk keamanan jaga jarak masing-masing meja."Ini sudah kami awasi jarak bangkunya,satu kelas untuk yang SD maksimal diisi separo dari jumlah siswa.Alhamdulillah kondusif tidak ada kerumunan siswa"ungkap Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Mojokerto Amin Wachid sembari mengecek jarak bangku siswa.Dewik,48 orang tua (ortu) siswa,mengungkapkan dia mengetahui informasi uji coba PTM sejak 10 hari yang lalu.Warga yang tinggal di Jalan Brawijaya ini mengaku sangat setuju digelarnya uji coba pembelajaran tatap muka.Lantaran ia sendiri kesulitan mengajari anaknya selama di rumah.Tidak bisa seperti guru ketika di kelas."Saya sangat setuju,ada uji coba tatap muka ini,alhamdulillah.Biar anak saya dapat tambahan belajar yang lebih jelas.Soalnya saya sendiri tidak bisa jelaskan pelajarannya ke anak saya"papar ibu dari siswa kelas III SDN Miji 4 tersebut.Dewik mengaku merasa terbantu dan tidak takut dengan adanya uji coba PTM di tengah pandemi.Sebab ia percaya,guru kelas anaknya merupakan guru yang tegas dan disiplin.Sehingga anaknya bakal kembali sekolah dengan aman.Sementara itu,bertepatan hari pertama uji coba PTM kemarin,siswa di SMP Negeri 1 Kota menggelar penilaian akhir semester (PAS).Dibatasi bilik-bilik,mereka mengerjakan soal-soal PAS secara manual atau di kertas.Waktu pengerjaan PAS dibatasi tiga jam untuk dua mata pelajaran tanpa ada istirahat."Ini giliran sistemnya kan kombinasi.Yang hari ini kelas VII dulu yang masuk.Yang kelas VIII dan IX ujiannya daring,tapi waktunya sama tiga jam untuk dua pelajaran"tutur Kepala SMP Negeri 1 Kota Mojokerto,Suwar.Sama dengan SD,kuota siswa yang masuk per harinya dibatasi.Bedanya jumlah siswa SMP yamg masuk merupakan sepertiga dari jumlah siswa satu kelas atau 33 persen.Dari jumlah tersebut siswa dibagi menjadi dua kelas.Karena jumlah kelas VII ada 10 kelas,maka total 20 ruang kelas ditempati untuk pelaksanaan PAS."Kami memprioritaskan anak-anak yang baru masuk dulu.Soalnya otomatis mereka tidak tahu ruangannya.Jadi,makanya kami kasih di hari pertama"lanjutnya.Berbeda dengan siswa SD salah seorang siswa SMPN 1 Kota Mojokerto Shalom Ramala Prasetnya Wardahana mengaku agak kesulitan menghadapi hari pertama masuk sekolah.Lantaran,ia masih merasa aneh datang ke sekolah dengan memakai masker dengan fase sheild."Kalau menggunakan masker saja sudah biasa,tapi untuk fase shield kesusahan karena mau ngerjain soal pandangan agak terganggu karena ada face sheid ini"tutupnya.

Ning Ita Wanti-Wanti Terapkan Protokol Kesehatan/Prokes 

Sementara itu,9 bula lamanya para siswa di Kota Mojokerto menjalani pembelajaran jarak jauh/PJJ atau setelah daring dari rumah.Dan kemarin,uji coba pembelajaran terbatas secara tatap muka mulai dilakukan untuk SD & SMP Negeri maupun Swasta.Untuk memastikan seluruh sekolah mentaati protokol pencegahan Covid-19,Walikota Ika Puspitasari melakukan sidak di sejumlah sekolah.Dengan didampingi Kepala Dinas Pendidikan/Dispendik Amin Wachid,Walikota perempuan pertama di Kota Mojokerto ini meninjau pembelajaran di sekolah kompleks.Yakni SD Negeri Miji 1,2 & 4.Di lokasi pertama,ia melihat secara langsung model pembelajaran yang dilakukan untk para siswa.Mulai dari tempat cuci tangan/CTPS,disinfektan,bilik atau pelindung di meja para siswa,kelengkapan masker & pelindung wajah,hingga ketersediaan air minum."Tentunya,yang pertama kali kita lihat adalah sarana & prasarana.Apakah sudah memenuhi standar prosedur tetap/protap yang telah ditentukan.Mulai dari ketersediaan masker,CTPS,desinfektan,bilik bangku,& tentunya air minum .Karena,para siswa ini kan tidak ada jam istirahat & tidak ada kantin buka,maka pihak sekolah yang harus menyediakan kebutuhan tersebut.Dan Alhamdulllah,berjalan lancar,nanti kita akan  evaluasi kembali setelah 3 hari.Bagaimana kendala & dinamikanya,"jelas Ning Ita,sapaan akrab Walikota.Mengingat pembelajaran klasikal cukup lama,yakni 3,5 jam,lanjut Ning Ita,maka pihak sekolah harus mampu memberikan model pembelajaran yang cukup mengasyikkan agar siswa tidak merasa jenuh.Sekaligus untuk menghindari interaksi antar siswa saat pembelajaran."Mereka ini kan lama tidak bertemu dengan teman-temannya,ada kerinduan diantara mereka.Maka guru & pihak sekolah harus paham psikologis siswa,"imbuhnya.Sementara itu,Kepala Dispendik,Amin Wachid menambahkan,dalam pelaksanaan uji coba terbatas pembelajaran tatap muka SD & SMP Negeri maupun swasta di Kota Mojokerto di mulai sejak 30 November 2020.Untuk pembelajaran secara terbatas SD Negeri & Swasta,dari 63 SD Negeri & Swasta,ada 6 sekolah yang menjalani pembelajaran secara daring,& 57 lainnya menjalani uji coba pembelajaran tatap muka.Sedangkan 20 SMP Negeri lainnya menjalani uji coba pembelajaran tatap muka.Dengan demikian dari 83 sekolah Negeri & swasta di Kota Mojokerto,yang menjalani secara daring sebanyak 11 sekolah.Dan sisanya,72 sekolah mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka.Adapun mekanisme dalam uji coba pembelajaran tatap muka adalah dengan memberikan pembatasan jumlah siswa."Dalam 1 kelas,maksimal siswa yang mengkuti adalah 50%.Dengan pembagian 2 sif pembelajaran setiap harinya.Selain itu,setiap siswa yang menjalani uji coba pembelajaran tata muka,harus memenuhi syarat.Salah satunya mendapatkan persetujuan secara tertulis dari orang tua/wali murid.Jika siswa tersebut sedang sakit,maka tidak dianjurkan untuk mengkuti uji coba pembelajaran ini,"jelas Amin Wachid.Pada kesempatan itu,Walikota Ning Ita juga menyempatkan berbincang dengan para siswa,salah satunya dengan siswa kelas 2,Bima Tri Vagani & Iven Putrilia Wahid kelas 4.Di hadapan Ning Ita,para pelajar ini pun mengaku senang dengan adanya uji coba pembelajaran tatap muka ini."Senang sekali bisa belajar di sekolah,bisa ketemu teman-teman.Lebih enak belajar disekolah daripada dirumah,"kata Iven saat menjawab pertanyaan Walikota Ning Ita,terkait pembelajaran tatap muka.(Di kutip dari Radar Mojokerto,Jawa Pos,1 Desember 2020).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label : KEGIATAN