Berdasarkan status kedaulatan,Mojokerto tercatat sebagai daerah bekas wilayah kekuasaan kolonial yang kali pertama diakui kemerdekaannya.Tepat pada 5 Desember 1949 atau sekitar 71 tahun silam.Belanda telah menyerahkannya sepenuhnya wilayah Mojokerto ketangan pemerintahan Indonesia atau yang kala itu masih berbentuk Republik Indonesia Serikat/RIS.Sejarawan Mojokerto,Ayyuhannafiq menyebutkan,proses penyerahan kedaulatan itu terbilang lebih awal dibanding jadwal resmi yang telah disepakati antara pihak Belanda & Indonesia.Setidaknya pengakuan kemerdekaan di Mojokerto dilaksanakan 3 pekan lebih cepat dari hasil Konferensi Meja Bulat/KMB yang digelar ditahun yang sama.Pasalnya,berdasarkan salah satu butir kesepakatan dalam perundingan di Den Haag itu,Belanda akhirnya bersedia menyerahkan kedaulatan secara resmi kepada RID pada 27 Desember 1949."Karena Mojokerto diserahkan pada 5 Desember 1949,maka menjadi daerah pertama yang diserahterimakan Belanda,"terangnya.Pria yang akrab di sapa Yuhan ini menuturkan,penyerahan kedaulatan Mojokerto yang mendahului jadwal yang ditetapkan tersebut bukan tanpa alasan.Sebab,sejak Perjanjian Roem- Roijen yang ditandatangani Mei 1949,situasi di wilayah Mojokerto belum bisa kondusif.Meski Belanda & Indonesia sama-sama bersepakat melakukan gencatan senjata,tetapi,sebut Yuhan,kedua belah pihak masih terlibat ketegangan."Pertempuran memang sudah tidak ada,tetapi Belanda sudah tidak mampu menjaga keamanan diwilayah kekuasaannya,"urainya.Akibatnya,marak terjadi gangguan keamanan & ketertiban di Mojokerto.Mulai dari kerusuhan,penjarahan,perampokan,& penculikan.Bahkan,tak jarang juga disertai dengan kasus pembunuhan.Penulis buku Revolusi di Pinggir Kali,Pergerakan di Mojokerto 1945-1950 ini memaparkan,aksi kriminalitas tersebut dilakukan oleh para pejuang untuk meneror orang-orang yang pernah menjadi kaki-tangan Belanda."Selain pejabat pemerintahan,kerusuhan juga menyasar orang-orang kaya yang berpihak pada kolonial,"tuturnya.Aksi kekerasan terus berlanjut hingga berakhirnya Konferensi Meja Bundar/KMB pada bulan November 1949.Tidak kondusifnya keamanan tersebut,membuat Pejabat Pemkab Mojokerto mendorong Belanda untuk segera menyerahkan keamanan wilayah Mojokerto menjadi Republik.Prosesi penyerahan itu,imbuh Yuhan,dilakukan oleh komandan Tentara Belanda yang diterima Mayor Isa Idris & Mayor Mansyur Sholichi pada tanggal 5 Desember 1949."Upacara penyerahan dilakukan dari jadwal yang seharusnya,karena dilaksanakan pada 5 Desember 1949,"tandasnya.
---- Ditandai Dengan Tugu Proklamasi ---
Sementara itu,dipengujung 1949,Mojokerto benar-benar lepas dari bayang-bayang Belanda.Untuk menandai peristiwa bersejarah penyerahan kedaulatan kemerdekaan itu,maka didirikan Tugu Proklamasi yang tepat berada di Alun-alun Kota Mojokerto.Ayyuhannafiq melanjutkan,pembangunan tugu peringatan itu telah direncanakan sejak menjelang penyerahan kedaulatan dari pemerintah Belanda kepada RI.Sekitar November 1949,disepakati bahwa tetenger tersebut didirikan di pusat Kota Mojokerto."tugu peringatan itu didirikan tepat ditengah-tengah Alun-alun Mojokerto,"terangnya.Menurutnya,konstruksi\ fisik dibangun dengan bentuk sederhana.Pasalnya,pendirian tugu ditargetkan rampung pada 27 Desember 1949.Jadwal tersebut sesuai dengan penyerahan kedaulatan kemerdekaan Indonesia berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar.Meski pada kenyataannya,status kedaulatan di wilayah Kota Mojokerto di serahkan lebih cepat dari jadwal yang ditetapkan.Sebab,Belanda menyerahkan wilayah kekuasaan di Mojokerto kepada Republik pada 5 Desember.Yuhan menjelaskan,tugu dibuat dengan bangunan berupa persegi panjang.Sementara,pada bagian tengahnya terdapat sebuah marmer berbentuk segi 4.Dan satu permukaan marmer tersebut dibubuhkan ukiran naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia."Sehingga,tugu peringatan itu dinamakan dengan tugu proklamasi,"paparnya.Sejak 1949,tugu telah beberapa kali mengalami renovasi.Sehingga bangunan asli sudah tidak tersisa lagi.Namun,keberadaan marmer dengan naskah proklamasi masih tetap dipertahankan hingga kini.Bagian ini terletak di sisi selatan tugu Alun-alun Kota Mojokerto saat ini."Tugu proklamasi menjadi bukti sejarah atas pengakuan kemerdekaan Indonesia,"pungkas Yuhan.(Di kutip dari Radar Mojokerto,Jawa Pos,3 Desember 2020).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar