Senin, 14 Desember 2020

Walikota Serius Tuntaskan Persoalan Banjir,Sudah M|engantongi Kajian Drainase

 Kota,Jawa Pos Radar Mojokerto-Penanggulangan banjir di Kota Mojokerto membutuhkan anggaran senilai Rp.107,4 miliar.Ini untuk pengerjaan redisgn saluran drainase serta pembangunan 5 titik kolam retensi beserta pompa banjir & pompa lumpur.Walikota Mojokerto Ika Pusptasari mengatakan,banjir di Kota Mojokerto menjadi masalah klasik yang butuh penanganan serius &komperehensif.Selain terus memperbaiki  saluran drainase,Pemkot juga berupaya untuk melakukan terobosan dengan membuat kolam retensi & pompa lumpur."Kegiatan pengendalian banjir terus kita laksanakan tiap tahunnya.Dan itu dapat dilihat dari besarnya alokasi anggaran penanganan banjir pada 3 tahun terakhir,"ujarnya seusai memimpin rapat pemaparan kajian pengendalian banjir drainase Kota Mojokerto di rumah rakyat,Rabu (2/12).Ning Ita merinci,tahun 2018 kemarin Pemkot sudah menangani ruas saluran drainase sebanyak 16 ruas,tahun 2019 meningkat menjadi 54 ruas."Tahun 2021 nanti akan kita tangani lagi menjadi 93 ruas saluran.Tahun 2021 nanti kita akan menangani lagi ruas 93 ruas saluran.Target kita adalah perbaikan 124 ruas dengan panjang 867,948 kilometer,"terangnya.Walikota perempuan pertama di Kota Mojokerto ini menyebut,letak geografis Kota Mojokerto yang cekung sangatlah mustahil untuk menghindar dari banjir & genagan.Apalagi Kota Mojokerto juga diapit beberapa sungai besar yaitu Sungai Ngotok,Sungai Brantas,Sungai Brangkal,& Sungai Sadar.:"Tatkala debit air sungai meningkat,otomatis air dari pemukiman warga tidak bisa masuk ke sungai,efeknya,terjadilah genangan.Upaya kita saat ini,bagaimana agar genangan air itu cepat surut yakni dengan menyedot menggunakan pompa air,"katanya.Sementara itu,Kepala Bappeko Mojokerto Agung Moeldjono mengatakan,pekerjaan membongkar pembangunan kembali & normalisasi membutuhkan agggaran sebesar Rp.95,3 miliar.Sedangkan untuk kolam retensi & pompa air sebesar Rp 12,1 miliar."Redesign saluran Rp.95,2 miliar ini termasuk untuk kegiatan rehabilitasi.operasi,& pemeliharaan.Rinciannya,untuk saluran primer sebesar Rp.28 miliar,sekunder Rp.36 miliar & tersire Rp.31 miliar,"terangnya Rabu (2/12) siang.Untuk kolam retensi,lanjut Agung,menyentuh lahan seluas 1,525 meter persegi,dengan volume 3.962.3 meter kubik yang dibagi menjadi 5 lokasi."Stakeholder yang bertanggung jawab terhadap kolam retensi adalah Dinas Pekerjaan Umum/DPU untuk perencanaan & pembangunannya Dinas Lingkungan Hidup untuk konservasi & pemeliharaannya,"jelasnya.Agung menyebut,sejatinya anggaran total untuk penanganan banjir kota secara menyeluruh membutuhkan anggaran kurang lebih sebesar Rp.600 miliar.Namun karena keterbatasan kemampuan anggaran,akhirnya Pemkot melakukan skala prioritas."Kita prioritaskan dikawasan yang langsung terdampak,& menyentuh langsung daerah pemukiman serta perkotaan,"ujarnya.Mantan Kepala BPPKA ini juga menandaskan jika Pemkot Mojokerto sangat concern untuk penanganan banjir.Bahkan,program pengendalian banjir ini menjadi fokus utama dalam RPJMD era Walikota Ika Puspitasari."Setelah perjalanan dari masterplan pengendalian banjir tahun 2013 lalu,tahun 2019 & 2020 ini baru terealiasir kajian drainase.Ini menjadi bukti keseriusan kita untuk menuntaskan persoalan banjir,"Ia juga menandaskan,jika kebijakan anggaran Pemkot juga difokuskan untuk masalah banjir.Ini terlihat dari ploting anggaran yang terus meningkat tiap tahunnya."5 tahun terakhir,pada tahun 2017 sebesar Rp.6 M,Tahun 2018 Rp 12 M,& pada tahun 2019 dianggarkan Rp.34 miliar,tahun 2020 Rp.46 miliar.Dan tahun 2021 ini kita anggaran Rp.39 miliar untuk pengendalian banjir,"pungkasnya.(Di kutip dari Radar Mojokerto,Jawa Pos,3 Desember 2020).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label : KEGIATAN