Minggu, 15 Desember 2019
Pemkot Mojokerto Siapkan lahan Seluas 8 Hektare : Sentuhan Fisik Wisata Bahari Mulai 2020
MOJOKERTO KOTA-Pembangunan wisata bahari di Kota Mojokerto dipastikan bakal digulirkan mulai 2020 ini.Setidaknya pemkot telah menyiapkan lahan seluas 8 hektare sebagai lokasi destinasi yang menawarkan wisata wahana susur sungai itu.Wali Kota Ika Puspitasari mengungkapkan,sesuai perencanaan titik lokasi yang bakal dijadikan sebagai pengembangan destinasi wisata bahari adalah di sekitar Sungai Kotok atau Mgotok di Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto.Menurutnya di lokasi tersebut terdapat aset Pemkot Mojokerto yang total luasnya mencapai 8 hektare."Yang kita kerja samakan dengan Balai Besar Wilayah Brantas (BBWS) adalah yang di bantaran kiri-kanan di Sungai Kotok"terangnya.Menurutnya di titik lokasi lah menjadi "entry poin"yang nantinya dijadikan sebagai dermaga.Mengingat konsep destinasi wisata baru tersebut bakal menyuguhkan wahana menyusuri Sungai Kotok hingga menuju Sungai Brantas.Tak hanya itu,di sepanjang bantaran sungai tersebut juga akan dikembangkan area pendukung wisata lainnya.Ning Ita menyebutkan di antaranya adalah "area camping ground dan outbond".Selain itu,terdapat miniatur Kapal Majapahit sebagai ikon sekaligus area 'sport selfie'.Ada pula area foodcourt dan suvenir sebagai buah tangan bagi wisatawan.Bahkan juga akan didirikan 'amphitheather'atau panggung pertunjukan terbuka yang berkapasitas kurang lebih 800 sampai 1.000 orang."Pada waktu tertentu bisa kita tampilkan kesenian dan kebudayaan yang bisa dinikmati sambil menyusuri sungai"ujarnya.Ning Ita menyatakan realisasi wisata bahari tersebut akan disentuh pengerjaan fisik mulai 2020 mendatang.Kapasitas itu menyusul ditetapkannya Keputusan Presiden (Keppres) terkait pariwisata.Untuk Kota Mojokerto,diperkirakan akan mendapatkan jatah sebesar Rp 55 miliar.Saat ini,pihaknya tengah berupaya menyelesaikan serangkaian tahap perencanaan fisik sebagai syarat untuk menyerap alokasi dari APBN tersebut.Antara lain yang telah dirampungkan adalah 'grand design',sejumlah syarat untuk mendapatkan izin dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen-PUPR).serta menunggu turunnya rekomendasi teknis (rekomtek) dari BBWS Brantas.Disamping itu,yang saat ini masih diproses adalah terkait 'detail engineering design (DED) serta rencana anggaran pelaksanaan (RAP).Tahapan perencanaan tersebut telah dialokasikan dari APBD 2020."Tapi yang penting cantolannya sudah ada di keppres dengan angka sekian itu (Rp 55 miliar).Artinya kepastian anggaran sudah ada,tinggal nanti menjadi bagaimana itu tergantung kita menyiapkan perencanaannya tadi"paparnya.Menurutnya keppres untuk pariwisata telah ditetapkan 25 November lalu.Dengan demikian,pelaksanaannya sudah bisa dilakukan mulai 2020.Namun kata dia,pelaksanaannya tergantung dari rampungnya tahapan perencanaan."Tahun depan sudah mulai fisiknya.Kita lihat selesainya perencanaan,pokoknya perencanaan selesai ya bisa 'early tender'(lelang lebih awal)pungkas Ning Ita.(Dikutip Radar Mojokerto13 Desember 2019).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar