Minggu, 15 Desember 2019
Binrohtal 783 : Tidak Lebih Mulia Dari Cacing
Saat ngaji usai salat Duhur di masjid Polres Jombang,Kamis (12/12) Pengasuh Pesantren Tebu Ireng Putri,KH Fahmi Abdullah Hadzik menjelaskan larangan merasa lebih baik dari orang lain.Bahkan jangan sampai merasa lebih baik dari makhluk lain."Jangan kamu mengatakan dirimu suci.Dialah Allah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa,"tuturnya mengutip QS Annajm 32.Merasa diri benar & lebih baik dibanding yang lain adalah sifat tercela di hadapan Allah SWT.Ini menjadi embrio sifat sombong."Kita bisa mengambil pelajaran dari seluruh makhluk Allah yang di mata kita terlihat paling remeh sekalipun seperti cacing merah,"jelasnya.Semua yang ada di langit & bumi bertasbih kepada Allah.Dan tak ada satupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya,tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka.Sesungguhnya dia adalah Maha penyantun lagi Maha Pengampun."Jangan merasa hanya kita yang berzikir kepada Allah SWT sehingga merasa paling baik & paling benar,"pesannya.Gus Fahmi lalu cerita penyesalan Nabi Daud AS yang sempat merasa lebih mulia dari cacing tanah.Sebagaimana ditulis Imam Al Ghazali dalam Kitab Muskayafatul Qulub.Suatu ketika Nabi Daud duduk di tempat peribadahannya sambil membaca Kitab Zabur.Beliau kaget karena melihat seekor cacing berwarna merah di tanah.Nabi Daud pun berbisik dalam hati,"Apa maksudnya Allah menciptakan cacing ini?'Dengan izin Allah cacing ini pun bisa berbicara,"Wahai Nabi Allah,ketahuilah bahwa pada siang hari Allah memberikan ilham kepadaku untuk berzikir seribu kali.Membaca 'Subhanallah walhamdulullah wala ilaha ilallah Allahu Akbar"Cacing melanjutkan."Sedangkan pada malam hari Allah memberikan ilham kepadaku untuk bersalawat dengan membaca "Allahumma solli 'ala sayyidina Muhammadin nabiyyil ummiyyl wa 'ala alihi wa sohbihi wa sallim sebanyak 1000 kali,"Cacing tanah kemudian bertanya "Lalu apa yang bisa kamu baca hingga aku bisa mengambil manfaat darimu?"Sadar atas kesalahannya,Nabi Daud tidak menjawab pertanyaan cacing tanah.Dia hanya menyadari kekhilafannya & menyesal telah menganggap rendah seekor cacing tanah.Beliau kemudian merasa takut kepada Allah,bertaubat & berserah diri kepada-Nya.(Di kutip dari Radar Jombang,Jawa Pos,13 Desember 2019).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar