Kamis, 25 Juli 2019

BINROHTAL 682:RUH IKHLAS.

Saat ngaji usai salat Duhur di Masijid Polres Jombang,Rabu (24/7),pengasuh Pesantren Fallahul Muhibbin,Watugaluh,Diwek,KH Nurhadi (Mbah Bolong) menyampaikan pentingnya ikhlas.Ikhlas itu ibarat 'ruh'.Tanpa ikhlas,suatu amal tak akan punya nilai dihadapan Allah SWT,"tuturnya.Mbah Bolong lalu menceritakan bagaimana ikhlasnya orang dulu.Syekh Ibnu Ruslan menyusun nadzom yang berisi pelajaran fikih dalam kapal.Nadzom tersebut diberi nama Zubad.Setelah ditulis,Ibnu Ruslan lantas membuangnya ke laut.Ketika ditanya orang kenapa di buang? Ibnu Rulan menjawab,biarlah itu menjadi bukti dia ikhlas atau tidak.Jika ikhlas,pasti kitab tersebut tetap akan dipelajari.Kitab itu ternyata ditemui oleh nelayan,lalu diberikan kepada ulama.Oleh ulama,kitab itu diajarkan."Hingga sekarang kitab Zubad terus diajarkan,"jelasnya.hal yang sama dilakukan Kiai Sonhaji penyusun kitab Nahwu Jurumiyah.Usai ditulis,Kitab itu dibuang ke sungai.Namun hingga sekarang tetap dipelajari di madrasah.Hal itu semata karena keikhlasan penulisnya.Kiai Ali Mansur Banyuwangi sangat ikhlas dalam menyusun Salawat Badar pada 1962.Guna membendung PKI."Esok paginya,tiba-tiba rumahnya didatangi para habib yang minta agar dibacakan salawat tersebut.Padahal beliau tidak pernah woro-woro Salawat yang ditulis,"bebernya.Hal itu terjadi semata karena keikhlasannya.Amal ikhlas walaupun disembunyikan,pasti akan tetap disebarkan oleh Allah SWT.Hal yang sama juga dialami Jenderal Sudirman.Suatu ketika ada pengikutnya yang berkhianat kemudian melapor kepada Belanda.Belanda datang hendak menangkap."Tapi orang-orang Belanda tidak jadi menangkap karena menganggap itu bukan Jenderal Sudirman yang diincar,"jelasnya.Keikhlasan Jenderal Sudirman membuatnya selamat.(Di kutip dari Radar Jombang,Jawa Pos,25 Juli 2019).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label : KEGIATAN