Belakangan ini gempa bumi terasa seperti momok terbesar bagi masyarakat Indonesia.Meski demikian,antisipasi terjadinya gempa bisa dimulai dari keluarga termasuk mengenalkannya kepada anak sejak dini.Memperkenalkan antisipasi terjadinya gempa tidak perlu menunggu sampai betul-betul terjadi ditempat kita,semakin dini semakin baik.Pengertian tentang bencana bahkan bisa mulai dikenalkan saat anak berusia 3 tahun."Di usia itu,anak mulai mengenal secara konkret,sudah bisa membedakan peristiwa yang terjadi,"kata Listyo Yuwanto MPsI,Psikolog & Dosen Universitas Surabaya.Pengenalan bisa dimulai dengan menjelaskan kondisi alam di lingkungan sekitar misalnya jika tinggal di Surabaya mungkin Anda bisa menjelaskan potensi bencana yang mungkin terjadi di wilayah tersebut."Yang paling dasar,orang tua wajib paham informasi terkait hal itu dulu.Tidak harus jadi expert,tapi tahu basic & penanganannya,"jelasnya.Listyo menambahkan ayah & bunda hendaknya menggunakan bahasa yang ringan & mudah dipahami anak,atau gunakan media yang dekat dengan anak & lebih fun contohnya melalui dongeng.Modifikasi dongeng yang sudah ada dengan cerita yang diselipkan tentang gempa."Misalnya dongeng kancil yang kena gempa,"ujar Listyo.Orang tua kemudian bisa mengenalkan kepada anak hal-hal apa yang dilakukan Si Kancil supaya selamat dari gempa.Pilihan lain adalah memanfaatkan media lagu-lagu.Saat ini BMKG bahkan punya lagu modifikasi yang liriknya yang menjelaskan tentang evakuasi & mitigasi gempa.Listyo menjelaskan,pengenalan tentang gempa & antisipasinya kepada anak-anak sangat penting.Anak-anak bisa menolong dirinya sendiri & berperan sebagai agen dalam membantu orang lain."Ketika ada tanda-tandanya,anak akan langsung tanggap,"katanya.Dia memberi contoh seorang anak berusia selitar 3 tahun yang menjadi korban gempa di Lombok,NTB.Orang tuanya bekerja,Si Kecil ditemani pengasuh sertta beberapa ART di rumahnya.Saat ada guncangan,anak itu dengan tanggap berteriak tanda bahaya."Akan beda sikap antara anak yang sudah diberi pengertian & yang belum,"terang Psikolog sekaligus koordinator Statistic Centre di Fakultas Psikologi Universitas Surabaya yang sempat turun langsung ke Palu & sekitanya itu.LIstyo menyaksikan sendiri bahwa kurangnya sosialisasi gempa terhadap anak membuat mereka jadi rentan tak jarang dia menemui anak yang mengalami ketidaknyamanan psikologis."Ketika kita tidak mengenal ancaman lalu mengalami & merasa tidak nyaman akan berbeda ketika kita siap.Itu lebih baik,"tegasnya.Bentuk ketidaknyamanan psikologis itu betmacam-macam.Misalnya anak yang tidak ngompol menjadi sering ngompol pasca gempa.Ada juga yang menjadi lebih mudah sakit,murung,kerap bermimpi buruk,hingga mengalami trauma terhadap hal-hal khusus.
*Pakai Lagu Lebih Paham*
Salah satu cara ampuh untuk mengenalkan anak tentang gempa adalah melalui lagu.BMKG punya 2 lagu yang bisa diperagakan ayah & bunda di depan anak.Begrikut ini liriknya ;
*^Evakuasi Gempa Bumi^*
Nyanyian dengan nada lagu pelangi oleh AT Mahmud
Kalau ada gempa,lindungi kepala
Kalau ada gempa jauhilah kaca
Kalau ada gempa,bersiaplah antre
Berbaris keluar kumpul di Lapangan
#Siapkan Tas Siaga Bencana#
Badan Nasional Penanggulangan (BNPB) tengah giat-giatnya menggalakkan program tas siaga bencana.Tas tersebut berisi keperluan pokok yang dibawa saat terjadi bencana,termasuk gempa bumi.Tiap orang hendaknya memiliki satu tas,termasuk anak-anak.Kebutuhan anak-anak,terutama balita atau batita,tentu sangat berbeda keperluan khusus yang dimasukkan ke tas siaga.Tujuannya,menyiapkan kenyamanan anak."Karena kalau anak tidak nyaman,akan mudah sakit.Kalau sakit,akan menghambat proses evakuasi"kata Kasubdit Perencanaan Siaga BPNB Dra Eny S.Ayah dan bunda bisa mulai mengajak anak menyiapkan tas siaga.Hal itu akan menjadi kegiatan memori kinestetik yang sangat bermanfaat bagi anak.Ketika dilibatkan dalam proses persiapan tas siaga,anak akan merasa yang dilakukannya itu penting.Sekaligus mengetahui kegunaan barang-barang tersebut.Jadi,dia punya rasa memilliki yang tinggi."Dia akan punya rasa tanggung jawab.Kalaupun terjadi,dia bakal dengan mudah ingat untuk membawa tas itu"imbuh Listyo.Biasanya saat panik,anak memang merasa kurang nyaman membawa tas itu sendiri.Ayah dan ibu bisa membantu membawakannya.Sambil memberikannya mainan edukatif,salah satu benda yang masuk tas siaga anak,kepadanya ajak anak rutin mengecek tas siaga.Terutama kedaluwarsa makanan dan minuman di dalamnya.
@ Tas Ransel,Apa Isinya?@
-Makanan Ringan & Awet
Misalnya,mi instan,biskuit,& makanan kaleng siap saji
-Lampu Senter
Alat lampu darurat.lengkapi dengan baterai tambahan
-Radio
Digunakan untuk memantau informasi terkait update bencana.Radio dinilai praktis karena memiliki jaringan frekwensi yang masih bisa digunakan saat terjadi gempa.Sementara itu,sinyal telepon genggam tentu sudah mati.Jangan lupa lengkapi dengan power bank atau baterai tambahan
-Uang Tunai & Dokumen Penting
Siapkan uang dalam bentuk tunai,bukan berbentuk ATM atau tabungan,simpan juga dokumen penting (misal surat tanah,ijasah,akta kelahiran & KK) dalam plastik anti air yang aman.
-Pakaian
Pakaian dalam,jaket,sepatu,selimut,handuk,sepatu,jas hujan,& celana panjang secukupnya.
*Tambahan Untuk Tas Siaga Anak*
-Makanan balita atau batita karena mereka punya jenis makanan khusus
-Mainan edukasi supaya anak merasa nyaman di pengungsian & tempat evakuasi,sesuaikan dengan jenis kelamin
-Alat mandi,minyak telon,bedak,selimut & popok
-Buku dongeng,buku tukis,serta buku aktifitas supaya Si Kecil tidak merasa jenuh menunggu jadwal sekolah.(Di kutip dari Jawa Pos,For Her Parenting,26 Oktober 2018).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar