Kamis, 23 November 2017
Mojokerto Punya Cerita:Dijuluki Sebagai Kota Polder.
Sementara itu,strategi untuk mengeringkan Kota Mojokerto tak berhenti di situ.Setelah berhasil membuat 4 kanal,Belanda juga membuat dam di Sinoman pada aliran sungai Brangkal.Sekarang dam itu dinamakan dam Tlusur karena sering di buat prosotan anak-anak saat mandi di sungai.Dam ini di bangun untuk memasok kebutuhan air irigasi saat musim penghujan.Air Dam Tlusur dibutuhkan mengairi sawah dan kebun tebu milik Pabrik Gula (PG) Sentanen Lor di Jalan Hayam Wuruk.Tentu saja,pintu air di dam akan di tutup saat musim penghujan.Dengan cara tersebut,para perancang Kota Mojokerto mampu mengendalikan masalah air.Semua kegiatan pengeringan itu tentu membutuhkan pekerja dan dana yang cukup besar.Perencanaannya juga jelas di buat oleh beberapa ahli tekhnis bangsa Belanda yang merupakan pakar bangunan airSayangnya,hingga sekarang belum di ketahui siapa yang merancang tata kota yang di kenal sebagai Kota Polder ini.Sedangkan,untuk kebutuhan pekerja penggali saluran di suplai oleh Bupati Tjandronegoro yang saat itu memerintah.Bupati kabupaten Mojokerto kedua itu memang ingin memindahkan pusat pemerintahannya di Japan."Pemindahan itu harus dilakukan karena keratonnya rawan disambangi air dari Sungai Brantas".Pekerja dikerahkan untuk menggali kanal dan membuat tanggul.Tenaga pekerja ini dibayar rendah sehingga lebih tepat bila pekerjaan itu dinamakan kerja paksa.Untuk kebutuhan anggaran,didapat dari donasi Meneer Fachauzier,seorang taipan gula asal Belanda.Eschauzier melirik Mojokerto sebagai pusat kartel gula yang akan didirikannya.Pada waktu penerapan tanam paksa,Penjajah Belanda menjadikan gula sebagai salah satu komoditi unggulan.Pabrik gula pertamanya di bangun pada tahun 1834,pada awal penerapan culture politic,/politik tanam paksa.Meski memikili sistem pengeringan air yang baik,beberapa kali banjir masih melanda Kota Mojokerto.Sekitar tahun 1938,beberapa hari sungai Brangkal meluap dan menggenangi wilayah kota.Banjir bessr itu kemungkinan karena curah hujan besar.Pada saat yang sama,beberapa daerah di Jawa Timur juga mengalami bencana ini(banjir).Kemudian,pada tahun 10952,banjir kembali terjadi.Kali ini akibat meluapnya sungai Brantas.Bencana tersebut berlangsung cukup lama karena air tidak kunjung surut,hingga akhirnya terpaksa air sungai Brantas di buang ke daerah utara sungai.Akibatnya,beberapa bendungan irigasi kanal Kedungsari,Kemlagi jebol dan kemudian di tutp permanen.(Di kutip dari Radar Mojokerto,22 November 2017).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar