Rabu, 15 November 2017
Di Balik Sejarah Alun-Alun Kota Mojokerto,Jadi Pusat Penerangan Rakyat.
Selain menjadi Ikon Kota Onde-Onde.Alun-Alun Kota Mojokerto juga sarat akan sejarah selama masa perjuangan maupun mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia (RI).Di lokasi tersebut,seringkali dijadikan pusat penyiaran radio umum,rapat umum,dan berkumpulnya para pejuang,bahkan sejumlah pahlawan nasional seperti Presiden RI pertama,IR.Soekarno hingga Bung Tomo pernah meninggalkan jejak kaki perjuangannya di alun-alun.Pada masa pendudukan Tentara Jepang,radio dilarang untuk didengarkan secara bebas.Sebuah aturan dikeluarkan oleh Gunsaikan atau Pemerintah Militer Jepang tentang penyegelan gelombang radio milik warga.Aturan penyegelan itu dikeluarkan pada tanggal 6 Oktober 1942.Sedangkan di Mi\ojokerto,pengumpulan dan penyegelan gelombang dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober sampai 4 November 1942.Denga kebijakan itu maka semua radio hanya bisa menerima siaran yang dilakukan oleh radio yang dikelola Jepang.Aturan tersebut mengharuskan semua radio dibawa ke kantor pemerintahan Jepang di setiap "ken"atau Kabupaten.Selanjutnya radio akan "dibetulkan"dan diberi label.Setelah disegel dan dilabeli,maka radio itu tidak boleh diperjual belikan atau pindah tangan.Kala itu,radio merupakan alat yang digunakan untuk propaganda Jepang dan melarang mendengarkan siaran luar.Sekitar pertengahan tahun 1943,Jepang mulai mencoba menarik simpati rakyat pribumi.Mereka membentuk organisasi Pusat Tenaga Rakyat (Putera) yang di pimpin Soekarno.Bung karno dipilih karena populer dikalangan rakyat Indonesia.Soekarno yang sempat di tawan Pemerintah Hindia Belanda lalu dibebaskan oleh Jepang.Pada hari Senin,4 Oktober 1943,Soekarno diagendakan melakukan pidato di radio Domei.Pidato itu disiarkan secara langsung ke seluruh Indonesia.Untuk menyambut pidato itu,maka Jepang di Mojokerto segera membuat radio umum.Beberapa radio dipasang pada tempat strategis dan diberi speaker agar bisa didengar oleh banyak orang.waktu itu,alun-alun Mojokerto terlihat ramai,ribuan orang datang dari desa-desa sekitar kota Mojokerto.Penduduk itu datang setelah ada pengumuman,bahwa Soekarno akan berpidato.salah satu radio umum itu terpasang di alun-alun.Sedangkan titik lainnya dipasang di Pasar Kliwon,dan Stasiun Kereta Api (KA) Mojokerto,Terpasang juga radio umum di Jalan Brantas (sekarang Jalan Hayam Wuruk),Jalan Timur (Jalan Gajah Mada) dan di Jalan Jagalan (Jalan Taman Siswa).Ada pula beberapa yang ditempatkan di Kampung seperti di Kampung Sumolepen,Kelurahan Balongsari.Sedangkan radio umum yang berada di alun-alun menjadi tempat favorit untuk mendengarkan pidato itu.Pidato propoganda Soekarno itu pada intinya meminta semua rakyat membantu Jepang dalam perang melawan sekutu.Perang yang dilakukan untuk membentuk sebuah kemakmuran di kawasan Asia Timur Raya.Peran Alun-Alun Kota Mojokerto tak berhenti di situ.Pasca Kemerdekaan RI tepatnya saat Surabaya dikuasai pasukan Inggris,banyak warga Kota Pahlawan mengungsi.Mojokerto menjadi salah satu tempat pengungsian utama.Bukan hanya penduduknya,,Pemerintah Propinsi Jawa Timur dan Pemerintah karesidenan Surabaya juga pindah ke Mojokerto,sehingga Mojokerto pun didapuk menjadi Ibu Kota Jawa Timur.Pada saat itu aktivitas perjuangan semakin meningkat.Rapat-rapat terbuka juga kian sering digelar di alun-alun guna merancang strategi merebut kembali Surabaya.Pada awal bulan Ramadan tahun 1946,Bung Tomo berpidato pada rapat umum yang digelar di alun-alun.Menurutnya,rapat semacam itu biasa dilakukan untuk memberi informasi kepada masyarakat tentang situasi revolusi yang sedang terjadi.Rapat yang menghadirkan tokoh-tokoh itu dikenal sebagai "Radio tak bergelombang".Dalam pidatonya,Bung Tomo mengajak rakyat dan pejuang untuk kembali lerebut kota Surabaya.Bung Tomo merupakan seorang orator yang kata-kata pidatonya mampu menghipnotis pendengarnya.Pada saat itu juga tokoh sentral perjuangan di daerah Surabaya karena menjadi Komandan Barisan Pemberontak Republik Indonesia.(BPRI).Laskar BPRI juga mempunyai radio yang di sebut "Radio Pemberontak".Setiap hari,Bung Tomo menggunakan radionya untuk membangkitkan semanghat juang rakyat,di Mojokerto,radio itu di tempatkan di daerah Balong Cangkring.(Di kutip dari Radar Mojokerto,15 November 2017).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
boleh dicantumkan dari mana sumbernya? soalnya dibuat tugas
BalasHapus