Kiprah bank sampah di Kota Onde-Onde lambat laun kian terasa.Tidak hanya mereduksi jumlah sampah,keberadaannya juga mampu memberdayakan masyarakat salah satunya lewat daur ulang sampah.Mungkin tak banyak yang mengira,berawal dari kejelian dan keuletan setiap pribadi yang berkecimpung didalamnya,bank sampah di kota Mojokerto semakin eksis ditengah era persaingan bisnis yang ketat.Tak main-main,dari penjualan limbah rumah tangga itu lembaga binaan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) itu kini mengelola omzet penjualan sampah hingga Rp.75 juta/bulan.Keuntungan kantor cabang bank sampah yang membawahi 111 unit itu belum ditunjang dari pengelolaan sampah menjadi produk bernilai ekonomis tinggi.Bank sampah itu berada ditingkat RW didalamnya sudah bisa memproduksi daur ulang sampah bentuknya seperti tas,sepatu,lampion,tempat tisu,tempat koran hingga produk fashion."Bank sampah Induk sudah berjalan 2 tahun,sekarang ini selain dibentuk juga diajari mendaur ulang sampah,"kata Direktur Bank Sampah IndukKota Mojokerto,Riani,kemarin(11/9).Setiap pekannya berton-ton sampah yang disetorkan dari bank sampah bank sampah cabang ke bank sampah induk minimal 1,2 ton sampah untuk dikirim kepada mitranya setiap pekan nilainya mencapai Rp.80 juta perbulan.Apabila 1 tahun omzetnya mencapai Rp.960 jut,"akunya.Menurut ia,pihaknya mengelola 2 macam produk yakni produk sampah asli dan produk kerajinan alias daur ulang sampah dan seluruh kru yang ada disini menjadi instruktur yang melakukan pembinaan ke semua lini seperti masyarakat dan sekolah-sekolah,"terangnya.Produk hasil karya tangan-tangan terampil ini lanjutnya ia pasarkan melalui media sosial dan pameran sementara untuk menunjang kemampuan personel yang ada,ia berkegitan 2 minggu sekali dengan sejawatnya."Kita kerja sama dengan berbagai pihak agar produk daur ulang bisa diterima di pasaran,"sambungnya.(Dikutip dari Radar Mojokerto,12 Setember 2017).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar