Mojokerto Kota-Sementara itu,setelah mendengar siaran proklamasi,Mansyur Solikhi bergegas untuk mendatangi Ketua GP Ansor Kota Mojokerto,Achyar Chalimy.Pemuda asal Gedeg tersebut menilai jika informasi kemerdekaan RI harus disebarluaskan pada rakyat yang sudah lama terbelenggu di bawah kaki penjajah.Ayyuhannafiq menceritakan,Mansyur Solikhi tak ingin berlama-lama untuk menyebarkan berita tentang proklamasi.Ketua GP Ansor Mojokasri itu langsung pergi kediaman Achyat Chalimi di Jalan Wachid Hasyim,Kelurahan Mentikan,Kecamatan Prajurit Kulon,Kota Mojokerto pada Jumat malam 17 Agustus 1945 atau bertepatan dengan 9 Ramadan 1334 Hijriyah.Saat itu,Abah Yat .sapaan Achyat Chalimi,tengah mengadakan tadarus di musala yang persis di depan tempat tinggalnya.Di rumah ibadah yang kini menjadi masjid sekaligus pesantren Sabilul Muttaqin itulah Mansyur Solikhi menyampaikan berita tentang proklamasi yang didengarnya dari radio."Abah Yat langsung mengajak semua jamaah di langgar itu untuk bersujud syukur,"imbuhnya.Senada dengan Mansyur Solikhi,Ketua GP Ansor Mojokerto itu pun juga menilai bahwa proklamasi harus segera disebarkan.Akan tetapi,penyebaran kemerdekaan RI tersebut belum bisa diumumkan secara terbuka.Pasalnya,saat itu tentara Jepang masih berkedudukan di Mojokerto & akan menangkap siapa saja yang menyebarluaskan proklamasi.Yuhan menyebutkan,Abah Yat bersama Mansyur Solikhi kemudian menyusun rencana agar kemerdekaan Republik Indonesia bisa disebarluaskan dengan senyap."Proklamasi itu kemudian menyebar secara berantai menyebar secara berantai dari mulut ke mulut.Khususnya di kalangan Ansor & Nahdratul Ulama/NU Mojokerto,"imbuhnya.Lambat laun,berita kekalahan Jepang atas sekutu juga semakin terdengar luas di telinga masyarakat.Yuhan menyatakan,animo kemerdekaan semakin tampak setelah selebaran teks proklamasi yang dicetak para pemuda Surabaya berdear di Mojokerto.Sehingga pada awal September telah banyak bendera merah putih yang dikibarkan di jalan-jalan protokol hingga perkampungan.Tak hanya itu,para pemuda Mojokerto juga turun ke jalan-jalan protokol hingga perkampungan.Tak hanya itu,para pemuda Mojokerto juga turun ke jalan untuk pasang badan agar sang saka tetap berkibar."Keputusan Mansyur Solikhi untuk mendatangi Abah Yat merupakan langkah yang berani.Sehingga,berita tentang lahirnya negara Indonesia bisa disebarkan pada warga Mojokerto,"tandasnya.(Di kutip dari Radar Mojokerto,Jawa Pos,13 Agustus 2020).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar