Sabtu, 16 Mei 2020

LAHAN SEMPIT UNTUK BERCOCOK TANAM,KENAPA TIDAK?

Beberapa waktu lalu,sebelum terjadi pandemi Covid-19,Pak Andung (Direktur Jawa Pos Radar Mojokerto) bertemu Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Mojokerto R,Happy Prasetyawan,di acara pelatihan pembuatan pakan ikan mandiri di kantor DKPP.Dalam pertemuan ini kami berbincang cukup lama tentang pemberdayaan masyarakat di Kota Mojokerto.Selain karena program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan Jawa Pos Radar Mojokerto di Lingkungan BC 2 Kelurahan Pulorejo,Kecamatan Prajurit Kulon,di sektor perikanan dan pertanian organik,yang juga didukung DKPP,terus berjalan dan mulai berkembang,kami juga diskusi perekonomian masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang belum menggembirakan.Selama ini DKPP memang sudah memiliki kelompok tani,kelompok wanita tani (KWT),kelompok pembudidayaan ikan (pokdakan),namun masih memerlukan akselerasi lebih cepat agar masyarakat bisa lebih banyak terlibat.Ke depan,sektor ekonomi berbasis masyarakat terutama di sektor pangan,akan menjadi tumpuan.Di skala kecil,yakni rumah tangga pemenuhan kebutuhan pangan secara mandiri,dengan memanfaatkan semaksimal mungkin halaman rumah,akan memegang peranan penting.Dari kegiatan,pemberdayaan masyarakat,saya sampaikan bahwa di tingkat bawah,kebutuhan pangan dan gizi keluarga bisa dipenuhi dari hasil memanfaatkan halaman rumah.Kalau ada lebih,bisa dijual."Itu betul pak,tapi perlu akselerasi agar masyarakat bisa tertarik memanfaatkan pekarangan rumahnya"katanya menimpali ucapan saya.Karena,tambahnya masyarakat di kota lebih tertarik pada kegiatan dan usaha perekonomian di luar rumah.Selain itu,kendala lain,tingkat kepadatan penduduk di kota juga cukup tinggi."Jadi tidak semua rumah punya halaman.Bahkan di lingkungan tertentu jarak antara rumah sangat mepet dan tidak ada halamannya"tambahnya.Meski hal itu masih bisa disiasati dengan tabulapot atau polibag,tapi tidak semua warga suka tanaman."Jadi harus benar-benar jeli dan selektif kalau ingin menerapkan gagasan itu"imbuhnya Nah,ternyata diskusi tentang ketahanan pangan waktu itu,mendapat jawaban saat ini.Di tengah pandemi Covid-19,warga memang diminta membatasi kegiatan di luar rumah,atau memperbanyak aktivitas rumah.Tentu saja berdiam terus di rumah,tanpa ada kegiatan,bisa membuat jenuh dan stres.Salah satu solusinya adalah dengan memanfaatkan halaman atau pekarangan rumah untuk kegiatan.Syukur kalau kegiatan itu bisa menghasilkan.Namun untuk itu,warga perlu dimotivasi dan diedukasi.Untunglah DKPP memiliki berbagai kelompok tadi.Tampaknya motivasi akan dilakukan melalui ibu-ibu.Karena untuk urusan rumah,memang ibu-ibu yang paling bisa memotivasi apalagi kalau soal tanaman,apalagi soal sayuran.Ibu-ibu paling paham.Nah,selama tiga hari kemarin,DKPP Kota Mojokerto memfasilitasi pembinaan untuk optimalisasi pemanfaatan pekarangan untuk ketahanan pangan.Kegiatan yang dikemas dalam bimtek kampung sayur itu mendatangkan ahli dan praktisi hidroponik dan hidroganik.Pas untuk tanam sayur di lahan sempit.Jawa Pos Radar Mojokerto yang selama ini punya program pemberdayaan masyarakat juga dilibatkan.Saya yang selama ini secara tak sengaja ikut belajar memelihara ikan di kolam terpal bundar,juga diminta mengisi kegiatan itu.Mungkin karena Pak Happy tahu saya punya kolam ikan di halaman rumah,yang sempat saya isi Ikan Rengkik.Mungkin juga karena dia pernah melihat kolam pemberdayaan masyarakat Jawa Pos Radar Mojokerto.Karena itu,tiga hari kemarin saya ajak Suwandi,yang selama ini terlibat dalam pemberdayaan masyarakat itu.Dia bisa bercerita tentang pengalamannya memelihara ikan dan menanam sayur organik di lahan depan rumahnya di lingkungan BC 2.Tapi sebenarnya itu bukan pekarangan rumahnya,melainkan tangkis sungai.Berbagai kesulitan yang dialami tentu bisa menjadi motivasi juga.Nah,ahli hidroponik yang mengisi bimtek,Denny,menjelaskan bercocok tanam tanpa menggunakan tanah,& peluang usaha sayur hidroponik.Sedangkan untuk hidroganik,H.Temon,yang memiliki "sawah" di atas kolam,memberikan penjelasan tentang pemeliharaan tanaman tanpa menyiram."Karena sudah ada kolam ikan yang airnya digunakan untuk menyiram,sekaligus menjadi pupuk untuk tanaman'katanya.Untuk lebih memotivasi kegiatan KWT di lapangan,DKPP juga memberikan bantuan perlengkapan untuk hidroponik dan hidroganik.Tiga KWT dari Kelurahan Wates,Miji,Surodinawan masing-masing mengirim 20 anggotanya,secara bergilir dan berrtahap selama tiga hari mengikuti bimtek."Kami akan mengawali sampe program ini berhasil dan KWT bisa memotivasi warga untuk mengikuti kegiatannya"imbuh Happy.Saya tentu saja berharap program itu tidak hanya terus berlangsung,tapi juga berkembang.Apalagi Walikota Mojokerto,Ning Ita sudah mencanangkan Mojokerto sebagai Kota Mapan,Kota Mandiri Pangan.Nah,ternyata masih ada sedikit hal positif di tengah pandemi Covid-19 dan kesulitan ekonomi,yakni akselerasi ketahanan pangan masyarakat kota.(Dikutip Radar Mojokerto,15 Mei 2020).  .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label : KEGIATAN