Rabu, 20 Mei 2020

Kebangkitan Nasional Melawan Virus Corona

Para Dokter kini kembali berada dalam pusaran sejarah besar.Tak kalah penting dibandingkan peran dr.Soetomo & kawan-kawan yang menginisiasi gerakan kebangsaan Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908,yang kelak diresmikan sebagai Kebangkitan Nasional.Kini para dokter berusaha membangkitkan semangat hidup bangsa,bahkan dunia,di saat rundungan sengit pandemi supervirus Covid-19.Kalau dulu para dokter pelopor gerakan kebangsaan menghadapi penjajah kini mereka menghadapi virus yang tidak mengenal siapa lawan & siapa kawan.Virus ini dengan mudah masuk ke Indonesia.Tak hanya merusak kesehatan,tetapi juga ekonomi,bahkan kemanusiaan.Sampai-sampai Sekjen PBB Antonio Guterres menyebut pandemi virus Covid-19 merupakan krisis global terburuk sejak Perang Dunia ke-2.Lebih dari 300 ribu orang telah terbunuh & hampir 5 juta orang terinfeksi sejak Covid-19 menyebar ke seluruh dunia.Yang sangat terasa pandemi ini mengakibatkan kehancuran ekonomi yang dampaknya akan membawa resesi yang mungkin tidak ada tandingannya di masa lalu.

*** Menyuntikkan Moral ***
Sebagai sebuah profesi,selain mengobati penyakit,para dokter juga berfungsi sebagai trias agent.
- Yakni agen perubahan ( agent of change)
- Agen pembangunan (agent of development)
- Dan Agen pengobatan (agent of treatment)
Dokter yang ideal tidak hanya mengobati orang sakit (terapi & rehabilitasi),namun juga mampu memberikan intervensi moral & sosial di tengah masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (promosi & prevensi).Berdirinya Boedi Oetomo sebagai tonggak Kebangkitan Nasional merupakan implementasi dari peran dokter sebagai agen perubahan & agen pembangunan.Organisasi Kesehatan Dunia/WHO merangkuamnya dalam "The Five Stars Doctor" yaitu dokter sebagai community leader,communicators,manager,decision maker,& care provider.Dokter saat saat ini lebih banyak berperan sebagai agent of treatment karena memang kebutuhan kuratif saat pandemi lebih diperlukan masyarakat.Kalau masyarakat adalah garda depan,dokter adalah benteng terakhir dalam penanganan pandemi ini.Tenaga medis mempunyai risiko terpapar virus korona yang sama dengan masyarakat.Semakin tinggi kasus Covid-19 yang terdeteksi & semakin tinggi masyarakat yang dirawat dirumah sakit akan berpotensi meningkatkan jumlah korban di tenaga medis.Dulu dokter adalah pejuang intelektual yang berkontribusi terhadap pemikiran & aksi perjuangan bangsa.Saat ini perjuangan pemikiran pun tetap dibutuhkan,namun demikian konteks untuk memberikan kontribusi dalam strategi penanganan Covid-19.Para dokter,baik individual maupun melalui wadah organisasi profesi,kerap menyampaikan pemikiran & strategi agar kita menang melawan Covid-19.Ini merupakan suntikan moral & intelektual kepada para pengambil keputusan agar mempunyai dasar saintifik & etis dalam menanggulangi pandemi supervirus ini.Coba kita tengok bagaimana dokter Soetomo & kawan-kawan memberikan hal yang sama ketika bangsa ini dirundung penjajahan.Hari itu,20 Mei 1908 112 tahun yang lalu pukul 09.00 pagi,puluhan mahasiswa kedokteran berkumpul di School tot Opeiding van Indische Artsen/STOVIAlebih tepatnya diruang anatomi.STOVIA adalah sekolah untuk pendidikan dokter pribumi di Batavia pada zaman kolonial Belanda (saat ini telah menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/UI).Dalam pertemuan itu,seperti dijlelaskan dalam buku "Sejarah Kebangkitan Nasional" Daerah Istimewa Yogyakarta",para mahasiswa kedokteran STOVIA seperti Soetomo,M.Soeradji Tirtonegoro,Gondo Suwarno,Goenawan Mangunkoesomo,R.Angka Prodjosoedirdjo,Mochammad Saleh,& R.Mas Goembrek sepakat mendirikan organisasi yang bernama Boedi Oetomo atau "tabiat yang luhur".Boedi Oetomo memperjuangkan peningkatan kesempatan pendidikan bagi pria & wanita muda di Jawa.Mereka percaya bahwa pendidikan bumiputra merupakan kunci masa depan Indonesia.Gagasan Soetomo mendirikan organisasi ini terinspirasi dari dr.Wahidin Sudiro Husodo yang ingin meningkatkan martabat rakyat & bangsa.Dokter sebagai kaum intelektual di masanya mempergunakan pengetahuannya untuk membentuk fondasi bangsa Indonesia dengan semangat nasionalisme & kesadaran berbangsa.Ini tidak terlepas dari watak yang dibentuk melalui proses pendidikan kedokteran yang disertai sumpah etika yang harus dipatuhi sepanjang hayat oleh dokter.Dokter mengabdikan profesinya tanpa terpengaruh pertimbangan jenis kelamin,suku,agama,ras,& kedudukan sosial.Sarat dengan nilai kesejahteraan/justice.Nilai yang menjadi dasar tumbuhnya rasa ketertindasan yang sama akibat proses penjajahan yang akhirnya menimbulkan rasa nasionalisme.Keluhan rakyat adalah hal yang kami dengar & kami tangani sehari-hari.Hal ini menjadikan dokter sebagai profesi yang termasuk paling dekat dengan penderitaan rakyat.Seperti juga yang terjadi saat musim pandemi ini.

*** Jangan Sampai Terserah ***
Kini suara para dokter dalam dinamika menangani pandemi yang sudah berlangsung 5 bulan ini banyak digaungkan oleh organisasi profesinya.Di negara manapun,masukan organisasi profesi selalu diperhitungkan.Sebab,selalu berdasar problem riil di lapangan & terus menerus bersentuhan dengan permasalahan masyarakat.Bila satu keputusan besar yang menyangkut kepentingan masyarakat diambil tanpa mendengarkan pendapat si pelaku utama,sungguh amat janggal.Ikatan Dokter Indonesia/IDI memiliki kewajiban untuk melakukan advokasi kebijakan pemerintah & sarana pemecahan problem masyarakat.Sudah menjadi tanggung jawab IDI untuk memberikan masukan konstruktif kepada pemerintah Problem Covid-19 adalah problem kesehatan.Sudah seyogianya referensi yang diamabil pemerintah adalah referensi dokter.Pemerintah akan memahami problem riil masyarakat bila memperhitungkan saran dari dokter.Para dokter melalui IDI telah meminta pemerintah agar tidak melonggarkan PSBB.Sampai ada data yang tepat untuk menjadikan indikator & kriteria berdasar aspek medis-epidemiologis yang menjadi basis acuan sistem sistem-sistem yang lain bias dijalankan.Evaluasi penanganan secara nasional per wilayah harus dibedakan sehingga fokus intervensi berdasarkan evaluasi medis-epidemiologis serta berbasis data yang kuat & terpercaya.Yakni,data lapangan yang valid,ide solusi inovatif,& murni kepentingan bangsa,bebas kepentingan sempit.Menilik kebijakan pemerintah yang maju mundur pun abai terhadap rekomendasi organisasi profesimau dibawa ke mana Indonesia?Sulit rasanya bagi kami para dokter menerima imbauan presiden untuk berdamai dengan virus korona disaat kurva belum melandai,masih membubung.Tak heran para dokter & tenaga medis menyuarakan kegelisahannya dimedia sosial dengan tagar "Indonesia Terserah,"Ini bahaya.Ayo dengarkan seruan logis & etis para dokter.Agar kita bersama tetap mampu menjaga semangat "Kebangkitan Nasional"melawan supervirus Covid-19.(Di kutip dari Head Line Jawa Pos 20 Mei 2020).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label : KEGIATAN