Senin, 27 April 2020

Geliat Warga Lindungi Kampung dari Covid-19,Buka Posko Selama 24 Jam,Disinfektan Diganti Pewangi

MOJOKERTO KOTA-Inisiatif warga dalam menjaga lingkungan semasa pandemi virus korona amat diperlukan.Terlebih,di kawasan perkotaan dengan kepadatan penduduk yang tinggi.Diperlukan komitmen & disiplin seluruh warga.Kelurahan Wates,Kecamatan Magersari adalah wilayah Kelurahan dengan jumlah penduduk paling besar dibanding 17 kelurahan lainnya di Kota Mojokerto.Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi semasa pandemi wabah korona ini menjadikan warganya meningkatkan kewaspadaan.Salah satunya dilakukan warga Lingkungan RW 02.Meliputi Jalan Batok dan Jalan Bromo,Kelurahan Wates.Kini sebanyak tujuh gang dari Jalan Batok dan empat gang dari Jalan Bromo ditutup secara mandiri.Satu-satunya pintu keluar masuk 11 gang Jalan Batok dan Jalan Bromo hanya terdapat di Jalan Batok Raya.Pintu jalan yang dilengkapi gapura besar masuk sebanyak 600 KK (kepala keluarga) yang mendiami lingkungan RW 02 tersebut.Di balik gapura dilengkapi keran pancuran dan tempat sabun.Itu khusus untuk tempat cuci tangan bagi siapa saja yang keluar masuk area tersebut.Sekitar tiga meter dari tempat cuci tangan terdapat tenda yang dibangun ala kadarnya oleh warga setempat sebagai pos jaga 24 jam."Ini sudah kami dirikan sejak tanggal 28 Maret lalu"ujar Wijoyanto,ketua RW 02 kepada Jawa Pos.Hampir sebulan lamanya pembatasan akses keluar masuk lingkungan sudah diberlakukan.Perberlakukan itu tak mulus-mulus juga.Awalnya masih ada satu-dua warga yang bandel enggan mencuci tangan.Seiring berjalannya waktu dan kian mewabahnya korona di Indonesia,warga yang belum tersadar itu akhirnya melunak.Tak itu saja.Awal pemberlakukan pembatasan wilayah tingkat RW itu mewajibkan warga yang keluar masuk pintu utama disemprot disinfektan.Baik yang berjalan kaki,memakai kendaraan roda dua maupun roda empat."Tapi hanya berjalan tiga hari.Soalnya diprotes ibu-ibu karena mengeluhkan gatal-gatal setelah disemprot.Sekarang,disemprot tidak pakai disinfektan tapi pewangi saja,"lanjut Wiji.Meski satu satu pintu,aktivitas warga relatif tak terganggu.Karena mereka masih bisa beraktivitas seperti biasanya seperti bekerja,belanja & lainnya.Hanya saja,kerap diimbau untuk stay at home alias berdiam diri dirumah.Terlebih bagi anak-anak sekolah.Pemberlakuan satu pintu itu berlaku 24 jam penuh.Sebagian waktu dijaga oleh penjaga.Sedangkan lainnya oleh warga sendiri."Kalau penjaga iu sejak pukul 20.00 hingga pukul 05.00 pagi,"terang Wiji.Warga membentuk tim satgas mandiri di lingkungannya.Tak hanya penjagaan lingkungan yang diperketat.Setiap RT juga diminta koordinasi apabila ada pemudik yang datang.Serta jika ada warganya yang sakit."Disini ada 2 ODP yang dulunya sudah karantina mandiri 14 hari.Sekarang sudah selesai,"bebernya.Posko juga mengimbau warga yang keluar lingkungannya menggunakan masker.Mereka turut diminta menghindari tempat keramaian atau berkerumun.Memang tidak ada sanksi khusus.Hanya saja seluruh RT dan tokoh masyarakat sudah komitmen dan disiplin untuk menjaga lingkungan dari wabah.Lurah Wates Amanullah Widi,menyebutkan dikelurahannya,setidaknya 3 lingkungan yang sudah memberlakukan pembatasan wilayah tingkat RW.Yaitu,di Lingkungan Pertama Jalan Batok,Lingkungan Jalan Panderman,& Lingkungan Jalan Rajekwesi."Iti inisiatif warga sendiri,"terang dia.Sekarang ini,Posko di tingkat Kelurahan diminta mengatensi kalangan pemudik yang datang pulang kampung.Setidaknya sudah puluhan pemudik telah tercatat telah melapor ke posko."Sejauh ini suhu tubuh mereka normal,"tegas Widi.Meski begitu,pihaknya meminta pemudik untuk mengkarantina dirinya selama 14 hari.Mereka akan terus dipantau oleh masing-masing RT."ya dilarang keluyuran.Karena karantina selama 14 hari,"tandasnya.(Di kutip dari Radar Mojokerto,Jawa Pos,18 April 2020).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label : KEGIATAN