Minggu, 26 April 2020

BINROHTAL 866:MENYIKAPI WABAH DENGAN TAUHID,FIKIH DAN ADAB.

Saat ngaji usai salat Duhur di Masjid Junnatul Fuadah Polres Jombang,Selasa pengasuh Pesantren Hidayatul Quran Tembelang,ustad Yusuf Hidayat menjelaskan cara menyikapi korona."Korona masuk kategori wabah karena penyebarannya yang begitu cepat dan meluas serta penularannya sangat mudah"tuturnya.Munculnya wabah antara lain disebabkan karena banyaknya kemaksiataan dan kemunkaran.Sebagaimana ditegaskan Nabi Muhammad SAW.Tidaklah perbuatan keji tersebar pada suatu kaum kemudian mereka melakukannya dengan terang-terangan,kecuali akan tersebar ditengah-tengah mereka wabah penyakit tha'un dan berbagai penyakit yang belum pernah terjadi pada kaum sebelum mereka.Dalam menghadapi wabah,Islam mengajarkan kita untuk menyikapinya melalui tiga pandangan:aqidah,fikih dan adab.Menurut Aqidah,setiap muslim wajib menyakini tidak ada hal sekecil apapun di jagat raya ini yang dapat bergerak atau memberikan dampak sedikitpun kecuali dengan izin Allah SWT,termasuk penyakit.Hakikatnya,penyakit tidak menular dengan sendirinya,melainkan dengan izin Allah SWT.Karenanya setiap mukmin wajib berserah diri kepada Allah,sebab penyakit ini dari Allah dan hanya Allah yang Mampu mengangkatnya sebagaimana Allah Maha Mampu menciptakannya.Ketika menimpa Muslim yang taat,penyakit ini menjadi rahmat yang menggugurkan dosa juga mengangkat derajat.Sebaliknya saat menimpa ahli maksiat atau orang kafir maka penyakit ini adalah siksaan.Nabi menjelaskan,muslim yang wafat disebabkan wabah,maka ia wafat sebagai syahid."Karenanya,kita wajib berserah diri kepada Allah,kembali kepada Allah,perbahrui taubat,menangis di dalam sujud,mengemis di tengah keheningan malam,selalu memohon perlindungan dari-Nya,inilah yang dinamakan tawakal"sarannya.Dalam kaca mata fiqih,salah satu prinsip dasar syariat adalah menjaga jiwa.Islam mendorong segala hal yang menjaga keselamatan jiwa manusia dan melarang segala yang mengancamnya.Syariat memerintahkan kita untuk waspada dan berhati-hati dari wabah dan sejenisnya.Rasulullah SAW bersabda;larilah kamu dari orang yang sakit kusta sebagaimana kau lari dari kejaran harimau.Nabi memerintahkan kita sebisa mungkin menghindari wabah yang menular.Sejumlah hadist menganjurkan untuk berobat ketika sakit.Fiqih juga sangat memerhatikan keselamatan jiwa.Sebagai contoh,orang yang memiliki luka,jika air bisa membahayakan lukanya maka boleh bertayamum.Orang yang sakit dibolehkan meninggalkan puasa dan mengqada setelah sembuh.Seseorang yang khawatir akan keselamatan dirinya dengan kekhawatiran yang berdasar diizinkan tidak salat Jumat."Korona adalah virus yang tak terlihat,orang yang sudah terjangkitpun tidak langsung nampak gejalanya sehingga bisa menularkan kemana-mana tanpa mengetahui dirinya sakit"urainya.Kaca mata adab mengharuskan kita untuk tidak menertawakan musibah yang menimpa saudara-saudara kita.Serta mengharuskan kita untuk rendah hati,jangan merasa kuat dan hebat ketika tidak menular.Juga mendoakan orang yang sakit korona agar sembuh."Jangan menimbun kebutuhan.Bantu mereka yang sedang kesulitan dengan segala kemampuan"pungkasnya.(Dikutip Radar Jombang,15 April 2020).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label : KEGIATAN