Senin, 03 Februari 2020
Binrohtal 814 : Pentingnya Berguru
Saat ngaji usai salat Duhur di Masjid Polres Jombang Selasa (28/1),pengasuh Pesantren Hidayatul Quran,Tembelang,ustad Yusuf Hidayat,menjelaskan pentingnya berguru dalam memahami Quran & Hadits."Memahami Al Quran maupun hadits tidak bisa dilakukan sembarang orang,"tuturnya.Namun hanya orang-orang yang memiliki daya intelektual memadai dengan ketentuan-ketentuan yang sangat ketat.Misalnya,dalam memahami QS Al fath 10 dimana terdapat kalimat yadullah.Jika diterjemahkan bebas berarti tangan Allah.Ini membuat Allah serupa makhluk yakni punya tangan.Padahal dalam QS Assyura 11 ditegaskan,tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Allah SWT.para ulama mu'tabar pun tidak menerjemahkan yadullah sebagai tangan Allah.Memahami ayat atau hadits bukanlah pekerjaan mudah.Dibutuhkan penguasaan berbagai disiplin ilmu seperti tafsir,mushtalahul hadits,sharaf,nahwu,& ain sebagainya.Di samping itu juga perlu menelisik pandangan-pandangan ulama sebelumnya yang mu'tabar.Misalnya ketika kita berbicara tentang status hukum kejadian tertentu dengan merujuk kepada Al Quran atau hadits.Maka satu hal yang tidak bisa diabaikan adalah memerhatikan pandangan para fuqaha terdahulu tentang bagaimana mereka memahami ayat atau hadits tersebut.Begitu juga pandangan para ahli tafsir atau pensyiarah hadits yang sudah mu'tabar atau diakui.Dari sini kemudian muncul pertanyaan apakah sikap orang tersebut dibolehkan mengingat ia adalah orang yang pengetahuan agamanya masih meragukan karena baru belajar tentang Islam.Muhammad Amin Al-Kurdi Al Irbill dalam Kitab Tanwirul Qulub secara tegas melarang mengikuti orang yang tidak mau memakai pendapat para ulama sebelumnya.Siapa yang tidak mengikuti salah satu dari imam-imam madzhab.Seraya berkata,"Saya beramal berdasarkan Al Quran & hadits,"& mengaku telah mampu memahami hukum Al Quran & Hadits,maka orang tersebut tidak bisa diterima.Ia bahkan termasuk orang yang bersalah,sesat & menyesatkan.Di era sekarang ini,banyak tersebar dakwaan atau klaim-klaim batil.Banyak orang ingin mengungguli para pemimpin agama,padahal ia jauh di bawah mereka dalam ilmu,amal,integritas,& analisis."Sebagai orang awam,,kita tidak boleh berbicara mengenai suatu persoalan dengan merujuk langsung Al Quran & hadits dengan mengabaikan pandangan-pandangan ulama yang sudah dianggap mu'tabar atau diakui & diterima pendapatnya,"tegasnya.ini karena rendahnya tingkat keilmuan,amaliah,& analisis kita dibanding mereka.(Di kutip dari Radar Jombang,Jawa Pos,29 Januari 2020).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar