Rabu, 01 Januari 2020

Binrohtal 792 : Mencintai Musuh

Saat ngaji usai salat Duhur di masjid Polres Jombang,Kamis (26/12),pengasuh Pesantren Tebuireng Putri,KH fahmi Amrullah Hadzik,menjelaskan pentingnya berbuat baik.Bahkan pada musuh sekalipun."Berhati-hatilah bila kita memiliki musuh.Apalagi sampai selesaikan urusan musuh ini.Seperti memberi maaf atau meminta maaf.Karena hal ini akan mengganjal hisab kelak,"tuturnya.Bisa jadi orang yang dianggap musuh kelak memiliki kedudukan yang lebih baik daripada kita karena sudah meminta maaf atau memaafkan.Gus Fahmi menjelaskan,dalam kehidupan seseorang ada 2 hal.Yang satu ditinggal di dunia,yang satu turut dibawa mati.Yang ditinggal adalah harta,keluarga & handai taulan.Sedangkan yang dibawa mati ada 2,kebaikan & keburukan.Kebaikan adalah amal saleh,sedangkan keburukan adalah amal buruk.Banyak yang tidak menyadari bahwa salah satu keburukan adalah memiliki musuh."Musuh bukan hanya dalam perang,tapi semua orang yang kita benci bisa dianggap musuh,"jelasnya.Dalam kitab al-Tibr al Masbuk fi Nasihah al-Muluk,Imam Al Ghazali cerita kedatangan Jenderal Besar Naisabur bernama Abu Ali bin Ilyas ke Majelis Imam Abu Ali al-Daqaq,wafat 405 H,yang dikenal zuhud.Jenderal Abu Ali berkata,"Berikan aku nasihat!" Imam Abu Ali al Daqaq berkata kepadanya,"Wahai Amr,aku hendak menanyakan satu persoalan padamu.Aku harap kau menjawabnya tanpa kenifakan,"Abu Ali berujar."Baik akan kujawab pertanyaan tuan syekh,"Imam al Daqaq bertanya,"Manakah yang lebih kau cintai harta,atau musuh?" Abu Ali menjawab,"Harta lebih aku cintai daripada musuh,"Kemudian Imam al Daqaq berucap : "Bagaimana bisa tuan meninggalkan harta yang tuan cintai setelah kematian tuan & membawa musuh yang tuan tidak cintai setelah kematian tuan & membawa musuh yang tuan tidak cintai bersama tuan di kehidupan setelah mati?"Amir itu menangis.Matanya tertutup,sembari berujar,"Benar yang tuan nasihatkan ini,"Nasihat Imam Abu Ali al Daqaq itu menarik untuk direnungkan.Sebab mengedepankan kemanusiaan di atas segalanya.Ia menarik kemanusiaan untuk masuk ke wilayah akhirat,dengan menegaskan bahwa harta yang lebih dicintai oleh Jenderal itu tidak akan dibawa mati.Tapi musuh yang ia benci akan turut bersamanya di kehidupan mendatang.Seburuk-buruknya musuh,ia tetap manusia yang memiliki peluang sama dengan kita diakhirat kelak,tergantung bagaimana cara ia hdup.Dengan kata lain,musuh harus lebih dicintai,bukan harta.Cara mencintainya dengan menghilangkan perilaku buruk mereka & membawa mereka ke jalan yang benar.Jangan membencinya karena permusuhan.Cintailah mereka karena kemanusiaan.Sebanyak apapun harta yang kita kumpulkan,tidak akan dibawa mati.Seburuk apapun musuh yang kita miliki,ia akan bersama kita di akhirat kelak.Dengan mangatakan nasihat ini kepada seorang Jenderal Besar,Imam Abu Ali al Daqaq berharap agar jenderal tersebut lebih mengutamakan dakwah & pendekatan persuasif dalam membebaskan suatu daerah,bukan penyerangan membabi buta untuk mendapatkan harta rampasan perang.(Di kutip dari Radar Jombang,Jawa Pos,30 Desember 2019).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label : KEGIATAN