Rabu, 20 November 2019
NING ITA-DEWAN SEPAKAT MEMPERTAHANKAN PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN,TERUS CARI FORMULA ATASI KENAIKAN BESARAN PREMI BPJS.. .
Jawa Pos,Radar Mojokerto-Pemkot Mojokerto terus berupaya mencari formula baru dalam mengatasi kenaikan besaran premi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial/BPJS Kesehatan.Untuk itu,Walikota Mojokerto Ika Puspitasari terus berkonsultasi dengan BPJS Pusat & Mojokerto,sebagai bentuk ikhtiar dalam peningkatan pelayanan kesehatan & mempertahankan Universal Health Coverage/UHC Pemkot.Sesuai dengan Peraturan Presiden RI Nomor 75 Tahun 2019,iuran BPJS Kesehatan tahun 2020 mendatang akan naik sebesar Rp.42.000 dari Rp.23.000.Ini artinya,pada 2020 Pemkot Mojokerto akan mengalami lonjakan pembayaran hingga Rp.26.712.000.000.Sedangkan,dana yang terlanjur dianggarkan pada APBD 2020 untuk pembayaran premi BPJS senilai Rp.14.026.482.100."Untuk kekurangannya sebesar Rp.12.685.517.900,rencananya akan kami ambilkan dari pajak rokok sebesar Rp.3.301.820.195.Sedangkan untuk sisanya masih kami carikan solusinya.Apakah akan diambilkan dari Silpa atau memotong program-program kesehatan lainnya,masih kami diskusikan,"kata Ning Ita,sapaan akrab Walikota,Senin (18/11).Kenaikan iuran BPJS ini,lanjut Ning Ita,sangat berdampak pada program Pemkot Mojokerto,utamanya pada Dinas Kesehatan.Di mana,sejak 2 tahun terakhir,Pemkot telah menjalankan program Universal Health Coverage/UHC.Melalui program ini ada 96,2% warga telah mendapatkan jaminan kesehatan sebanyak 142 ribu orang.Agar 96.2% warga Kota Mojokerto terpenuhi jaminan kesehatannya,Pemkot rela membayarkan iuran BPJS Kesehatan untuk 52.264 orang.Namun,dari jumlah tersebut Pemkot tidak menanggung untuk penerima KIS dari Pemerintah pusat & peserta BPJS mandiri.Sedangkan untuk ASN,Pemkot menanggung iuran BPJS sebesar 4% yang dipotong dari gaji pegawai."Untuk 1%,ditanggung sendiri sama yang bersangkutan.Ini telah sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2019 pasal 30 tentang perubahan atas peraturan Presiden Nomor 82 tahun 2018,tentang jaminan kesehatan,"imbuh Walikota Perempuan pertama Kota Mojokerto ini.(di kutip dari Radar Mojokerto,Jawa Pos,19 November 2019).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar