Jumat, 15 November 2019

Binrohtal 758 : Jangan Remehkan Hal Sepele

Saat ngaji usai salat Duhur di masjid Polres Jombang,Kamis (7/11),Pengasuh Pesantren Tebu Ireng Putri,KH Fahmi Amrullah Hadzik menjelaskan pentingnya menyerahkan suatu urusan kepada ahlinya."Ketika suatu urusan diselesaikan kepada orang yang bukan ahlinya,maka tunggulah waktu kehancuran,"ucapnya mengutip hadits Nabi Muhammad SAW.Banyak yang memiliki kadar keilmuan yang mumpuni.tapi terkadang mereka tidak paham akan hal-hal sepele yang memang bukan bidangnya walaupun itu hal yang terjadi setiap hari.Sehingga mempunyai penilaian yang berbeda-beda."Kita bisa bersatu & bersepakat melawan menghadapi sesuatu yang satu tapi diluar pengetahuan kita,"paparnya.Gus Fahmi lalu cerita.Suatu ketika tokoh sufi yang dikenal di masa Dinasti Saljuk.Nasrudin Hoja,diseret ke pengadilan atas tuduhan menggangu ketertiban masyarakat.Dakwaan ini berdasarkan laporan bahwa Nasrudin menyampaikan khutbah di berbagai tempat yang dianggap menyudutkan orang-orang yang terkenal sebagai pakar atau ahli berbagai bidang ilmu.Dalam khutbahnya,ia menyebut orang-orang yang berkedudukan sebagai ahli politik,ahli hukum,ahli agama & ahli ilmu lainnya sebagai orang bodoh,kebingungan & tidak bisa mengambil keputusan.Akhirnya mereka yang merasa tersinggung bersepakat menyeret Nasrudin ke meja hijau.Sebagai terdakwa tunggal,Nasrudin dikelilingi oleh para pakar selain raja yang menjadi hakim.Setelah pengadilan dibuka,sang raja berkata,"Wahai Nasrudin,giliranmu yang pertama untuk berbicara,bicaralah...".Nasrudin meminta agar dibawakan sejumlah pena beserta kertasnya.Setelah itu,Nasrudin berkata,tolong bagikan pena & kertas ini kepada masing-masing pakar yang ada di ruangan ini".Nasrudin meminta agar dibawakan sejumlah pena beserta kertasnya.Setelah itu,Nasruddin berkata,tolong bagikan pena dan kertas ini kepada masing-masing pakar yang ada di ruangan ini.Ketika para pakar telah mendapatkan sebuah pena dan sehelai kertas,Nasrudin melanjutkan,"Saya memohon pada setiap pakar yang terhormat untuk menulis jawaban dari pertanyaan,Apa yang disebut dengan roti?".Dengan enteng para pakar menuangkan jawabannya diatas kertas itu lalu diberikan kepada raja.Setelah semua terkumpul,sang raja membacanya satu demi satu."Roti adalah sebuah makanan,"kata Raja.Setelah semua terkumpul,sang raja membacanya satu demi satu."Roti adalah sebuah makanan"kata raja membaca lembaran pertama."Roti merupakan terigu yang telah dimasak"kata pakar berikutnya.Demikian seterusnya,semua jawaban tak ada yang sama.Setelah dibaca semua,Nasruddin berkata pada sang raja."Ketika mereka dapat menentukan apa yang dimaksud dengan roti,barulah mereka bisa menentukan sesuatu selain roti.Misalnya menentukan benar atau salah".Nasruddin melanjutkan,dapatkah baginda raja memberikan kepercayaan untuk memutuskan suatu perkara pada orang-orang seperti ini?Bukankah aneh jika dalam urusan sepele seperti yang mereka makan setiap hari mereka tidak bersepakat,tetapi untuk memberikan penilaian pada khutbahku mereka bersepakat?".(Dikutip Radar Jombang,11 November 2019).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label : KEGIATAN