MOJOKERTO KOTA-Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) bersama Dewan Riset Daerah (DRD) Kota Mojokerto menginisiasi rintisan program kota tanpa tempat pembuangan akhir (TPA).Yakni dengan mengundang presentasi praktisi teknologi persampahan dari sejumlah negara.Kepala Bappeko Kota Mojokerto Agung Moeljono mengatakan,bersama DRD berupaya menelurkan program inovatif.Salah satunya dengan merencanakan program pengelolaan persampahan bekerja sama dengan pihak ketiga,Recycle Technologiies dari sejumlah negara.Pembahasan rencana itu dilakukan bersama Wali Kota Ika Puspitasari di rumah dinas wali kota Jumat (15/11) lalu."Presentasi Recycling Technologies membahas sistem pengelolaan sampah dengan konsep "zero to landfiil"di hadapan wali kota"kata dia.Dia menjelaskan,Kota Mojokerto dijadikan sebagai 'pilot project'dari program tersebut.Karena dianggap ideal sebagai kota percontohan yang memiliki sistem pengelolaan sampah yang cukup baik."Pemkot tetap pertahankan program yang ada,dan tidak menghapusnya meski ada teknologi baru.Program yang ada disatukan dan disinkronisasi dengan teknologi yang ditawarkan.Sehingga tidak ada cross dengan warga"jelas Agung.Apabila,pemkot menyetujui konsep pengelolaan zero to landfiil yang mana menjadikan kota tanpa TPA (a city without landfiil),pembangunan fasilitasnya akan dimulai tahun 2021.Diskusi diikuti Mr Adrian Griffiths dan Ms Dale Rautenbach dari Recycling Technologies (Inggris),Mr Jean-Christophe Lesguiller (Perancis),Mr Thomas Chhoa (Singapura),dan Mr Edoardo Cavallo (Italia) dari Alliance to End Plastic Waste.Dari Indonesia Dian Kurniawati CEO PT Tridi Oasis dan Bhima Aires Diyanto CEO PT Reciki Solusi Indonesia.Wali Kota Ning Ita mengatakan dari hasil diskusi dengan sejumlah praktisi tersebut,a city withoud landfiil atau kota tanpa TPA adalah salah satu cita-cita yang hendak diwujudkan.Pihaknya menyambut baik rintisan kerja sama tersebut.Mengingat keberadaan lahan dan kapasitas TPA Randegan yang terbatas.Pihaknya juga menyampaikan tantangan yang dihadapi seperti banyaknya sampah dibuang sembarang tempat."Ini menjadi PR (pekerjaan rumah) kita bersama untuk terus menanamkan dan menumbuh suburkan kesadaran masyarakat,agar membuang sampah pada tempatnya"ujarnya.Untuk pelaksanaan kerja sama ini,pemkot perlu persiapan.Tiga yang utama di antaranya :
-Penyiapan perjanjian atau kesepakatan terkait penyediaan lahan pengelolaan sampah.
-Penyediaan sampah yang akan dikelola.
-Penyiapan Perizinan.
"Ke depan ini akan dikomunikasikan dan dikoordinasikan dengan pihak terkait.Terlebih ada program-program pengelolaan sampah yang lebih dulu dikerjasamakan,sehingga dapat saling sinergi"pungkas Ning Ita (Dikutip Radar Mojokerto,18 November 2019).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar