Minggu, 30 Desember 2018

TARIQOH 46:Hati Hidup dan Mati.

Saat ngaji dalam khususiyah Ikatan Thariqah Qodiriyah wa Naqsyahbandiyah/ITQON di PP Darul Ulum Rejoso,Kamis (13/12),KH Cholil Dahlan,menjelaskan hati yang hidup & mati."Hati kalau ingat Allah SWT berarti hidup,kalau hati tidak ingat Allah berarti mati,"tuturnya.Walaupun hidup,kalau hatinya mati,hakikatnya mati.Sebaliknya,walaupun mati,kalau hatinya hidup,hakikatnya tetap hidup.Sebagaimana ditegaskan dalam QS Al Baqarah 154 & QS Ali Imron 169.Orang-orang yang matinya dalam keadaan  hatinya terus ingat Allah,sesungguhnya mereka tetap hidup,bahkan tetap mendapat rezeki dai Allah SWT."orang yang hatinya terus ingat Allah,kalau mati tidak akan terasa sakit.Dia seperti orang yang tidur yang ketika sudah bangun berganti teman,"bebernya.Pengasuh PP Darul Ulum Rejoso sekaligus Ketua MUI Jombang ini menjelaskan,yang dilihat Allah SWT dari manusia adalah hatinya."Bukan wajahnya,bukan pakaiannya,bukan hartanya,"jelasnya.Hati yang mati membuat lisan gampang berucap kasar,kotor & jelek.Sikap & perilakunya mudah menyakiti orang lain serta sulit melaksanakan salat.Hati yang mati merupakan sinyal kelak bakal disiksa di akhirat.Sebaliknya,hati yang hidup membuat lisan selalu mengucapkan kata-kata yang baik."Serta badannya mudah melakukan amal saleh,"urainya.Beliau lalu mengutip QS Al Ahzab 70-71.Orang yang kata-katanya selalu baik,diberi Allah SWT 2 anugerah.
-Pertama,mudah melaksanakan amal saleh
-Kedua,dosanya diampuni oleh Allah SWT
Hati yang hidup merupakan sinyal kelak bakal dimasukkan Allah SWT ke dalam surga.Inilah sebabnya,warga Thariqah dibimbing agar hatinya terus hidup & ingat kepada Allah SWT.Caranya,setiap usai salat diwajibkan zikir zaher 165 kali & haiah tertentu.Kiai Cholil mengingatkan,Allah SWT selalu melihat hati manusia,namun manusia tidak boleh menilai isi hati orang lain sebab yang tahu isi hati manusia hanyalah Allah SWT.Beliau lalu menceritakan sahabat Umar bin Khotob dalam peperangan.Suatu ketika ada musuh yang terdesak lalu mengucap Syahadat.Walaupun sudah mengucap Syahadat,Umar tetap menebas lehernya hingga musuh itu mati.Melihat itu,Rasulullah Muhammad SAW menegur Umar,kenapa orang yang sudah bersyahadat kok tetap dibunuh?Umar menjawab,dia Syahadat hanya agar selamat dari pedangku ya Rasulullah! Nabi lalu berkata,apakah kamu tahu isi hati manusia? Ini merupakan pelajaran dari Nabi Muhammad SAW,bahwa manusia tidak boleh menghakimi hati orang.Kita hanya menghukum berdasarkan lahiriyah.Kalau ada orang sudah bersyahadat,kita harus berprasangka baik dia orang Islam.Tidak boleh dituduh kafir.Nabi Muhammad SAW menyatakan,orang yang menuduh orang Islam sebagai kafir,maka kekafiran itu akan kembali ke si penuduh.Orang yang beruntung adalah orang yang sibuk mencari kekurangannya sendiri dibanding mencari kekurangan orang lain.(Di kutip dari Radar Jombang,Jawa Pos,30 Desember 2018).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label : KEGIATAN