JAKARTA-PT Freeport Indonesia (PT FI) akhirnya mendapat kepastian berbisnis di Indonesia.PT Inalum (Persero) meneken perjanjian pembelian (SPA) 51 persen saham divestasi dengan Freeport McMoran dan Rio Tirto.SPA itu merupakan tindak lanjut dari "head of agreement (HoA) yang sudah ditandatangani pada 12 Juli 2018.Menteri ESDM Ignasius Jonan menuturkan,pemerintah akan menerbitkan IUPK (Izin usaha pertambangan khusus) 2 x 10 tahun hingga 2041 bagi PT FI sebagai pengganti KK (kontrak karya).Tetapi,IUPK baru diberikan seusai pembayaran transaksi divestasi oleh Inalum tuntas."Setelah ini kita menunggu,tapi kalau ditanya kapan,tergantung selesai transfer pembayaran Inalum kepada Rio Tinto & FCX (Freeport Mc Moran),"ujarnya kemarin (27/9).Perjanjian itu merupakan yang terakhir guna menyelesaikan proses divestasi isinya mencakup divestasi agereemewnt,shareholder agreement,serta excange agreement.Divestasi agreement mencakup kesepakatan transaksi saat ini,sedangkan shareholder agreement adalah perjanjian antara 2 pihak dengan Rio Tinto tentang pengelolaan PT FI pasca divestasi yang berlaku hingga tahun 2041.Rencananya,ada 6 Direksi dengan 3 Direksi berasal dari Inalum & 3 Direksi dari Freeport Indonesia."jadi semua selesai,mengikat.Jadi,kita tinggal selesaikan izin dokumen,administrasi & tinggal bayar,"imbuh Dirut Inalum Budi Gunadi Sadikin.Budi menyatakan,keseluruhan transaksi dapat diselesaikan pada November mendatang sesuai kesiapan pendanaan dari 11 bank yang membiayai divestasi senilai USD 3,85 Miliar atau sekitar Rp.57 Triliun itu.Dijelaskan,salah satu hal yang menyita waktu cukup lama adalah izin anti trust dari Tiongkok lantaran eksport tembaga Freeport banyak ke negeri panda tersebut."Sebab,Tiongkok tidak mau membeli hasil eksport Freeport jika terjadi merger dengan dominasi saham milik entitas baru,"tambahnya.Menteri BUMN Rini Soemarno menambahkan,penundaan pembayaran hingga November dilakukan lantaran diperlukan konfirmasi terlebih dahulu ke negara-negara tujuan eksport.Kewajiban PT FI untuk membangun pabrik peleburan (smelter) tembaga berkapasitas 2 hingga 2,6 juta ton/tahun juga akan terus di monitor pemerintah.Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan,divestasi itu merupakan komitmen pemerintah untuk memperjuangkan yang terbaik.Dari sisi penerimaan negara,smelter untuk downstrem,pengelolaan & menghormati hak investor yang datang ke Indonesia.
*Proyeksi Keuangan Inalum Tahun 2018*
-Pendapatan Rp.64 Triliun
-Ebitda Rp.16,4 Triliun
-Ebitda Margin 25,7%
-Net Income Rp.9,6 Triliun
-Aset Rp.175 Triliun
-Liabilitas Rp.98 Triliun
-Kas Rp.17 Triliun
(Sumber : PT Inalum) (di kutip dari Jawa Pos,Halaman Ekonomi Bisnis,28 September 2018).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar