Eklamsia adalah kondisi serangan kejang tiba-tiba yang dapat disusul dengan koma atau tidak dengan preklamsia.Eklamsia merupakan kondisi yang sebenarnya jarang terjadi namun harus segera ditangani apabila muncul karena dapat membahayakan nyawa sang ibu & bayi yang dikandungnya.Angka kejadian eklamsia bervariasi antara 0,2-0,5% dari seluruh persalinan & lebih banyak ditemukan pada negara berkembang (0,3-0,7%) dibanding negara maju ((0,05-0,1%).Eklamsia sendiri bisa terjadi pada saat ibu masih hamil,ataupun setelah persalinan.Preeklamsia sendiri dulunya ditegakkan dengan adanya edema/bengkak pada tungkal ibu hamil,di masa kehamilan lebih dari 2 minggu.Sekarang edema atau bengkak pada tungkal tidak lagi digunakan untuk menegakkan diagnose preeklamsia karena juga dijumpai pada kehamilan normal sedangkan kejang eklamsia dapat dibagi menjadi 2 fase,yaitu ;
-Fase pertama adalah kejang sekitar 15-20 detik yang ditandai dengan kedutan disekitar wajah (kejang tonik),setelah itu kejang eklamsia akan masuk fase kedua.
-Fase kedua ini yang ditandai dengan kejang otot disekitar rahang,otot mata & akhirnya menyebar ke seluruh tubuh selama sekitar 60 detik (kejang klonik).
Untuk mencegah eklamsia,cara paling efektif adalah dengan mendeteksi resiko terjadinya preekalmsia pada awal kehamilan.Munculnya peklamsia pada ibu hamil selalu didahului dengan preeklamsia.Seringkali ibu hamil yang mengalami preelamsia tidak menunjukkan gejala,akan tetapi preeklamsia dapat diketahui pada waktu pemeriksaan dengan tanda-tanda klinis seperti : Hipertensi & Proteinuria.Jika preeklamsia sudah masuk tahapan berat,gejala-gejala yang dapat muncul pada pada ibu hamil antara lain ;
^Pusing
^Sakit kepala
^Mual
^Muntah
^Nyeri perut
^Gangguan penglihatan
^Perubahan refleks badan
^Gangguan kondisi mental
^Adanya cairan dalam paru-paru(pulmonari edema)
Sebelum eklamsia terjadi,biasanya terdapat gejala-gejala seperti :
#Sakit kepala
#Nyeri ulu hati
#Penglihatan kabur
Eklamsia atau kejang masih dapat terjadi hingga 6 minggu setelah persalinan,oleh karena itu,ibu hamil dengan preeklamsia ataupun hipertensi harus tetap waspada hingga 6 minggu setelah melahirkan.Beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan resiko preeklamsia & eklamsia pada ibu hamil adalah ;
$ Ibu hamil dengan umur yang ekstrim (<16 tahun atau >40 tahun)
$ Memiliki riwayat preeklamsia atau eklamsia pada kehamilan sebelumnya
$ Obesitas
$ Kencing manis/diabetes mellitus
$ Ukuran bayi yang besar/abnormal
-Faktor lainnya :
@ Mengalami hipertensi sebelum menjalani kehamilan
@ Menjalani kehamilan yang dilakukan melalui donor sel telur/inseminasi buatan
@ Mengalami kehamilan berganda/anak kembar
@ Jarak kehamilan berikutnya jauh (>10 tahun)
@ Kondisi sosial ekonomi rendah
@ Pemeriksaan kehamilan (ANC) tidak rutin
Karena penyebab preeklamsia & eklamsia belum diketahui secara pasti,maka langkah pencegahan cukup sulit dilakukan,namun dokter dapat menyarankan sejumlah hal kepada ibu hamil untuk meminimalisasi resiko terjadinya kedua kondisi tersebut beserta komplikasinya diantaranya :
+ Mengatur usia kehamilan
+ Melakukan pemeriksaan kehamilan yang teratur terutama bagi yang memiliki faktor resiko
+ Melakukan skinning preeklamsia untuk mengetahui secara dini kemungkinan preeklamsia.
(di kutip dari Radar Mojokerto,Jawa Pos,26 September 2018).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar