Rabu, 11 Juli 2018

MOJOKERTO PUNYA CERITA:Lambang Kota Mojokerto,Masukkan Unsur Majapahit.

Mojokerto Kota-Setiap Kota selalu memiliki lambang pemerintahan.Bentuk & lambang akan mencerminkan identitas dari masing-masing daerah asalnya.Di Kota Mojokerto,pembentukan lambang memiliki cita rasa Kerajaan Majapahit.Hal itu tak lepas dari dipakainya pohon maja pada penggunaan lambang kota.Setidaknya,pembentukan lambang dilakukan mulai masa penjajahan Belanda.Sekitar tahun 1918 sejak berdirinya pemerintah kota atau Stadgemeente Mojokerto.sejak saat itu,lambang telah mengalami beberapa perubahan hingga akhirnya ditetapkan lambang kota yang ada saat ini.Masing-masing gambar & logo memiliki beberapa perbedaan desain.Perbedaan itu terjadi karena adanya beberapa kali penetapa terhadap lambang Kota Mojokerto.Awal pembentukan lambang merupakan instruksi dari Pemerintah pusat Gubernement kepada setiap kota yang memiliki pemerintahan atau statdgemente.Beberapa logo sempat dibentuk & diterbitkan dalam buku.Di Mojokerto,untuk menetapkan hasil kerja yang telah dilakukan sebelumnya sebuah rapat dilakukan oleh Gemeentrad Mojokerto atau Dewan Kota Mojokerto pada tanggal 28 Agustus 1929.Dewan kota tersebut merupakan lembaga legislatif yang anggotanya berasal dari berbagai unsur.Ada anggota yang dipilih berasal dari kalangan pribumi atau inlander serta etnis tionghoa yang saat itu jumlahnya cukup besar di Kota Mojokerto.Sementara anggota yang diangkat secara penerapan berasal dari kalangan Eropa,dalam hal ini adalah orang Belanda.Secara umum,rapat dewan kota itu menyepakati bahwa Mojokerto sangat erat kaitannya dengan kerajaan Majapahit.Untuk memberi bentuk keterkaitan maka lambang kota juga harus mencakup unsur yang bisa di kaitkan dengan kerajaan masa lalu itu.Pilihan unsur yang akan dimasukkan itu adalah pohon mojo (maja).Ya,pohon dengan buah berbentuk bulat tersebut memang menjadi legenda munculnya nama Majapahit.Setelah unsur utama di sepakati,maka identitas logo dengan bentuk pohon maja yang tertanam dalam bingkai perisai warna hijau kemudian di atas perisai terdapat kroon gauden atau mahkota emas dengan 5 daun.Sedangkan di bawah perisai tertera nama Modjokerto dengan huruf warna hitam pada seutas pita putih.Tetapi lambang dengan mahkota 5 daun itu tidak bertahan lama.Logo tersebut hanya digunakan sekitar setahun saja hingga akhirnya pada 12 Agustus 1930 lambang diubah & ditetapkan kembali dengan mengurangi jumlah daun pada mahkota emas menjadi hanya menjadi 3 buah.Selain itu juga menambahkan 2 buah mutiara pada mahkota selebihnya masih sama dengan bentuk semula.Di samping itu,pada masa kolonial juga ada logo lain yang dipakai oleh Kota Mojokerto yaitu lambang dengan tambahan 2 singa yang mengapit perisai emas & berdiri pada seutas pita dengan tulisan nama Modjokerto.Di perkirakan,logo tersebut ditetapkan setelah tahun 1930.Pencantuman gambar tentu singa itu menunjukkan bahwa Mojokerto adalah bagian dari Kerajaan Belanda karena singa adalah lambang nasional Kerajaan Belanda.varian lambang lain yang sempat beredar adalah lambang dengan mencantumkan air sungai pada tengah perisai.gambar itu menunjukkan jika Kota Mojokerto juga memiliki keterkaitan dengan Sungai Brantas & Majapahit.Meski dibuat sejak zaman Belanda,namun lambang kota tetap memiliki cita rasa Majapahit.Menurutnya,upaya tersebut tak lepas dari anggota dewan yang berasal dari unsur pribumi.Meski memiliki keterbatasan kewenangan yang dimiliki para anggota dewan lainnya,namun mereka tetap berupaya untuk tidak meninggalkan identitas daerahnya.Pilihannya tentu adalah identitas asli yang terkait langsung dengan imperium terbesar Nusantara,yakni Majapahit.

PERTAHANKAN POHON MAJA
Sementara itu,lambang Kota Mojokerto yang ada saat ini merupakan lambang terakhir yang ditetapkan sejak masa kemerdekaan.Tak jauh berbeda sejak awal dibentuk,karena tetap berpihak pada kultur Majapahit.Hal itu terlihat dengan dipertahankannya unsur kedaerahan pada identitas lambang Kota Mojokerto setelah merdeka ditetapkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara (DPRDS) Kota Kecil Mojokerto.Penetapan itu dilakukan dalam sidang Paripurna ke-3 pada 9 September 1953 lalu.Dalam keputusannya,DPRDS menyetujui dan mengesahkan keputusan panitia sayembara pembuatan lambang Kota Mojokerto.Para anggota legislatif sementara itu menyepakati untuk membuat lambang kotanya.Rupanya,terdapat kesalahan penyebutan nama kota."Pembuatan lambang dilakukan dalam sayembara atau lomba"ujarnya.Tetapi terdapat sedikit kesalahan pada nama-daerah yang tertulis Kota Pradja Modjokerto,Sedangkan status Kota Onde-Onde kala itu berstatus Mojokerto sebagai Kota Kecil.Kesalahan penamaan itu kemudian diperbaiki.Sehingga ditetapkan pencantuman kalimat "Kota Ketjil Modjokerto".Lambang kota kecil itu sendiri berbentuk perisai dengan lima sudut runcing.Bentuk yang melambangkan pertahanan berdasarkan Pancasila.Pada tengahnya tergambar jantung yang diapit padi dan kapas.Lambang yang menyiratkan hidup dalam kemakmuran.Keberadaan pohon maja tetap dipertahankan.Dalam gambar jantung terlukis pohon maja yang memiliki 12 akar,9 buah & 3 cabang.Angka itu menunjukkan tahun berdirinya Kerajaan Majapahit.Pada tengahnya terdapat kelokan warna biru yang merujuk pada sungai Brantas.Dari lambang yang ditetapkan itu,jelas maknanya kota Mojokerto yang keberadaannya terkait erat dengan Majapahit.Untuk kota perjuangan juga tak luput dari pembentukan lambang.Keterkaitan dengan kemerdekaan itu dapat dilihat pada bentuk perisai.Rasa nasionalisme itu tertuang pada 5 sudut runcing pada perisai.Kota Mojokerto pada masa revolusi menjadi pusat pertahanan republik terhadap serangan lawan.(Di kutip dari Radar Mojokerto,Jawa Pos 11 Juli 2018).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label : KEGIATAN