Gubernur Jawa Timur Soekarwo beberapa hari lalu menyatakan bahwa Provinsi Jawa Timur saat ini KLB (Kejadian Luar Biasa) penyakit difteri.Tak terkecuali Kota Mojokerto.Untuk menindaklanjuti hal tersebut,Senin (22/1)Wali Kota Mojokerto mengelar Microplanning ORI Difteri.Wali Kota didampingi Asisten Heryana Dodik,Kepala Dinas Kesehatan Ch Indah Wahyu,Kepala BPPKA Agung Moeljono dan Komisi III DPRD Kota Mojokerto Choiroyaroh dan Ita Primaria Lestari,kegiatan ini berlangsung di Ruang Nusantara Kantor Pemkot Mojokerto.Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus mengatakan bahwa pihaknya segera akan segera menandatangani SK Wali Kota Mojokerto terkait Difteri.Karena pencegahan Difteri ini dengan imunisasi,maka gerakan imunisasi ini harus di topang dengan dana APBD Propinsi & APBD Kota Mojokerto.Upaya ini membutuhkan koordinasi dengan lintas sektoral,baik dengan Dinas Pendidikan,dengan Kantor Kementerian Agama maupun institusi yang lain.Posyandu,Puskesmas,juga peran serta Forkopimda Mojokerto."Tolong disampaikan bahwa imunisasi ini tidak diberikan di tempat praktik swasta maupun rumah sakit.Yang ada hanya di posyandu,sekolah dan puskesmas.Pelaksanaan Imunisasi ORI Difteri berlangsung bulan Februari,Juli dan November"lanjut Wali Kota.Walikota juga menekankan bahwa tidak ada satu program pun yang di laksanakan hanya pada 1 institusi tetapi asaa kebersamaan ini harus terus kita bangun untuk mengatasi permasalahan khususnya di bidang Kesehatan ini."Karena kesehatan merupakan program proritas kita sesuai dengan visi misi kita untu meningkatkan kualitas sumber dayaa manusia di Kota Mojokerto,"urainya.Difteri merupakan penyakit infeksi yang di sebabkan oleh kuman Corynebacterium Diptherioe di tandai denag adanya peradangan pada tempat infeksi,terutama pada selaput bagian dalam saluran pernafasan bagian atas,hidung & juga kulit.Penyakit ini sangat mudah menular dan berbahaya karena dapat menyebabkan kematian pada 5-10 % penderita.Difteri menular dari manusia ke manusia bila terjadi kontak dengan penderita yaitu melalui percikan ludah yang keluar saat batuk atau bersin,kontak langsung dengan permukaan kulit atau luka terbuka,kontak dengan benda-benda yang terkena kuman difteri (mainan,pakaian,kasur,dsb).
ORI (outbreak response imumunization) adalah kegiatan Imunisasi difteri yang bertujuan untuk meningkatkan kekebalan kelompok masyarakat di daerah dengan kejadian difteri.ORI 3 putaran.Untuk anak usia 1 sampai 19 tahun.(Dikutip Radar Mojokerto 23 Januari 2018).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar