Minggu, 26 November 2017

Tak Boleh Sakit Parah:Defisit Membengkak,BPJS Wacanakan Tak Biayai Sejumlah Penyakit.Dan Banyak Operasi Caesar Yang Tidak Perlu.

Jakarta : Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan ingin "lempar handuk".Defisit yang terus menggunung membuat jaminan penyelenggara Jaminan Kesehataan Nasional (JKN) itu berencana mengurangi manfaat Biaya pengobatan beberapa penyakit berbiaya tinggi tidak akan mereka tanggung lagi.Rencan tersebut di kritik Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) DKI Jakarta dr.Slamet Budiarto.Bahwa BPJS berencana mengurangi manfaat,salh satunya dengan cost-sharing biaya pengobatan,itu sah-sah saja.Namun cost-sharing tidak boleh di berlakukan biaya untuk pengobatan penyakit katastropik yang mengancam nyawa."Filisofi JKN adalah jangan sampai orang sakit bisa meninggal karena nggak punya uang,"kata dr.Slamet."Cost-sharing seharusnya untuk nonkatastropik.Ibaratnya,flu saja sudah di bawa ke rumah sakit,:lanjutnya.Dia menyebutkan,ada beberapa hal yang bisa di lakukan BPJS Kesehatan untuk mengurangi klaim biaya pengobatan,salah satunya aturan pelaksanaan prosedur caesar.Tida sedikit pasien yang seharusnya bisa melahirkan secara normal,tapi malah memnta prosedur caesar dengan berbagai tujuan.Salah satunya,mereka ingin anaknya lahir pada tanggal cantik.Padahal,prosedur caesar yang menghabiskan banyak obat dan tindakan medis,otomatis tindakan itu menelan biaya yang lebih banyak.Pengobatan penyakit ringan yang tidak seharusnya di Rumah sakit,menurut dr.Slamet juga menyedot biaya yang cukup besar.Hal itulah yang harus di tekan BPJS Kesehatan.Defisit BPJS Kesehatan memang sudah sangat mengkhawatirkan.Tahun ini adalah tahun yang ke-4 JKN pengganti ASKES itu mengalami defisit hingga 9 triliun.Kondisi itulah yang mendorong mereka melontarkan wacana cost-sharing beberapa penyakit kronis saat rapat dengar pendapat dengan DPR pada Kamis (23/11).Rencananya.cost-sharing di berlakukan untuk 8 penyakit,yaitu : jantung,kanker,gagal ginjal,stroke,thalasemia,sirisis,leukimia dan hemofilia.8 penyakit tersebut,menurut BPJS Kesehatan menjadi penyebab begitu besarnya defisit karena pengobatan berlangsung lama.Menteri Kesehatan Nila F.Moeloek sempat menuturkan bahwa pembiayaan untuk pasien gagal ginjal selama ini sudah mencapai Rp 2,3 trilliun.Humas BPJS Kesehatan Nopi Hidayat menyatakan,cost-sharing delapan penyakit tersebut masih sebatas wacana"Ini hanya gambaran dan referensi akademik untuk diketahui perbandingan dengan kondisi negara lain"jelasnya saat dihunbungi kemarin.Di beberapa negara yang memberlakukan JKN,cost-sharing di lakukan untuk membiayai pengobatan penyakit yang memerlukan perawatan medis lama dan berbiaya tinggi.Cost-sharing itu rencananya berlaku bagi peserta dari golongan mandiri."Pada rapat dengar pendapat di komisi IX DPR Kamis lalu,BPJS Kesehatan di minta memaparkan bagaimana negara lain membiayai penyakit katstropik,"ungkapnya.Wakil Ketua Komisi IX Saleh Partaonan Daulay menuturkan,dalam rapat dengar pendapat antara komisinya dan BPJS serta Kementerian Kesehataan,muncul beberapa opsi untuk menyelesaikan masalah defisit yang di alami BPJS Kesehatan.Menurutnya,ada 4 opsi yang di usulkan.
1.Mengurangi manfaat.Jadi tidak semua pelayanan di cover BPJS Kesehatan.
2.Menaikkan iuran.Misalnya dari Rp.25 ribu menjadi 35 ribu.
3.Mencari pembiayaan lain.Muncul wacana pembiayaan kesehatan akan di ambilkan dari cukai rokok.Sebanyak 5%.Namun,usul itu masih menjadi perdebatan.Sebab,tidak etis jika biayaa kesehatan ditutup dari sumber yang dinilai tidak baik.
4.Cost-sharing,yaitu tidak semua biaya kesehatan di tanggung BPJS,ada sebagin yang harus di tanggung masyarakat.Cost-sharing itu sebenarnya hampir sama dengan mengurangi manfaat.


BPJS Kesehatan tak bisa cover 8 penyakit parah
*Kanker
  Biasanya pasien datang saat stadium 2 keatas sehingga pengobatan harus panjang.Selain itu,bisa jadi sel
  kanker berkembang di tempat lain (metafase).
*Gagal ginjal
  Penderita gagal ginjal biasanya harus menjalani cuci darah sepanjang hidupnya.Cuci darah akan dilakukan
  1-2 kali dalam seminggu dengan biaya rata-rata Rp.1 juta untuk sekali cuci darah
*Stroke
 Penderita stroke merupakan salah satu yang terbanyak di tanggung BPJS Kesehatan.Pengobatan bisa berla
 ngsung seumur hidup.
*Sirosis
 Perawatan untuk penderita sirosis harus dilakukan seumur hidup.Transplantasi hati menjadi salah satu harap
 an untuk sembuh.Namun,di Indonesia belum banyak yang bisa melakukan transplantasi hati.
*Penyakit jantung
 Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit dengan biaya perawatan tertinggi.Seorang pasien kadang
 perlu beberapa kali operasi
*Hemofilia,Thalasemia,Leukimia
 Penderita 3 penyakit ini cukup banyak .Mereka harus menjalani pengobatan seumur hidup.
 (Di kutip dari Head Line Jawa Pos,Minggu,26 November 2017).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label : KEGIATAN