Minggu, 19 November 2017
Kiprah Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Sebagai Penyambung Aspirasi Warga,Bantu Masalah Keluarga Hingga Urus Ambulans Dan Sering Jadi Jaminan Untuk Masuk Rumah Sakit.
Fungsi awalnya adalah menyaring informasi di masyarakat,tapi fungsi itu kian melebar dan punya fungsi sosial.Semua di lakukan demi warga Surabaya.Rumah seluas 20 m2 di gang sempit itu dibagi 2.Sebuah sekat dari tripleks jadi pembatasnya.5 orang sedang duduk bersila di lantai keramik putih rumah tersebut.Serius.Mereka berbincang tentang masa depan 3 anak yang ditinggal cerai oleh orang tuanya.Perceraian itu unik.Bukan pisah,lalu salah satu hilang.Namun,orang tua yang sudah bercerai tersebut tetap tinggal serumah,yang memisahkan mereka hanya sekat rumah dari tripleks itu.Ya,ibu dan anak hanya terpisahkan oleh pembatas yang tebalnya tidak lebih dari 1/2 cm.Namun,pembatas tersebut menjadi bukti jelas.Nafkah dan tanggung jawab merupakan tanggungan masing-masing.Imbasnya,3 anak telantar.Sebut saja dari yang paling tua namanya Dina,santi dan Rudi.Sebagai yang paling tua,Dina kini jadi tulang punggung keluarga.Hidupnya tergantung dari gaji bulanan sebagai penjaga stan di Tunjungan Plaza.Adiknya yang ke-2 masih bersekolah.Beruntung,dia dapat keringanan dari sebuah sekolah SMA Swasta.Rudi yang masih berumur 15 tahun hanya berada di rumah.Nganggur.Rudi ingin bersekolah,tapi tidak ada biaya.Tidak ada kabar jelas bagaimana sang Ibu dan Ayah sekarang.Yang jelas,si Ayah terlihat seperti orang ling-lung.Stres setelah di-PHK dan diceraiakn istrinya.Si Ibu tidak tau kerja apa.Ada adik perempuan Ibunya yang kadang membantu 3 ank tersebut.Ditengah kondisi itu,Santi dan Rudi masih punya harapan besar untuk melanjutkan sekolah.Harapannya,jika punya ijazah mereka bisa ikut cari nafkah.Sekadar meringankan beban sang kakak yang jadi tulang punggung keluarga.Permasalahan tersebut ternyata didengar Kelompok Informasi Masyarakat(KIM)Surabaya.KIM merupakan sebuah kader Informasi bentukan Kementerian Komunikasi dan Informatika(Kemkominfo) serta Dinas Kominfo di level Propinsi atau Kota.Tim itu berfungsi sebagai pengawas sekaligus perpanjangan tangan masyarakat ke Pemerintah Daerah.KIM tersebar hingga ke tingkat Kelurahan.Kabar soal kondisi 3 bersaudara yang ditinggal cerai tersebut berasal dari anggota KIM di wilayah Kecamatan Tegalsari.Mereka pun tanggap.KIM mengunjungi dan mendengar permasalahan langsung dari Dina dan ke-2 saudaranya pada Rabu siang(15/11).Mereka berusaha menyelesaikan dan mencari solusi bagi mereka.Bobbin Nila Prasanta Yudha,Ketua Forum KIM Surabaya,datang langsung menemui mereka.Boni,sapaannya,menawari Santi dan Rudi untuk dicarikan orang tua angkat.Ayah angkat yang dimaksud hanya akan membantu biaya bagi Santi dan Rudi untuk bersekolah."Saya manut saja.Yang penting bisa sekolah lagi.Tapi kalau bisa disambi kerja,"ucap Rudi.Mendengar keinginan tersebut,Boni mencarikan pekerjaan untuk Rudi."Dia suka bidang otomotif.Akan Kami carikan orang yang bisa nampung dia,"ujar pria 43 tahun tersebut.Hal itupun disambut senyum Rudi.Sekolah Santi dan Rudi ditanggung sebuah lembaga sosial yang biasa menampung dan membiayai sekolah anak yatim.Benar saja,KIM punya jaringan yang cukup luas kalau soal masalah sosial.KIM sudah jadi langganan untuk menyelesaikan masalah sosial seperti itu.Masalah Dina dan ke-2 saudaranya hanya 1 kisah yang ditangani KIM.Masih banyak aduan yang mampir ke KIM untuk diselesaikan.Boni menyatakan,KIM memang memiliki banyak peran sebagai agen informasi masyarakat.Bukan hanya penyambung lidah,KIM juga jadi tim dadakan untuk membantu masalah warga Surabaya,yang paling sering diterima KIM adalah soal masalah sosial.Misalnya,orang telantar,sakit,hingga meninggal.Banyak laporan yang masuk tidak lepas dari penyebaran KIM di 31 Kecamatan dan 92 Kelurahan.Anggotanya adalah tokoh-tokoh sosial kemasyarakatan di wilayah masing-masing.KIM berdiri sejak tahun 2010.Namun,saat itu baru SK Kecamatan yang mengukuhkan fungsi KIM.Baru pada 31 Mei KIM diakui melalui SK Diskominfo Kota Surabaya.KIM pun berubah menjadi sebuah forum tingkat kota.Sejak ada SK tersebut,KIM lebih leluasa dan jadi punya banyak peran.Seandainya ada SK Walikota,KIM akan menjadi organisasi sosial semacam Karang Taruna atau Pekerja Sosial Masyarakat(PSM) yang jauh lebih berdaya.Saat menerima laporan warga,KIM di tingkat Kelurahan dan Kecamatan akan langsung melapor ke KIM tingkat Kota.Lalu,kasus pun ditangani.Contohnya,saat ada orang telantar dan sakit yang tergeletak di wilayah Pagesangan beberapa tahun lalu."Kondisi orang itu tidak memiliki identitas dan sempat tidak sadarkan diri,makanya beberapa warga tidak berani mendekat karena takut,dikira sudah meninggal,"ungkap pria asli Surabaya tersebut.Saat itu KIM datang,orang orang itu langsung dirujuk ke Rumah Sakit dengan menggunakan ambulans gratis milik Dinsos Kota Surabaya.Awalnya,ambulans tidak mau merujuk ke Rumah sakit,kendalanya,yang telantar bukan orang Surabaya.Tida ada penjamain bagi orang yang akan menanggung biayanya.Kalau sudah begitu,Boni yang akhirnya mengajukan diri menjadi penjamin karena kebetulan juga terdaftar sebagai anggota Pekerja Sosial Masyarakat Kecamatan.Meskipun orang tersebut tanpa identitas,nyawa tetap jadi prioritasnya."Yang jadi penjamin ya kami,"tegas bapak 1 anak tersebut.saat nyawa sudah terselamatkan,baru KIM menghubungi Dinas Sosial Kota maupun propinsi untuk penanganan lebih lanjut,termasuk urusan biaya perawatan si pasien.Lain lagi pengalaman Rizki Rahma Dinati,pengurus KIM Swaraguna Gunung Anyar dan Forum KIM Surabay.Rizki mendampingi pelaku UKM disekitar tempat tinggalnya.Pendampinga dilakukan dengan menerapkan strategi pemasaran on line.Terbukti,ada kenaikan omzet pelaku UKM yang didampingi.Memang,soal On-line KIM punya ilmu lebih.Ilmu lebih itu menjadikan KIM berperan penting sebagai penyaring informasi ke masyarakat.Sering kali KIM menjadi pagar pengaman info hoax yang masuk ke masyarakat."Biasanya kalau ada informasi yang tidak benar dari sumber manapun,kami punya jurus jitu,namanya Gerakan Berhenti di Kita.saat berhenti di kita,tidak akan ada berita hoax yang berlanjut ke masyarakat."tutur pria yang juga aktif sebagai pegiat sosial tersebut.Boni mengakui,meskipun sudah ada layanan call center 112,fungsi KIM tidak lantas surut,justru fungsi KIM masih tetap sama."ini semua soal kedekatan dengan masyarakat,tanpa di minta masyaraakat sering curhat soal permasalahan mereka.Mulai soal pendidikan,UKM,sosial,hingga kesehatan.Misalnya,saat orang yang butuh rujukan dan bukan orang Surabaya."Pasti rujukannya ke kami,"ujar Boni.Boni menerangkan,saking seringnya pihaknya mengurus dan membawa pasien,rumah sakit sampai hafal.Pas mereka datang,pasti pasiennya lebih dulu jadi prioritas.Urusan adminisstrasi diurus belakangan."Kodenya ya lihat seragam kami.Mereka tahu kami yang jamin dan kami dari pemerintah,"jelasnya.Berkat peran KIM yang melebihi tugas pokoknya,KIM Surabaya berkesempatan untuk bertandang ke Malaysia pada 23-28 Oktober.Disana,mereka bertemu dengan forum kota yang hampir sama dengan KIM di Surabaya,namanya KIM(Komuniti 1 Malaysia).Dalam pertemuan tersebut,KIM Surabaya berkesempatan memaparkan apa saja yang sudah dilakukan."Tugas KIM di Surabaya ternyata bukan hanya soal informasi,tetapi juga bidang lain.Semangatnya adalah pembangunan masyarakat yang lebih baik,"tuturnya.Boni berharap,KIM bisa memiliki SK Walikota Surabaya.Dengan begitu,masyarkat dengan mudah dapat terbantu dan sejahtera.Begitu juga penyebaran KIM.Dia berharap KIM tersebar hingga seluruh Kelurahan."Kami targetkan tahun ini KIM ada di 154 kelurahan di Surabaya,"tandasnya.(Di kutip dari Metropolis Week End,Jawa Pos 18 November 2017).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar