Rabu, 22 November 2017

Benar-Salah Tentang Diabetes.

Hari Diabetes Sedunia di peringati setiap tanggal 14 November.Tahun in Badan Kesehatan Dunia (WHO) memproyeksikan penyakit tersebut termasuk dalam 7 pemicu kematian pada tahun 2030.sasarannya bukan lagi lansia.dalam 3 dekade terakhir,kenaiakan angka kejadian pada kalangan 18 thun ke atas naik drastis.Dari 4,7% pada tahun 1980 menjadi 8,5% pad tahun 290154.Pola hidup yang tidak sehat menjadi pemicu utama.Di masyarakat masih banyak salah kaprah tentang Diabetes (kencing manis).Berikut penjelasan Dr.dr.Soebagijo Adi SpPD-KEMD dan Dokter Spesialis syaraf Yana Saelan SpSS dari Siloam Hospitals Surabaya.
Diabetes hanya terdiri atas 2 jenis,yakni Diabetes basah dan kering
Diabetes type 1
Usia pasien relatif muda,bahkan kadang terjadi paada anak-anak.Hingga kin belum diketahui penyebabnya.Produksi insulin pada tubuh relatif rendah sehingga pasien mutlak membutuhkan insulin.
Diabetes Melitus type 2
Umumnya terjadi pada usia 40 tahun keatas,namun kini lebih muda.Produksi insulin pada tubuh terganggu akibat pola hidup tidak sehat,seperti sering mengkonsumsi makanan berkalori tinggi,junk food,dan kurang aktifitas fisik.
Diabetes type lain
Ada 2 penyebab Diabetes pada type ini.Pertama,kelainan genetik,Kedua konsumsi kortisteroid berlebihan yang mengakibatkan produksi dan penyerapan insulin terganggu.
Diabetes Gestasional
hanya terjadi saat hamil.Umumnya dipicu hiperglikemia(kenaikan gula darah)di atas normal.Ibu yang mengalami Diabetes gestasional rawan mengalami komplikasi selamaa hamil dan saat melahirkan.Selain itu,Ibu dan anak punya resiko mengalami DM type 2
Penderita Diabetes biasa nya gemuk
Dari paparan WHO,90% penderita Diabetes mengalami kegemukan,mulai berat badan berlebih hingga obesitas.Di Asia,angka kejadian Diabesitas (diabetes akibat obesitas) naik 111% pada tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun 1980.dr.Soebagijo menjelaskan hal tersebut dipicu sumber makanan poko Asia berupa nasi,yang mengandung karbohidrat dan gula tinggi sehingga meningkatkan resiko gemuk sekaligus Diabetes.
Penderita harus tes untuk tahu diagnosis
dr.Soebagijo menjelaskan,ada beberapa langkah untuk mengetahui status Diabetes seseorang,yakni melalui tes gula darah maupun kadar hbA1C.Namun,ada pula 4 tanda klasik yang menjadi tetenger Diabetes.
*Poliuria(sering berkemih)
*Polodipsia(sering mersa haus)
*Polifagia(sering merasa lapar)
*Penurunan berat badan drastis meski nafsu makan baik dan tidak melakukan diet khusus.
Selain itu,ada pula gejala pula gejala kronis atau perlahan,diantaranya :
*Kesemutan,kram,dan kulit terasa tebal
*Mudah lelah dan cepat mengantuk
*Gatal di sekitar organ intim,terutama pada wanita.
*Gigi mudah goyah,terutama pada saat kadar gula tinggi.Namun,saat gula darah turun atau normal,tida ada gangguan
*Pda pria,muncul gangguan sulit ereksi.
Pengidap Diabetes tidak boleh ngemil
Orang-orang dengan Diabetes justru disarankan mengkonsumsi camilan diantara waktu makan besar.dr.Soebagijo menjelaskan,pengidap disarankan makan 6X sehari,yaitu 3X makan besar,dan 3X camilan.Yang perlu dicermati,pilihan makanan untuk selingan.Upayakan porsi tidak terlalu besar dan punya indeks glikemik rendah(low GI).Low GI menunjukkan bahwa kandungan karbohidrat dalam makanan tidak memengaruhi kadar gula darah secara drastis,contohnya,buah dan sayur,yang tidak mengandung pati,kacang-kacangan dan serealia.
Obat-obatan Diabetes bisa membebani kerja ginjal sehingga harus dikonsumsi saat kambuh saja
Justru diabetes yang tidak terkontrol bisa mengakibatkan syaraf dan pembuluh darah rusak,termasuk pada ginjal.Apalagi jika disertai dengan tekanan darah tinggi.Resiko komplikasi akan semakin naik.dr.Soebagijo dan dr.Yanna menjelaskan,obat Diabetes aman bagi ginjal karena melalui uji lembaga keamanan obat dan makanan Amerika Serikat FDa.Saat dipasarkan di Indonesia,obat tersebut juga melalui pengujian ulang oleh BPOM.
Orang dengan Diabetes beresiko Komplikasi
Kandungan gula darah yang tinggi,menurut dr.Yanna merupakan musuh utama syaraf.Ia beresiko mengikis inti maupun selubung syaraf.Bila tidak terkontrol dan tidak mendapat  pengobatan yang tepat,kualitas syaraf akan turun.dr.Yanna mengistilahkan,kualitas syaraf bak KW 2.Gejalanya pun bisa beragam,mulai dari sekadar kebas atau mati rasa,stroke,hingga gangren.dr.Yanna mengatakan,jika muncul tanda tersebut,pengidap sebaiknya segera memeriksakan diri,jika dibiarkan,area yang terganggu akan meluas.Bahkan,untuk pengidap Diabetes dengan stroke,kerusakan otak akan lebih parah.Dalam semenit,jumlah sel otak yang terdampak mencapai 1,9 juta sel.Jika tidak segera ditangani,sel yang rusak akan lebih banyak dan tidak bisa beregenerasi.Sementara itu,jika komplikasi manimpa syaraf gerak,otot akan mengalami penyusutan(atrofi).dr.Yanna mencontohkan,pada beberapa kasus komplikasi lumbosacral radiculopathy (kerusakan syaraf tulang belakang)pengidap mengalami pengecilan kaki disertai nyeri di area pusar hingga kaki.(Di kutip dari Jawa Pos For Her,21 November 2017).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label : KEGIATAN