Kamis, 05 November 2020

PRODUKSI SAMPAH DI KOTA MOJOKERTO TURUN.

 MOJOKERTO KOTA-Jumlah produksi sampah di Kota Mojokerto mengalami penurunan.Per hari,sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir/TPA Randegan,Kelurahan Kedundung,Kecamatan Magersari,Kota Mojokerto kurang dari 70 ton.Sampah yang ditampung didominasi sisa buah & sayuran dari pasar.Kabid Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup/DLH Kota Mojokerto Dwi Agus Heri W,mengatakan,jumlah sampah yang masuk ke TPA Randegan sudah berkurang 15 sampai 20%.Menurut Dwi Agus,penurunan jumlah itu hasil dari pemilahan sampah yang efektif."Yang masuk TPA sekitar 60 sampai 70 ton / hari.Itu dari seluruh kota lho ya.Andaikan tidak dipilah itu masih 100 ton lebih/hari,"terangnya.Di awal masa pandemi Covid-19,jumlah produksi sampah pada bulan April mencapai 84 ton/hari.Memasuki bulan Mei jumlahnya meningkat hingga 92 ton/hari.Kenaikan produksi sampah semasa pandemi ini dimaklumi.Hal iu dipengaruhi oleh perilaku masyarakat yang banyak menghentikan aktifitas diluar ruangan.Dwi Agus menambahkan sampah yang dikirim ke TPA Randegan sudah melalui 2 tahap pemilahan.Tahapan itu meliputi pemilahan ditingkat RT,RW,melalui bank sampah.Serta pemilahan ditempat pengelolaan sampah terpadu/TPST."Kita punya 150 bank sampah.Sampah yang relatif baru & belum tersentuh dengan tanah langsung dipilah.Kalau sampah yang sudah amsuk TPST itu sampah yang sudah tercampur tanah,tapi masih bisa dipilah,"terangnya.Permasalahan di TPA Randegan saat ini adalah pengelolaan sampah jenis plastik & kaleng.Pasalnya,sekalipun telah dilakukan pemilahan,2 jenis sampah itu yang tetap masuk ke pembuangan akhir."Sekalipun ada pemilahan tetap ada yang terlewatkan.Kalau organik in kan jadi tahan.Yang anorganik,plastik sama kaleng-kaleng bekas ini yang susah,"terangnya.Selama ini,TPA Randegan sudah ada upaya pengelolaan sampah nonorganik dengan cara dikonversi menjadi bahan bakar.Sedikitnya,ada 20 warga di sekitar TPA yang memanfaatkan energi gas dari sampah tersebut.Namun,hal itu diakui Dwi Agus belum maksimal karena belum bisa mengurangi sampahs ecara masif & membutuhkan banyak biaya."Alatnya ini yang mahal.Kalau ada investor yang berani masuk,kita akan mencapai zero waste aau sampahnya nol,"terangnya.(Di kutip dari Radar Mojokerto,Jawa Pos,28 Oktober 2020).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label : KEGIATAN