Saat ngaji usai salat Duhur di Masjid Junnatul Fuadah Polres Jombang,Rabu (28/10),KH Lukman Hakim menjelaskan keistimewaan umat Nabi Muhammad SAW.Sehingga kelak masuk surga lebih dulu dibanding umat-umat nabi sebelumnya."Umat nabi Muhammad SAW masih berencana melakukan kebaikan saja sudah diganjar bahkan diselamatkannya,"tuturnya.Kiai Lukman lalu menyampaikan cerita dalam kitab Ianatut Tolibin.Kisah ini terjadi pada zaman daulah Abbasiyah.Tepatnya era Khalifah Abdul Malik bin Marwan.Suatu hari,ada pemuda kaya,gagah,& tampan naik kuda.Di tengah jalan,kudanya lepas kendali & berlari kencang.Walaupun si pemuda sudah berusaha menghentikan,kudanya tetap saja lari tanpa jelas arahnya.Sampai akhirnya melewati depan istana.Di depan istana kebetulan ada anak Khalifah yang sedang bermain.Kuda ini pun menerjang anak khalifah sampai tewas."Setelah menabrak,kudanya masih tetap belum berhenti,"kata Kiai Lukman.Seperti tabrak lari.Mendengar anaknya tewas ditabrak kuda,Khalifah murka.Dia bertekad akan membunuh si penunggang kuda yang menabrak anaknya.Si pemuda juga ketakutan.Dia merasa pasti akan dibunuh jika tertangkap.Sebelum dihadapkan Khalifah,si pemuda bernasar dalam hati.Jika tidak dihukum mati,dia akan mengadakan acara Maulid memperngati Hari Kelahiran Rasulullah Muhammad SAW secara besar-besaran bersama orang-orang dikampungnya.Begitu sampai didepan Khalifah,ternyata hati Khalifah luluh.Dia sudah tidak marah.Khalifah tidak lai ingin membalas kematian anaknya dengan qisos.Bahkan Khalifah mau memaafkan & mengampuni si pemuda.Padahal sebelumnya,dia sangat marah & ingin membalas nyawa anaknya dengan nyawa si pemuda."Khalifah lalu bertanya ; wahai pemuda,sihir apa yang kamu gunakan sehingga hatiku luluh tak lagi marah,"paparnya.Si pemuda lantas cerita,dia tida menggunakan sihir.Dia hanya bernazar dalam hati jika tidak dihukum mati,maka dia akan mengadakan Mauludan memperingati Hari Lahir Nabi Muhammad SAW besar-besaran bersama orang-orang dikampungnya.Mendengar itu,khalifah justru makin simpati."Khalifah bahkan memberi hadiah kepada si pemuda untuk dibuatMauludan,"paparnya.Ini menunjukkan keberkahan Maulid Nabi besar Muhammad SAW."Maka sebisa-bisanya,walaupun sederhana,kita harus berupaya mengadakan Mauludan di masjid,musala maupun rumah,"sarannya.(Di kutip dari Radar Jombang,Jawa Pos,30 Oktober 2020).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar