Tahun 2020 telah bergulir.Termasuk program prioritas pembangunan daerah yang turut beralih.Tentunya demi meningkatkan kualitas & taraf hidup masyarakat.Menatap 2020,Pemkot Mojokerto akan langsung tancap gas untuk kembali menggarap infrastruktur serta peningkatan Sumber Daya Manusia/SDM.Salah satu yang menjadi program prioritas adalah pengembangan sektor pariwisata & perdagangan yang mulai digarap tahun ini.Walikota Ika Puspitasari,menjelaskan,tahun 2020 ini Pemkot akan tetap mengusung terwujudnya ekonomi daerah yang mandiri & berdaya saing melalui pembangunan infrastruktur berbasis kerakyatan.Karena itu,salah satu pembangunan fisik yang bakalan digenjot adalah sektor pariwisata & perdagangan."Tahun 2020 kita akan ada pembangunan destinasi wisata & perdagangan,'"tandasnya.Setidaknya,ada beberapa titik destinasi pariwisata & perdagangan yang akan disentuh pembangunan fisik tahun ini.Diantaranya,sebut Ning Ita,adalah Pembangunan Kolam Pemandian Sekar Sari.Bahkan,penyusunan perencanaan rampung dikerjakan."Sudah selesai perencanaannya,jadi bisa early tender (Lelang dini).Di awal tahun ini sudah bisa kit masukkan di bagian PBJ (Pengaadaan Barang & Jasa),"ujarnya.Setidaknya,wisata pemandian legendaris di Kota Onde-onde itu dialokasikan sekitar Rp.12 miliar.Hampir seluruh bangunan akan dirombak total.Ning Ita menjelaskan,Lokasi pemandian Sekar Sari didesain ulang menjadi lebih modern & terbagi menjadi 3 area.
- Pertama adalah kolam renang dewasa yang didesain standard bagi atlet.Setidaknya,panjang kolam renang akan diperluas menjadi 25 meter serta dilengkapi dengan tribun penonton.
- Sementara area kedua diperuntukkan untuk water boom sebagai wahana bermain air bagi anak-anak.
- "Sedangkan area ketiga menyambung dengan menara Tribuwana Tungga Dewi sebagai area kuliner,"tandasnya.
-Sentuhan di sekitar berikutnya adalah pembangunan Skywalk Mojopahit yang rencananya bakal ditempatkan di area Alun-Alun Kota Mojokerto.Dia mengatakan,Skywalk tersebut tidak hanya berfungsi untuk mewadahi Pedagang Kaki Lima (PKL) di bidang kuliner,tetapi juga dikemas menjadi destinasi wisata baru."Sehingga orang akan datang ke Skywalk Mojopahit tidak hanya untuk memanjakan lidah,tetapi juga sebagai destinasi yang nyaman untuk wisata"ujarnya.
-Di samping itu,yang juga menjadi proyek prioritas adalah dilanjutkannya pembangunan Rest Area Gunung Gedangan,Kecamatan Magersari.Tahap Pertama telah rampung dikerjakan di 2019 yang menyerap Rp 1,4 milliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Perdagangan (Kemendag).Sedangkan tahun ini proyek tersebut akan kembali mendapat jatah DAK sebesar Rp 3,5 milliar.Dana yang bersumber dari APBN tersebut diperuntukkan untuk menambah bangunan fisik dari yang ada saat ini.Di dalamnya terdapat kios,los dan selasar sebagai stan untuk berjualan.Orang nomor satu di lingkup pemkot ini menyebut di samping sebagai rest area,lokasi tersebut juga bisa menjadi jujukan transit pengendara yang melintas di jalan nasional By pass Kota Mojokerto."Karena Kota Mojokerto ini penghubung antara Surabaya,Jombang,Madiun,& seterusnya,"urainya.Ning Ita menyebutkan,menginjak 2020 ini juga mulai menapaki tahap awal pembangunan Wisata Bahari Majapahit.Destinasi baru tersebut akan didirikan diarea Jembatan Rejoto tepatnya di kawasan sungai Ngotok,Kecamatan Prajurit Kulon,Kota Mojokerto.Sebagai langkah awal,yang sudah siap untuk disorong ke meja lelang adalah Taman Bahari.Di taman yang dialokasikan sekitar 2 miliar lebih itu akan terbagi beberapa bagian.Meliputi area camping ground & outbond.Selain itu juga terdapat miniatur kapal Majapahit sebagai ikon sekaligus area foodcourt & cindera mata sebagai buah tangan bagi wisatawan.Bahkan,juga akan didirikan amphitheather atau panggung pertunjukan terbuka yang berkapasitas kurang lebih 800 sampai 1.000 orang."Dari seluruh grand desain yang kita persiapkan,yang sudah lengkap adalah pelaksanaan sampai DED (Detail Engineering Design) baru taman bahari majapahitnya,"imbuhnya.Dari sejumlah pembangunan infrastruktur pariwisata & perdagangan itu,harap Ning Ita,bisa mendukung kemandirian & berdaya saing.Yaitu dengan meningkatnya Pendapatan Asli Daerah/PAD & tumbuhnya perekonomian masyarakat."Ke depan,kalau destinasi wisata sudah terwujud,multiplier efeknya selain kemandirian fiskal daerah juga pada kesejahteraan masyarakat,"katanya.(Di kutip dari Radar Mojokerto,,1 Januari 2020).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar